Duduk berhadapan, Freya memperhatikan Kevin lebih seksama, mencari nilai-nilai dari penampilannya. Tidak peduli bagaimana Freya melihatnya, ia tampak seperti remaja yang masih menjadi seorang pelajar. Memang tidak menjadi masalah jika ingin menjadi petualang walaupun masih seorang pelajar, akan tetapi itu harus didasari dengan kemampuan yang mumpuni. Dari segi fisik, ia tidak menunjukkan tanda-tanda memiliki otot yang kuat layaknya pria. Namun lebih seperti tubuh seorang gadis yang ramping dan terawat. Hal ini membuat Freya khawatir kalau ia adalah anak rumahan yang dimanjakan orang tuanya.
Agak kurang sopan kiranya jika Freya berpikir demikian, tapi menilai seseorang dari segi fisik juga dapat mengukur tingkat kerja keras yang ia lakukan untuk mendapat kekuatan. Namun ada kalanya kekuatan fisik berbanding terbalik dengan kekuatan cakra yang ia miliki. Dengan cakra yang berlimpah, kebanyakan dari mereka memang tidak berpikir repot-repot untuk melatih fisiknya. Mereka hanya harus mengolah cakranya sebagai pendukung untuk memperkuat fisiknya.
Itu adalah pemikiran secara umum, tapi ada hal aneh yang Freya rasakan terhadapnya. Freya tidak dapat merasakan cakra yang dimiliki Kevin. Hal ini membuat Freya bertanya-tanya. Setiap ras human pasti memiliki cakra, walaupun kapasitasnya hanya sedikit. Namun ada kasus di mana seorang manusia tidak memiliki cakra sama sekali. Akan tetapi, kasus tersebut sangatlah langka. Apakah ia salah satunya? Freya merasa itu adalah kesimpulan yang mustahil, karena Kepala Sekolah meminta untuk menjadikan dirinya sebagai petualang.
Ada suatu teknik di mana seseorang dapat menyembunyikan cakra yang ia miliki. Hal itu dilakukan agar orang lain tidak dapat mengukur kekuatannya yang sebenarnya. Dan biasanya, mereka yang menggunakan teknik itu adalah orang-orang yang memiliki cakra yang berlimpah, walaupun terkadang ada juga yang malah membiarkan kekuatan cakranya itu seakan menguap keluar dari tubuhnya agar dapat mengintimidasi orang lain.
Namun sehebat apapun orang itu menyembunyikan cakra yang ia miliki, orang lain masih akan dapat merasakan cakranya walaupun hanya sedikit. Karena itulah, Freya merasa aneh ketika ia tidak dapat merasakan cakra Kevin sedikitpun.
Lelah tidak mendapat kesimpulan apapun, Freya menyisihkan pemikirannya, dan mulai bertanya:
"...Langsung saja ke inti pertemuan kita. Aku hanya ingin menanyakan beberapa hal... Apakah benar, kau ingin menjadi petualang?"
"Ya! Tentu saja itu benar."
Jawaban mantap dari Kevin membuat Freya agak khawatir.
"Lalu, mengapa kau ingin menjadi petualang?"
"Apa itu perlu dipertanyakan lagi?"
Freya agak bingung ketika pertanyaannya dibalas dengan pertanyaan juga. Namun sebelum Freya bertanya lebih jauh, Kevin menjelaskan:
"Menjadi petualang adalah impian semua orang, kau tahu? Tidak hanya sekedar menjelajah ke wilayah yang belum diketahui atau melawan monster, tapi yang lebih penting lagi, pekerjaan sebagai petualang adalah sesuatu yang sangat keren!"
Mendengar Kevin mengatakan hal itu dengan bangganya, membuat Freya menunjukkan ekspresi rumit di wajahnya, begitu pun dengan resepsionis dan Valkyrie yang menunjukkan ekspresi yang sama.
"Ke-keren?!"
"Ya, itu benar-benar sangat keren!"
Umumnya, mereka yang ditanya pertanyaan seperti itu, biasanya akan menjawab sesuatu yang masih berhubungan dengan uang. Namun ini baru pertama kalinya Freya mendapat jawaban seperti ini.
Melihat bagaimana ekspresi Kevin, sepertinya ia memang berkata jujur. Jika dipikirkan kembali, Freya dapat mengerti mengapa ia memberikan jawaban seperti itu. Bagaimanapun dari segi usia, masa remaja seperti dirinya memang sudah menjadi hal wajar jika ingin terlihat keren oleh teman-temannya. Namun pekerjaan seperti menjadi petualang tidak mudah. Mungkin ia terlalu meremehkan pekerjaan sebagai petualang, karena itu, sebagai Guild Master, Freya merasa harus meluruskannya agar tidak memilih jalan yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjata Pembunuh Tuhan
FantasyDi suatu dunia dimana wilayah yang dihuni oleh 7 ras yang terus saling berperang dengan tujuan memperluas wilayah mereka. Disaat perang terus berlangsung tanpa pernah menemui sebuah perdamaian, disaat itu juga Tuhan menurunkan sebuah senjata disetia...