Part 15

1K 131 7
                                    

Lami mengajak shannon bertemu dengannya.
"Tentang jeno 'kan?" Tanya shannon

"Aku ingin kau membiarkannya pergi. Aku tahu kau sekarang tertimpa masalah, dan ada rasa sakit yang hanya kalian yang mengerti. Tapi... Saat ia bersamamu, waktunya terasa berhenti. Kami juga sudah mulai mengalami kemajuan hubungan (sudah ciuman), jadi-"

"Aku tidak mau." Bantah shannon "Hanya jeno yang kumiliki. Aku ingin ia bersamaku. Akan kulakukan apa pun untuk itu."

Shannon menatap lami dengan percaya dirinya "Jika kau bersikap sok benar hanya untuk mencoba dan menipu kami, karena perasaanmu menghilang, kaulah yang harusnya menyerah."

shannon tersenyum sinis pada lami dan melanjutkan kata-katanya "lami-ya.. Kau datang padaku hanya untuk mengeluh, karena kehilangan jeno itu menyakitkan, 'kan? "Waktunya yang berhenti saat bersamaku"??. itu hanya tipuan dan kebohonganmu saja!"

~~~

Sampai dirumahnya lami jadi merasa bersalah karena shannon marah-marah padanya seperti itu. Kedua sahabatnya hina dan saeron datang menemaninya.

"Aku mendatanginya dengan alasan tidak menyerah pada jeno. Aku keras kepala, ya?" aku lami sambil tiduran telungkup di tempat tidurnya.

"lami,kau Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak." Kata saeron menenangkan lami.

-keesokan hari sepulang sekolah-

Pulang sekolah jeno menemukan lami sepertinya sudah menunggu di depan sekolah. lami langsung melambaikan tangannya dengan salah tingkah didepan jeno.

Mereka lalu berjalan ke sebuah taman. Mereka berbicara di sebuah jembatan sambil melihat-lihat pemandangan sekelilinganya.

"Hari ini aku mengantarkan beberapa kertas, dan ada cowok yang melihatku membuka pintu dengan kaki. Beberapa orang menjauh pergi dengan sikapku. Kebiasaan itu susah untuk disingkirkan, ya?"

lami melirik jeno yang disampingnya.

"jeno Kancingmu ada yang hilang." Ucap lami.
jeno menunduk melihat kancingnya

"Jeno Saranghae" Ucap lami pelan.

Jeno sangat terkejut dan menatap lami tak percaya apa yang barusan di dengarnya.

"Jeno, aku menyukaimu. Aku datang padamu agar kau bisa menolakku dengan jelas. Agar aku bisa tenang meski patah hati. Aku ingin kau menolakku dengan jelas."

lami terus menatap jeno menunggu jawaban. Jeno terdiam agak lama sebelum ia mengambil keputusannya.

"Aku, tidak bisa pacaran denganmu." Jawab jeno pelan.

"sangat Jelas." Ucap jeno sambil tersenyum menutupi kesedihannya "Terima kasih... Tapi, kita akan tetap berteman kan."

Lami tersenyum menatap jeno yang hanya berdiri mematung didepannya itu. Lami lalu berbalik dan pergi. Ia berjalan pelan dan tak berpaling kebelakang sedikitpun.

jeno terdiam memperhatikan lami yang terlihat semakin jauh. Wajah jeno terlihat sangat sedih. jeno mendengar suara dering telpon. Ia mengambil HP dari sakunya dan melihat penelponnya.

Jeno jadi ingin membanting telponnya. Ia sedih, kesal, marah dengan apa yang sedang terjadi dalam hidupnya.

Jeno juga tidak tau klo lami yang berjalan meninggalkannya itu sedang menangis.

Yah lami sudah ditolak jeno, meski ia sempat berharap jeno juga menyukainya setelah ciuman itu. Tapi semua kini sudah jelas, jeno menolaknya.

Sepanjang perjalanan lami terus menangis. Ia tak mau menoleh kebelakang agar jeno tidak melihatnya menangis.

Next babe~ 😳

Saranghae Jeno [COMPLITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang