1.7

235 15 4
                                    

Setelah berbincang lama dengan Nadine, tak terasa hari sudah mulai gelap. Kevin diantar oleh Patricia ke asrama dimana tempat bagi para guru untuk tinggal.

Kevin mengikuti Patricia yang berjalan memimpin didepan, keluar dari bangunan yang satu ke bangunan lainnya.

Kevin terus mengedarkan matanya melihat sekeliling dengan seksama untuk mengingat jalan karena Akademi Ras Human ini sangatlah besar.

Tiba-tiba Kevin berhenti mengikuti Patricia disaat Patricia mulai masuk kedalam bangunan. Kevin melihat bangunan itu dengan wajah kecewa.

"Inikah tempatnya? Aku lebih menganggap bangunan ini sebagai rumah hantu dari pada asrama guru."

Apa yang nampak dihadapan Kevin berbanding terbalik dengan apa yang ia bayangkan. Kevin pikir bangunan asrama guru akan terlihat istimewa dan megah seperti bangunan yang lain. Namun kenyataannya bangunan asrama guru itu sangat kusam dan banyak lumut yang menempel di dinding. Bahkan di atapnya dihiasi tumbuhan merambat yang menggantung.

"Jangan banyak komentar. Kalau kau tidak suka, kau boleh tidur diluar... mau masuk tidak?"

Patricia membuka pintu sembari mengajak Kevin masuk kedalam bangunan.

"Apa boleh buat, dari pada aku harus tidur diluar."

Kevin kembali mengikuti Patricia.

"Hooo... tidak buruk juga. Sepertinya pandangan tentang jangan menilai sesuatu dari luarnya saja itu benar."

Kevin sedikit kagum melihat bagian dalam bangunan yang berbeda dengan bagian luar.

Ruang tamu bangunan ini sangat bersih dan perabotan yang mengisi ruangan tersusun rapi.

Patricia hanya mengacuhkan komentar Kevin dan tetap berjalan masuk lebih dalam.

Ada banyak pintu disisi kanan dan kiri yang Patricia lewati seperti rumah kos. Dan Patricia berhenti didepan sebuah pintu yang memiliki tanda nomor 17 lalu membukanya.

"Ini kamarmu... Ingat nomor kamarmu 17, jangan sampai salah masuk kedalam kamar yang lain."

"Aku tahu, bukan hanya aku yang tinggal disini kan?"

"Yah kau benar. Oh iya, jika kau butuh baju ganti seharusnya ada baju seragam guru didalam lemari... sekarang istirahatlah, jika kau butuh sesuatu yang lain aku ada dikamar nomor 8."

"Aku mengerti. Terima kasih."

Ucapan Kevin mengiringi langkah Patricia yang pergi meninggalkannya sampai masuk kedalam kamar.

Kevin masuk kedalam kamarnya sambil melihat setiap bagian kamar. Ada ranjang, lemari, meja, dan kursi yang terlihat begitu terawat.

Kevin berjalan menuju pintu lain yang ada dikamar itu. Penasaran dengan apa yang ada didalamnya, Kevin membuka pintu itu. Dan ternyata itu adalah kamar mandi.

"Oh, aku kira kamar mandi di asrama ini dipakai bergantian ternyata sendiri-sendiri... sepertinya aku perlu membersihkan badanku yang bau ini."

Kevin mengendus tubuhnya sendiri lalu bergegas mandi.

***

Kevin merebahkan tubuhnya di ranjang barunya setelah selesai mandi dan mengganti pakaian seragam guru yang ia ambil dari dalam lemari.

Awalnya seragam itu seharusnya berwarna putih, namun Kevin merubah warnanya dengan mengeluarkan aura gelap yang menyelimuti tubuhnya sehingga seragam itu sekarang berwarna hitam.

Kevin menganggap warna hitam adalah gayanya. Ia merasa tidak cocok dengan warna lain, apalagi putih.

Kevin tiduran terlentang menempatkan kedua tangannya sebagai bantalan kepala.

Senjata Pembunuh TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang