Part 24

922 117 5
                                    

Lami menarik tangan jeno lagi "gwencana! Apa pun yang terjadi, aku akan membantumu. Aku sudah janji, 'kan? Jika ada seseorang yang menyusahkanmu, akan kuhajar dia. Ayo." Ucap lami penuh semangat.

Jeno terkesiap mendengar sumpah lami yang gagah berani itu. (gak bisa menggambarkan perasaan lami ) . lami menarik tangan jeno untuk mengikutinya.

Mereka berjalan menyusuri jalan yang dulu pernah jeno lewati. Langkah kaki jeno berhenti di sebuah undakan jalan yang menanjak . ditempat itu mereka bisa melihat kota daegu.

"Ini tempat tinggalku selama 4 tahun." Kata jeno
"네(ne,iya)"sahut lami ikut melihat kota daegu.

"Saat pertama kali ke sini bersama ibu, aku tidak bicara untuk waktu yang lama. Tapi, ibu tetap mengajakku berbicara."

jeno berhenti di sebuah tanah kosong tempat dimana dulu rumahnya dibangun disana.ia teringat ibunya yang memasak untuknya dan tersenyum menyambut kedatangannya. Atau ibunya yang sengaja makan dikamarnya saat jeno sedang belajar lalu mereka berdua makan dikamarnya atau saat ibunya menggodanya dan menebak jeno sedang jatuh cinta dengan seorang gadis.
Jeno teringat semuanya. Teringat wajah ibunya yang tersenyum padanya.

"Aneh. Entah kenapa, aku hanya mengingat wajah tersenyumnya."gumam jeno dengan suara bergetar.

Mereka lalu pergi ke sebuah gereja.

"ohh.. julian? Kau kembali" sapa seorang pendeta mengenali jeno.
jeno menoleh pada lami "Beliau pendeta."
lami segera membungkuk memberi hormat pada pendeta itu.

"Ibuku sering ke sini. Berharap agar ia semakin membaik." Ucap jeno pelan.

Pendeta itu mendekati jeno dan berkata "Ibumu kesini tak pernah berdoa untuk dirinya sendiri."
"뭐 (mwo,apa)? *bener gk?*"jeno heran mendengar pengakuan pak pendeta.

"Setiap hari, ia datang ke sini untuk mendoakanmu." Lanjut pendeta itu.

Pendeta itu meminjamkan sebuah buku harapan doa yang biasanya ditulis jemaat yang meminta agar di doakan pendetanya.

jeno membuka satu persatu halaman buku itu untuk mencari tulisan nama ibunya dan isi doa ibunya.

"Semoga jeno senang di sekolah barunya."
jeno mencari nama ibunya lagi.

"Semoga jeno sehat selalu."
Lembar lainnya

"Semoga jeno tumbuh menjadi orang yang baik."
Lembar selanjutnya

"Semoga jeno menemukan orang yang dianggapnya penting."
Lembar lainnya

"Semoga jeno hidup dengan selalu tersenyum."

Tangan jeno bergetar setiap menemukan nama ibunya dan doanya. Tubuh jeno ikut bergetar dan ia tak sanggup menahan airmata dan isak tangisnya.

lami juga ikut terharu membaca isi doa ibu jeno untuk anaknya itu.

"Tak mementingkan dirinya sendiri,itulah seorang ibu."

Kaki jeno lemah dan ia tak sanggup berdiri dan hanya menangis saja. Lami tak berani berkata-kata,ia hanya bisa menemani jeno dan menepuk lembut punggung jeno yang masih terus meluapkan emosinya melalui tangisannya.

-tbc-
Udah hampir berakhir~
Sponsor bentaran.. 😄😄
Aku ada ceritaaaaa..
peran Utamanya,
Taeyong sama Irene 😳
tapi .... tunggu aja dah... 😄

Saranghae Jeno [COMPLITED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang