1.8

211 12 0
                                    

Disaat Kevin mulai tidak tertarik untuk mencampuri urusan mereka. Nathania melihat Kevin dengan wajah penasaran dan mencoba untuk mengingatnya. Ketika Kevin hendak menutup jendela, Nathania menghentikannya.

"Tunggu, e... kau sudah baikan?"

Mendengar itu, mata Kevin melebar dan mencari tahu maksud dari pertanyaan Nathania.

"Apa ada yang salah? Aku baik-baik saja."

"Begitu ya, syukurlah... itu berarti usahaku tidak sia-sia menyelamatkanmu saat tenggelam di kolam."

"Oh, begitu... selamat malam."

Kevin menanggapinya ringan seakan tidak peduli sembari kembali berniat menutup jendela kamarnya. Namun Dias tidak tinggal diam, ia meraih jendela berupaya menahannya.

"Tunggu...! Dimana rasa terima kasihmu setelah seseorang menyelamatkan nyawamu."

"Ayolah, apa urusanmu. Ini tidak ada sangkut pautnya denganmu. Lagi pula dia tidak memintaku untuk berterima kasih... benar, kan?"

Kevin melontarkan pertanyaannya langsung kepada Nathania dan tanpa ragu Nathania menjawabnya dengan mengangguk.

"Lihat, dia tidak mempermasalahkan hal itu jadi lepaskan tanganmu."

"Tidak akan! Paling tidak kau harus membalas budi."

"Ku bilang lepaskan!"

"Tidak!"

"Lepas!"

"Tidak!"

Kevin dan Dias saling tarik menarik tanpa ada yang mau mengalah. Sampai-sampai jendela yang terbuat dari kayu itu menimbulkan suara retakan. Mendengar itu Kevin menjadi cemas.

Gawat! Jika jendela ini rusak, Nadine akan memarahiku.

Disaat suara retakan itu menjadi lebih keras. Tiba-tiba Kevin melepaskan jendela itu yang membuat Dias terjungkal kebelakang dengan keras.

"Waa... Ouh!"

Dias yang jatuh terlentang berupaya untuk duduk, dibantu Nathania yang terlihat khawatir padanya. Dias mengusap belakang kepalanya seraya merintih kesakitan.

"Dias, kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, jangan khawatir."

Dias mengedipkan sebelah matanya untuk lebih meyakinkan Nathania yang merasa gelisah.

"Syukurlah kalau begitu."

Nathania tersenyum lalu membantu Dias berdiri sembari memegangi lengannya.

Setelah Dias dapat berdiri dengan baik, Dias mengacungkan jari telunjuknya ke arah Kevin.

"Hey! Kau sengaja melakukannya ya."

"Oh maafkan aku, itu kesalahan teknis. Aku hanya tidak ingin jendela ini rusak, lagi pula apa yang terjadi denganmu bukan sepenuhnya kesalahanku."

"Ya, itu... ah, oke ini kelalaianku sendiri! Pokoknya aku ingin kau membalas budi kepada Nathania, atau paling tidak mengucapkan terima kasih padanya."

"Dias, hentikan. Itu tidak perlu, sungguh."

Walaupun Nathania mencoba mencegah Dias, akan tetapi Dias hanya mengecuhkannya.

Kevin menatap mata Dias yang terlihat serius. Kevin pun merasa bahwa Dias tidak akan berhenti sebelum apa yang ia inginkan tercapai.

Kevin menghela nafas berat lalu berkata:

"Aku mengerti... jadi, apa yang kau inginkan agar aku bisa membalas budi untukmu?"

Nathania tersentak mendapat pertanyaan yang begitu tiba-tiba. Namun dengan cepat Nathania menjawab:

Senjata Pembunuh TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang