Steven berdiri didepan pintu kamar Kim yang terlihat gelisah saat tidur, membuatnya khawatir. “Bear – Ly...”Demam.
Ia duduk di sisi kiri ranjang, dengan tangan mengelus dahinya yang berkeringat dingin.. “Hei, cantik.. ayo bangun.”
Sorot mata yang menjadi ciri khas keluarganya itu perlahan terbuka, dengan binar mata sedikit meredup. “mornin’, daddy. Where’s mom?”
Steven tersenyum sambil mengusap rambut panjang anaknya. Karen hanya mewariskan sorot mata mengoda, bagaimana bibir tipis itu menyunggingkan senyum, serta cueknya akan sekitar. sisanya? Kim adalah versi dirinya. “Mornin’ too, bear – ly. Mom lagi tidur. Gimana perasaannya hari ini?” semenjak hamil, Karen mudah sekali lelah dan cepat tertidur pulas dimanapun berada, namun memiliki tenaga kuda kalau sudah bercinta dengannya serta gairah sebesar gadis desa yang baru melihat gemerlapnya kota besar.Dan dia, sangat menyukai itu.
“Pusing, dad, terus Kim kedinginan, brr..” ia tersenyum ketika Kim mulai menirukan gerakan orang menggigil. “tenggorokan sakit, gak?” anggukan pelan itu rupanya memancing batuk cukup keras, karna Kim langsung memegang dadanya dengan pipi memerah serta mata berkaca – kaca menahan sakit. “Kim benci ini, daddy.”
Siapapun takkan suka dengan penyakit radang tenggorokan, apalagi yang mengalami itu anaknya sendiri. “kamu istirahat saja hari ini, daddy akan bikin sarapan.”
“Gak mau makan.”
“Sayang..” Steven menghela napas. rupanya keras kepala juga sukses diturunkan oleh Karen karna tatapan sayu Kim terlihat menantang. “Kamu harus makan biar cepat sembuh. Daddy akan bikin Sop Jamur serta segelas susu coklat hangat kesukaan kamu.”
“Juga pisang goreng dikasih parutan keju diatasnya, daddy. ”
Untuk yang satu itu, ia akan membeli bahannya nanti disupermarket seberang apartemen. “Oke. Sekarang kamu mandi biar wangi terus duduk manis diruang makan tungguin daddy bikin semuanya.”Kim melonjak senang dan memeluknya erat sebelum berlari kekamar mandi, sambil bersiul.
Baru kali ini ia melihat orang senang karna sakit.
¸
“Kamu masak apa? baunya gak enak banget.”Karen terbangun dengan perasaan mual luar biasa ketika mencium bau masakan yang paling dibencinya selama hamil, dan bergegas kekamar mandi ntuk memuntahkan semuanya.
“Kamu kenapa?” Steven langsung mematikan kompor ketika ia terlihat sempoyongan keluar dari kamar mandi, lalu memapahnya pelan ke sofa. “Aku gak suka aromanya. Bikin..” Steven langsung menyodorkan baskom kecil yang sengaja ia letakkan disetiap sudut ruangan untuk memudahkan Karen, agar tak selalu berlari kekamar mandi karna ia takut wanita itu terpeleset, atau berakhir mengotori lantai.
Ia melirik Kim yang asyik menikmati semangkok sarapannya di meja makan, mengabaikan kerusuhan yang ada. “Maaf, aku gak tau.”
“Gak papa.” Karen menyandarkan kepalanya sangat pusing di sofa. Hangover berat tak ada apa – apanya dibandingkan ini. “Asal Kim mau makan saja. soalnya dia kalau sakit rewelnya ampun..”
Steven mengelap keringat dingin yang membasahi kening Karen dengan tisu. “Kamu ingin aku masakkin apa?”
“Kamu bikin apa?” please, bikin sesuatu yang bisa gue makan. Harapnya dalam hati. ia ingin sekali mengunyah sesuatu, tapi yang tersedia Cuma bubur ayam, sop, serta roti gandum, memikirkannya saja sudah membuat perutnya mual luar biasa.
Ini kehamilan yang paling parah ia alami.“pisang goreng.”
Gosh.. dia benci buah itu.
“Aku ada bikin puding coklat. Agak kurang manis sih karna pake susu low – fat. Tapi yang kubaca itu bagus sebagai cemilan ibu hamil, juga ini...” Steven menyodorkan segelas air hangat yang sudah dicampur dengan perasan lemon segar. “coba kamu minum ini, cocok untuk mengatasi mual berlebihan kamu. Mungkin agak sedikit..” ia tersenyum melihat wajah kecut Karen saat meminumnya, mengingat ia tahu bahwa wanitanya ini tak suka yang berhubungan dengan rasa asam apalagi pahit. “Pelan - pelan saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me (Menginginkan Lebih)
RomanceBagaimana jadinya jika kamu mencintai sahabatmu, yang mencintai Wanita lain? masih sanggup menganggap semuanya biasa saja?