Laura - The D Word (13)

2.7K 186 14
                                    



Ceritanya tentang sisi Laura gituh #efekgalaudengerinlagutentangperceraian

2 Tahun Sebelumnya..

I put the papers on your doorstep,
The keys under the mat.

Ia menunduk untuk amplop berwarna coklat cukup besar namun tipis, yang terselip dibawah pintu. Membuka perlahan, dan berakhir dengan kucuran air mata.

Ini adalah surat perceraiannya dengan Steven yang sudah disetujui oleh pihak pengadilan.

Setelah melakukan semua proses pemulihan hubungan selama 1 tahun dengan Steven pada konselor pra pernikahan – yang berakhir gagal total, ia memasrahkan diri ketika mendaftar di Pengadilan Agama untuk proses perceraian mereka, setengah hati mencari pengacara, hatinya merasa hancur berkeping – keping ketika pria itu keluar dari apartemen mereka dengan 2 koper berisi semua perlengkapannya, mengatakan bahwa dia tak menuntut hak milik tempat ini karna yang diinginkannya adalah perpisahan secara baik – baik, yang ia iyakan saat itu karna dalam hati masih berharap dengan mediasi dari pengadilan, yang ditolak mentah – mentah oleh pria itu karna tak ada gunanya lagi.

Dia selalu berkhayal, apabila diberi kesempatan untuk melakukan apa yang paling ia inginkan sekali dalam hidupnya, akan ia putar balikkan waktu selama 1 tahun sebelum hari ini agar Steven kembali padanya.

I’ll always love you

Ia tak sadar telah duduk dilantai dengan sehelai kertas yang basah akan air mata ketika ponselnya berteriak diatas meja. Susah payah berdiri sambil mengusap wajahnya dengan tisu dan berdehem. “Halo?”

“...”
"Cancel saja semua kontrak gue ampe bulan depan, bisa?"

Oh Boy, i will miss you.

“...”

“Gue baru saja bercerai, demi Tuhan! Lo gak bisa, Na ngertiin gue untuk beberapa hari ini saja? gue hancur, hancur... sakit... banget, Oh Tuhan... Help me..” ia menangis tersedu – sedu sambil memukul dadanya sendiri. Tuhan.. dia mencintai Steven lebih dari apapun. Pria itu memujanya dan ia membalasnya lebih dari itu. sekarang.. God...

I never liked the sound of single

Dia melirik sekeliling ruangan dan otaknya langsung memutar semua kenangannya tentang mereka berdua. Bagaimana sofa tamu itu menjadi saksi malam pertama pernikahan mereka, dapur yang sering menjadi tempat mereka beradu masak yang berujung malah bercinta dilantai, bagaimana senandung suara Steven yang khas saat sibuk dengan pekerjaannya di meja makan sambil menggodanya dengan tatapan mata yang seksi itu. 1 tahun yang lalu, tempat inilah yang menjadi rumah serta ketenangan hatinya.

Tapi sekarang semua serasa menyakitkan.

It don’t sound good to me.

Tatapan matanya terhenti pada sepasang pigura yang berisi foto pre - wedding mereka cukup besar tergantung di tengah ruangan. Ia melihat perutnya yang membuncit saat itu karna sedang hamil muda. Ia menggeleng kuat sambil mengambil barang disampingnya dan melemparnya tepat kearah foto itu hingga terjatuh, dan pecah dilantai dengan bunyi sangat keras.

Tell me how i’m s’pose to mingle
when you’re all i wanna see.

Ia tak sadar ponselnya masih terhubung, karena manajer – sekaligus sahabatnya, Raina kini berteriak histeris sambil mengucapkan beberapa patah kata sebelum memutuskan telepon. Ia melempar ponselnya ke arah lain,  menyembunyikan wajahnya dengan bantal, dan menangis sambil berteriak hingga suaranya hilang.

Steven...

Oh Boys, I will miss you,
Even though it breaks my heart.

*The D word – BabyFace ft Toni Braxton.

Sekarang

Reunited,
back to the business of love.

“Laura?”

Wajar pria itu kaget dengan kehadirannya, karena setelah perceraian yang menyakitkan hingga nyaris membuatnya ingin bunuh diri, ia menjual apartemen penuh kenangan itu secara sepihak dan menyerahkan separo hasilnya kepada Steven lewat pengacara pria itu, mengabaikan omelannya pada saat itu dan memutuskan pindah kewarganegaraan.

Dan sekarang, ia berada disini, berdiri didepan pria yang ternganga karnanya.

“Halo. Aku ganggu, yah?”

I wanna get it right,
Cause, i’m gonna always love you, boy.
And i need you, boy.

°Reunited – Babyface ft Toni Braxton

Tuhan, dia merindukannya.

Ia melirik sekelilingnya dan hatinya terasa tersayat ketika melihat pigura berukuran kecil disudut kiri atas meja kerja berisi foto Steven dengan ekspresi tertawa karna pipi kirinya dicium oleh anaknya, Kimberly.

Sebenarnya, dia sangat terguncang.

Ia menyembunyikan perasaan itu dengan senyum lebar sembari duduk dikursi. “Gue ketemu Kim dan Karen tadi sebelum kesini. Dia sangat mirip kamu, Steven.”

Pria itu tersenyum lembut, membuatnya nelangsa karna senyum itu muncul setiap pagi saat mereka terbangun dengan posisi saling berpelukan, Steven mengucapkan selamat pagi dengan suara khas bangun tidurnya lalu mengecup keningnya lama. “Gue tau.”

Ia tersenyum tipis sembari membangun benteng dalam hati agar tidak menangis – untuk kesekian kalinya. “Umurnya sekarang berapa?”

“4 tahun.”

“I see..”

“Laura?”
“Ya?”

Pria itu kini melepas jas putihnya dan menyampirkan ke kursi, lalu berdiri dan melangkah kesampingnya. “Bagaimana kalau kita keluar sebentar?”

dan ia menyambutnya dengan senang hati.




#pendek? Sengaja. Hihi



Laura Myesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laura Myesha

Say You Love Me (Menginginkan Lebih)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang