Steven (6) - Dosa Termanis.

2.7K 152 5
                                    


Ceritanya dari sisi Steven gituu... selamat membaca J

"Kulupakan semua aturan.
kuhilangkan suara yang berbisik,

'salah, kan kalau gue bergelung manja dipelukan sahabat sendiri – padahal diri sendiri udah punya tunangan?' bisikan amarah dalam hati keci, sukses membuat gue terbangun dengan sejuta ton penyesalan yang menghimpit dada.

Yang selalu menyuruhku,

'tapi, bagaimana bisa dia pergi kalau tatapan sayu Nina selalu mengundangnya, untuk berada dalam pelukan wanita itu?

Batin gue selalu berbisik bahwa semua kenikmatan surga dunia ini, adalah hal yang terakhir gue nikmatin hari ini. dan gue mematuhinya, sungguh. dimulai menahan amarah – jujur bukan gue banget (apalagi kalau sudah berurusan dengan Nina) melihat wanita itu tertawa lepas dengan pria lain dikantor, membiarkan tubuh langsing namun padat ditempat tertentu – yang sangat gue cinta itu disentuh sambil lalu, lalu tersenyum polos seolah tak trjadi apa – apa. semua stok kesabaran gue langsung musnah begitu saja ketika tanpa sengaja, gue melihat Nina dengan Ari – salah satu Manajer Pemasaran yang dilihat dari gerak – gerik sok playboy, saling bertukar nomor ponsel dan membuat gue – dengan separo akal waras yang tersisa terbang menyusul yang lain menarik Nina begitu saja dari pria itu, mencari tempat terpojok yang tak bisa diintip oleh CCTV, dan mencium buas hingga wanita itu lupa dengan apapun, dan bersifat cuek saat Ari – maupun pria malang lainnya yang terheran – heran dengan perubahan dadakan sifat Nina.

Jangan pernah berpikir meninggalkan Nina semudah membuang sampah disungai.

Kau adalah dosa termanis yang menggodaku,
saat ku jatuh..

Yah.. Nina adalah dosa termanis yang pernah dia cicipi seumur hidupnya.

"Steven..." Gue mendesah nyeri dengan gerakan tiba – tiba Nina dalam pelukan, yang membuat 'junior' kebanggan gue terbangun dengan sangat bahagia. "Dingin... Peluk."

Gue seperti tidur dengan bocah kecil berumur 5 tahun kalau sudah bersama sisi Nina yang manja luar biasa. "Lapar?"

Gue gak tau kenapa tersenyum dengan gelengan kepala pelan dari Nina yang terlindungi oleh pelukan super hangat dan posesif ala gue. "Gue mau kepantai, Steven."

"Tapi hari ini kita rapat loh ama sahabat lo."

"Bolos aja."

Gue tertawa terbahak – bahak mendengar jawaban spontan itu. "Jangan begitu, Nina..."

Suara merajuk manja dengan desah kecilnya membuat gue spontan mencium puncak kepalanya. "Selesai rapat bagaimana?"

"Gue maunya bolos saja, Steven."

"Walau ide lo sangat brilian dan menggoda, gue gak mau ambil resiko, Nina."

"Huh..." kalau sudah begitu, gue 1000% yakin Nina pasti setuju dengan usul ini. "Iyadeh, tapi ada syaratnya."

Gue terdorong mundur tiba – tiba dan tersenyum mesum saat Nina kini berada diatas gue, tanpa sehelai pakaianpun. Hanya tubuhnya yang indah menggoda serta rambut pendek yang tak beraturan, membuatnya terlihat 1000 kali lebih seksi dari apapun. "Apa, Nina?"

"Bagaimana kalau kita 'olahraga pagi' dulu disini? Biar segar bugar."

Dan gue menjawab permintaan menggoda itu dengan mencium bibirnya. Membuatnya senang, melupakan janji kepada diri sendiri untuk kesekian kalinya.

Sekali lagi, bagaimana bisa gue sanggup meninggalkannya?

Rasakan sedikit cinta..."

Tere – Dosa Termanis.

��7G�)<��

Say You Love Me (Menginginkan Lebih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang