4 tahun kemudian....
"Moommyy..." Karen yang asyik membereskan kopernya untuk terakhir kali, mendengar teriakan anaknya, langsung meninggalkan pekerjaannya dan setengah berlari menaiki tangga.
"What's wrong?" napasnya sedikit tersengal dan memilih bersandar didepan kamar sambil melipat kedua tangannya didada, tersenyum ketika anaknya menoleh. "Aku gamau ke Indonesia,"
Karen mendekati anaknya yang kini merajuk sambil menggelembungkan kedua pipinya, lalu berjongkok sambil mengelus rambut pirang anaknya yang panjang sebahu itu. "Kita Cuma seminggu disana, Kim. Setelah itu pulang, kok. Kamu gak kangen sama papi Ando dan papi Jay - jay?"
Hatinya serasa tertonjok saat anaknya tersenyum. kata Lista saat mengunjunginya setahun yang lalu, Kimberly Savanna adalah copycat Steven seutuhnya. dimulai dari sepasang bola mata berwarna biru safir yang menjadi ciri khas keluarga Vexia, serta struktur dan profil wajahnya yang membuat siapapun yang melihat Kim, akan mengetahui bahwa dia adalah anak pria itu tanpa perlu tes DNA ntuk membuktikan. Yang mirip dengannya hanyalah senyum tipis dengan aura menggoda sekaligus mengintimidasi.
Dan dia mengakui semua itu. karena setiap memandang Kim, ia selalu teringat Steven.
"Mom?" tatapan polos disertai tarikan pelan dibawah bajunya membuat ia tersentak. Rupanya ia melamun lagi. "sorry, Kim. Terus kamu ada usul?"
"Gimana kalau besok saja kita pergi, Mom? Aku mau main sama mereka ntuk terakhir kali."
"Dengan kak Lea atau kak Frans?"
Kim menjawab dengan senyum lebar, "Kak Frans, mom. Karena dia ganteng."
Karen tertawa mendengarnya. Entah siapa yang meracuni Kim dalam hal ini. "dan kak Lea?"
"cantik kayak Barbie, mom."
Ia mengakuinya. "Kim, mom udah beli tiketnya seminggu yang lalu, dan gak bisa dibatalin seperti kamu mau." Melihat ekspresi kecewa anaknya, dia mendesah sambil mengusap rambut Kim dengan sayang. "Tapi mom janji, kamu pasti akan ketemu mereka lagi."
"janji, mom?"
Ia mengangguk sambil mengulurkan jari kelingking kanannya, dan Kim menautkannya dengan senyum tipis. "janji, sayang. Nah... bagaimana kalau kita sekarang ke apartemen mereka ntuk pamitan?"
Kim mengangguk sambil tertawa riang, melupakan kesedihannya, khas anak kecil. "Oke, Mom. Tapi, Kim udah cantik belum?"
Ucapan polos disertai gaya Kim yang kini berputar didepannya membuat ia tertawa terbahak - bahak, "bagi mom, kamu selalu cantik, Kim."
Kim meresponnya dengan ciuman di pipi kiri dan kanannya serta bisikan ucapan terima kasih, lalu setengah menariknya ntuk berdiri, dan ia mengikutinya. "Mom.."
Karen menggesek kartu disamping kanan pintu untuk mengunci ketika Kim memanggilnya. "Iya?"
"Kita ke Indonesia karena mau ketemu daddy, kan?"
Dia tersenyum saat menatap Kim. anaknya tak pernah sekalipun menanyakan tentang Steven, dan dia tak menjelaskan karena tak tau harus memulai darimana. Tapi dia tak ingin berbohong dengan Kim, menumbuhkan harapan dihati gadis kecilnya, yang berujung kebencian pada Steven karena merasa dibohongi. "Mom gak janji, sayang. Tapi satu hal yang harus kamu tau..." dia menunduk agar wajahnya sejajar dengan Kim, "ketemu atau tidaknya nanti, kamu harus selalu percaya daddy itu orang baik, dan sangat sayang dengan Kim, Cuma karena keadaan dia gak bisa ketemu kita. tapi mom janji sama kamu," dan ia akan menepatinya, bila waktu untuk melakukannya sudah siap, serta emosi Kim sudah stabil untuk menerima keadaan sebenarnya, "Kamu pasti akan ketemu sama daddy suatu hari nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me (Menginginkan Lebih)
RomanceBagaimana jadinya jika kamu mencintai sahabatmu, yang mencintai Wanita lain? masih sanggup menganggap semuanya biasa saja?