#18 : Who?

18.3K 1.4K 23
                                    

"Cinta berasal dari otak bukan dari hati,"

-

-

-

-

-

Author POV

Taerin mengelus rambut Chanyeol, "Kau baik-baik saja?" Tanya Taerin, Chanyeol diam, bahunya naik turun karena tangisannya, Taerin memeluk Chanyeol dengan erat, Chanyeol terasa lemah sekarang.

Chanyeol diam dan belum membalas pelukan Taerin, ia bergumam kecil, "Aku takut mereka akan menyakitimu.. Taerin.." Ucap Chanyeol di sela tangisannya. "Aku merasa lemah jika seseorang berusaha menyakitimu.." Sambung Chanyeol, Taerin memeluk Chanyeol semakin erat begitu pula Chanyeol yang membalas pelukan Taerin tak kalah erat.

"Aku hanya ingin menjagamu dengan benar... aku tidak ingin kau terluka lagi.. karena aku ingin melindungimu," Ucap Chanyeol yang masih menangis di pelukan Taerin.

Taerin tersenyum walau Chanyeol tidak melihatnya, "Tangisan hanya membuatmu terlihat lemah Chanyeol. Lagipula aku baik-baik saja," Jawab Taerin sambil mengelus punggung Chanyeol.

Chanyeol hanya tidak ingin Taerin terluka. Hanya itu. Ia terasa lemah jika melihat Taerin di perlakukan kasar, bahkan saat pria kekar itu menodongkan pistol pada Taerin, kaki Chanyeol sudah mati rasa karena tidak sanggup melihat pistol yang tepat berada di kepala Taerin.

Taerin melepas pelukannya dengan Chanyeol lalu menatap Chanyeol sambil memegang wajah Chanyeol, "Aku pernah minta sesuatu pada Tuhan. Kau tahu apa itu?" Tanya Taerin, Chanyeol menggeleng. "Aku minta pada Tuhan agar mengambil nyawaku sehari sebelum Tuhan mengambil nyawamu," Sambung Taerin, hati Chanyeol bergetar mendengar ucapan Taerin.

"Kenapa kau meminta itu?"

"Aku tidak tahu. Aku hanya ingin meminta Tuhan agar mengambil nyawaku duluan daripada mengambil nyawamu," Jawab Taerin sambil tersenyum. "Oppa-ku bilang orang buta tidak bisa membaca karena ia tidak bisa melihat, orang tuli tidak bisa mendengar tapi bisa membaca. Bukankah jika mereka bersama mereka akan saling melengkapi? Orang buta tidak tuli dan orang tuli tidak buta. Seseorang yang tidak sempurna pasti memiliki satu kesempurnaan. Jadi kesimpulannya... untuk apa kau menangis karena hal yang membuatmu takut? Ingat. Orang lumpuh tidak bisa berjalan, kenapa? Karena begitu takdir. Jadi jangan menangis lagi.. anggap saja semua baik-baik saja. Aku akan baik-baik saja selama kau baik-baik saja Chanyeol,"

Untuk kedua kalinya hati Chanyeol bergetar karena ucapan Taerin, ia tersenyum karena senyuman Taerin, "Perkataanmu itu.. di luar logika," Ucap Chanyeol sambil tersenyum kecil.

Beberapa kalimat yang membuat Chanyeol terasa sedikit tenang. 'Seseorang yang tidak sempurna pasti memiliki satu kesempurnaan' Chanyeol tahu itu, orang buta bisa mendengar karena tidak tuli, berarti orang buta memiliki kesempurnaan di balik ke tidak kesempurnaannya.

Chanyeol menatap Taerin dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, Taerin tertawa kecil melihat tatapan Chanyeol, "Kau kenapa?" Tanya Taerin, Chanyeol menggeleng.

"Cinta berasal dari otak bukan dari hati," Ucap Taerin yang membuat dahi Chanyeol berkerut.

"Kau ini seperti sudah hidup beribu-ribu tahun saja. Kenapa kau bicara seperti itu? Aku tidak mengerti. Dari mana kau dapat kata-kata itu?" Tanya Chanyeol.

"Aku mengarangnya. Kenapa? Sudahlah.. sebaiknya kita pulang saja," Jawab Taerin lalu bangkit dari jatuhnya begitu pula dengan Chanyeol.

Chanyeol berjalan di belakang Taerin yang sudah berada di dekat mobil, ia bergumam, "Dasar.. Park Taerin,"

Mr. TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang