kenapa bikin ini? lagi kepengen aja :) (Setelah itu baru masuk part 20 + klimaksnya karna mau end.) hoohoho
"Tante kenal sama daddy darimana?" pertanyaan polos namun terasa menusuk hati itu terlontar dari bibir tipis Kim, membuatnya gelagapan. Haruskah ia menjelaskan semuanya pada anak umur 4 tahun lebih ini? "Dia temen tante waktu tinggal di Jerman. Daddy ada cerita, gak?"
Ia sudah menduganya ketika Kim menggeleng. "Temen sangat dekat. melebihin mommy kamu."
Kim mengangguk, membuatnya tak tahan untuk tidak mengacak rambut terkuncir dua itu dan memeluknya dari samping sambil sesekali mengecup ubun – ubun kepalanya yang beraroma minyak bayi. untuk seorang anak berumur 4 tahun yang menjadi saksi atas kejadian tadi, Kim termasuk cukup tangguh dengan tenang disampingnya, air mata yang menetes sepanjang jalan menuju rumah sakit tadi perlahan mengering. "Tante, cinta itu apa?"
Gerakannya terhenti. Cinta dalam artian apa yang harus ia jelaskan sekarang? mengingat terlalu banyak arti hingga ia sendiri bingung mana yang pantas untuk dijelaskan. "Cinta itu kayak kamu dengan mommy Karen, daddy, dan kepada siapapun yang deket sama kamu, Kim. kalau kamu kehilangan salah satu dari mereka, hati kamu akan ngerasain yang namanya sakit."
Wajah Kim terlihat sangat serius saat mendengarkan. "Sakitnya itu bagaimana, tante? Kayak digigit semut merah, yah?"
Ia tersenyum miris mendengar umpama polos anak kecil ini. "Kayak gigi kamu yang masih sehat ini, dicabut paksa."
Kim langsung menggeleng sambil memegang kedua pipinya dengan mata melotot ketakutan. Ia tertawa pelan. "memang seperti itu sayang rasanya. Gak enak, bikin susah makan, susah lakuin apapun. makanya saran tante," ia menelan ludah karena terasa berat mengucapkan dengan nada seolah kalimatnya hanyalah petuah kosong. "Jaga mereka yang kamu cinta, Kim. karna kalau kehilangannya, kamu gak akan pernah bisa menemukan penggantinya, kecuali orang tersebut kembali padamu. Mengerti?"
"aye, tante." Kim mengangguk penuh tekad, lalu melirik pintu ruang operasi yang masih tertutup dan menyalakan sirine tanpa suara berwarna merah diatasnya. "Kalau begitu, tante cinta gak sama daddy?"
Ia tersedak oleh sgelas kopi instan yang baru saja dibuatnya dari mesin minuman. Ia menarik napas perlahan, meletakkan gelas tersebut di sampingnya, lalu menatap Kim yang memperhatikannya dengan sorot mata polos – persis seperti Steven kalau menunggu jawaban darinya.
Ya Tuhan.. terlalu banyak kemiripan Steven dalam diri gadis kecil ini. dia tak sanggup duduk berlama – lama disini seolah hubungan mereka seperti yang dipikirkan Kim. tidak.
Hubungan mereka lebih dari apapun, yang hancur dalam sekejap karna kesalahan mereka berdua.
"Yap. Tante mencintainya lebih dari kamu lakukan selama ini, sayang."
"Maksudnya, tante?"
Ia tersenyum simpul sambil mengelus pipi Kim dengan sayang. "Bagaimana kalau kamu samperin tante Lista saja? tuh dia baru datang."
Kim mengangguk dan mengikuti sarannya dengan berlari kearah tantenya. Meninggalkan dirinya yang kini menggigit bibir, berusaha menahan sesak yang semakin ingin menjebol pertahanannya.
Aku takkan bertahan
bila tak teryakinkan.
sesungguhnya cintaku..Memang hanya untukmu.
"Lo gak bisa terus – terusan begini, Laura." Dia mengabaikan nada khawatir manajernya , dan memilih menegak segelas Vodka mahal yang dibawakan. "Ingat, dari awal lo memang gak ingin berada di situasi ini, kan? kenapa sekarang lo ingin merebutnya kembali – disaat mantan suami lo mungkin bahagia dengan pasangannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me (Menginginkan Lebih)
RomanceBagaimana jadinya jika kamu mencintai sahabatmu, yang mencintai Wanita lain? masih sanggup menganggap semuanya biasa saja?