20. (Hampir) Kehilangan.

3.3K 248 48
                                    


Kalau ada yang kuliah dengan jurusan kebidanan atau perawat, sedang baca part ini dan menemukan kesalahan info, mohon koreksinya, yah. :)

"Halo.." Karen tersenyum melihat tamunya pagi ini, lalu menaikkan selimut hingga menutupi dada karna ia sedang menyusui. "Sendiri aja, Ndo?"

Pria itu memilih meletakkan sekeranjang buah – buahan kesukaannya di atas meja, lalu duduk di kursi kecil disampingnya. menatap salah satu anaknya yang kini tertidur pulas di keranjang bayi. "Lo sehat aja, kan?"

"pertanyaan dijawab pertanyaan nih, namanya?"

"Karen.."

"Kalau gak, mereka gak akan kekenyangan karna gue, Ando."

"kenangan terakhir saat lo melahirkan, bikin jantung gue mau lepas, Karen. Lo beneran gak papa? Riwayat keluarga serta kesehatan lo ga bagus, loh."

Ia sangat, sangat ingat pada masa itu. tekanan darahnya melonjak sangat tinggi sebelum melahirkan, ketubannya pecah sebelum jadwal karna tingkat stres level berat selama kehamilan, diperburuk dengan 48 jam setelah ia melahirkan Kim ke dunia dengan susah payah, ia mengalami kejang – kejang dan pingsan dalam penanganan Darwin, membuatnya tak sadar selama 1 minggu. Saat sadar, ia melihat semua sahabatnya berdiri mengelilingi ranjangnya, Lista menangis hebat dipelukan Ando yang mnghela napas lega, Rere langsung memeluknya erat hingga harus ditarik suaminya sebelum ia pingsan lagi karna kehabisan napas, serta Darwin yang saat dikabari Ando via telpon, langsung berlari keruangannya dan terjatuh begitu saja ditepi ranjangnya dengan ekspresi luar biasa lega.

Pada hari itu dia tau, bahwa dirinya memiliki orang – orang yang mencintainya.

"Gue tau, kok."

"ASI lo lancar, kan?"

"Ando!" ia merona malu mendengar pertanyaan blak – blakan dari sahabatnya yang kini memasang wajah datar. Seolah itu biasa saja. "Harus yah gue jawab pertanyaan lo yang satu itu?"

"Banget."

"Gue udah perah ASI dan masih ada sisanya 2 botol disimpen ama Steven dikulkas pribadinya, ntar kalo lo pulang akan gue lakuin lagi. kenapa? mau?" ia tertawa terbahak – bahak melihat Ando melotot mendengar pertanyaannya. Ia memaklumi hal itu karna 4 tahun yang lalu, Lista menjadi ibu ASI Kim karna ia dalam masa pengobatan pasca kelahiran dan membahayakan bila memaksakan diri untuk tetap menyusui, mengingat banyaknya obat – obatan yang diminum pada saat itu.

Pria itu berdiri dari duduknya, lalu mendekat dan mencium keningnya lama. "Kayaknya gue harus hamil tiap tahun supaya dicium terus ama lo, Ndo."

Ando mendengus mendengarnya. "rugi gue perhatian ama lo kalau gini ceritanya."

"Oh ayolah..." ia mengedipkan mata menggoda, tertawa ketika wajah Ando semakin berlipat karna kesal. "Lo harus bahagiain gue yang baru sadar 2 hari lalu, dan bikin satu kampung ribut karna itu." Ia tersenyum. Ketika sadar, Steven sedang tertidur disampingnya saat itu sambil menggenggam erat tangannya yang terpasang jarum infus, terbangun karna gerak pelan jemarinya, dan langsung lalu memeluk erat sambil berbisik bahwa ia tak suka dihadapkan dalam posisi tak pasti seperti ini, ia berani bersumpah bahwa pria itu menangis, karna saat pelukan terlepas, sepasang mata sebiru batu safir itu memerah dan sedikit bengkak.

Ando, seperti biasa tak menanggapi ucapan ngaco Karen. "Istirahat yang cukup. Jangan bikin jantung gue lepas mulu karna lo."

"Iya cintaku. Nanti kesini lagi, yah kalo istri lo lagi gak ada." jawabnya dengan senyum menggoda, lalu menjerit kecil ketika pipi kirinya ditarik oleh Ando. "Gue cabut dulu." ucapnya tanpa nada bersalah sambil mengelus pipi anaknya yang tertidur dalam keranjang. Seulas senyum muncul ketika Ando menoleh kembali kearahnya. "Lo memang wanita luar biasa, Karen."

Say You Love Me (Menginginkan Lebih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang