"Huhft... mengapa jadi begini?"
Sembari menunggangi kuda yang berjalan santai, Kevin mengeluh dan bertanya pada diri sendiri. Meratapi apa yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini.
Harapan Kevin yang ingin segera menjadi seorang petualang harus terhambat karena guild tidak dapat memberikan tes selanjutnya. Tanpa alasan yang jelas, Guild Master, yang menjadi penguji terakhir tiba-tiba jatuh sakit. Maka dari itu, Resepsionis meminta Kevin untuk datang di lain hari sambil menunggu keadaan Guild Master kembali sehat.
"Apanya yang sakit? Dia tidak sakit. Itu merupakan efek dari kemampuan emperor eye miliknya yang mencoba melihat status-ku. Dia hanya... menggila, mungkin?"
Kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya, dan efek yang ditimbulkan juga tidak jauh berbeda. Jika hal itu tidak pernah terjadi, mungkin Kevin tidak akan pernah tahu apa yang dialami Guild Master.
Kevin tidak menduga jika Guild Master memiliki emperor eye. Karena itu, Kevin terlambat menyadari apa yang terjadi dengannya.
"Tunggu, tunggu sebentar?!... Jika dipikirkan kembali, secara tidak langsung bukankah itu seperti... itu adalah salahku?!"
Kevin teringat di saat Guild Master terus menatapnya dengan raut wajah ketakutan. Mengerti akan apa yang dirasakan Guild Master, Kevin berupaya untuk menenangkannya dengan cara mengatakan sebuah pujian, tapi sepertinya itu malah berakibat menjadi semakin memburuk.
"Ah?!... Mengapa aku mengatakan sesuatu semacam itu?! Bukan membuatnya tenang, tapi aku malah membuatnya semakin syok!... aaaaaaa, apa yang telah kulakukan!!!"
Seraya mencengkeram kepalanya, Kevin menggeleng dengan kuat, terhanyut dalam ingatan saat itu.
"Hai tampan, apa kau punya waktu sebentar?"
"?"
Suara yang terdengar lembut di telinga seperti suara seorang gadis, menarik perhatian Kevin. Kevin melihat ke depan, dan ternyata benar, suara itu berasal dari salah satu di antara kelima gadis yang berdiri menghadang laju kudanya. Kevin menarik tali kemudi kuda yang ia tunggangi, memberi perintah untuk berhenti.
Kevin menoleh kebelakang sejenak. Matanya bergerak kesana-kemari seakan mencari sesuatu. Lalu beralih melihat sekitar.
Tidak ada orang lain di jalan selain dirinya dan kelima gadis yang ada di depannya. Sejauh mata memandang, keadaan sekitar hanya berisi pohon-pohon serta semak belukar yang tumbuh subur. Dan tidak ada tanda-tanda adanya rumah penduduk yang terlihat.
Seharusnya, Kevin pulang bersama Valkyrie. Namun Valkyrie memilih untuk tetap tinggal karena khawatir dengan keadaan Guild Master. Maka dari itu, Kevin pulang sendirian.
Seolah memastikan panggilan gadis itu untuk dirinya, Kevin menunjuk diri sendiri:
"Tampan?... Apa kau berbicara padaku?"
Gadis itu berjalan mendekat.
"Ya, tentu saja itu kau. Bukankah hanya kau lah satu-satunya pria di sini?"
Normalnya, itu memang benar, tapi biasanya, semua orang akan mengatakan 'cantik' ketika pertama bertemu dengan Kevin, karena salah mengira dirinya sebagai seorang gadis. Namun hal itu sama sekali tidak membuat Kevin merasa heran. Penampilan fisik dari gadis-gadis itu dapat menjelaskan semuanya.
Lima gadis dengan mata dan rambut berwarna biru, serta sebuah tongkat yang menggantung di tangannya. Ciri fisik semacam itu telah dapat dipastikan bahwa mereka dari ras mermaid. Insting mereka yang dapat membedakan jenis kelamin seorang pria tanpa ragu hanya dengan sekali lihat merupakan salah satu bukti kemampuan ras-nya. Mungkin karena ras mermaid hanya berisi wanita sehingga mereka dapat membedakan jenis kelamin pria dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjata Pembunuh Tuhan
FantasyDi suatu dunia dimana wilayah yang dihuni oleh 7 ras yang terus saling berperang dengan tujuan memperluas wilayah mereka. Disaat perang terus berlangsung tanpa pernah menemui sebuah perdamaian, disaat itu juga Tuhan menurunkan sebuah senjata disetia...