Enam Belas

60 7 2
                                    

Tibalah pertandingan paduan suara di Universitas Batavia yang selama ini dinanti-nanti. Pembukaan begitu meriah dengan penampilan beberapa artis ibukota. Marching bandnya juga sangat keren, membuat Luna, Alice dan Corrine terkesima melihatnya. Presenter yang membuka acara juga begitu hangat. MacCornesack, juri utama malam ini yang jauh-jauh didatangkan dari Inggris, baru saja tiba dengan dibalut tuksedo hitam dan kini sedang bersalaman dengan juri-juri lain.

"Baiklah anak-anak sudah siap ya?" tanya Sir Derek.

"Siap Sir!"

"Relax aja oke. Enggak usah tegang. Keluarin yang terbaik,"

"Oke Sir!" mereka lantas bersorak bersama. Setelah itu mereka menghambur menikmati suasana sambil menunggu giliran mereka.

"Sir,"

Sir Derek menoleh, mendapati Shanita tengah berjalan menghampirinya. "Shanita? Ada apa?"

Kepala cewek itu tertunduk, lalu perlahan diangkat lagi, ragu-ragu menatap pria dewasa di hadapannya. "Apa Sir yakin kita bakalan menang?"

Alis Sir Derek mengkerut. "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu, Shan?"

Shanita menghembuskan nafas dengan berat. "Ini kan kompetisi bergengsi, Sir, dan emm.. dengan solois kita yang bukan Luna, apa..."

"Kamu ragu sama Vinsha?" tanya Sir Derek lembut.

Shanita cepat-cepat menggelengkan kepalanya. "Bu-bukan gitu, Sir, tapi... kan semenjak Luna ngambil solo, kita lebih sering menang, Sir,"

Kini giliran Sir Derek menghela nafas yang panjang dan berat, pandangannya teralih ke panggung. "Kamu benar, Shanita. Tapi kita juga harus menghargai pendapat anggota yang lain. Dan kalau ada anggota yang ingin mengisi solo, kita juga harus memberi kesempatan itu. Lagipula, kemarin kan kita sudah sepakat lewat vote kalau Vinsha yang dapet solo,"

"Iya sih, Sir, tapi..." cewek itu mendecak. "Anak-anak lain itu nggak tahu masalahnya apa. Mereka terlalu cepat mengambil kesimpulan,"

Sir Derek menoleh ke arah Shanita lagi. "Memangnya kamu tahu masalahnya apa?

Shanita mengangguk ragu. "Aku rasa, Sir, semua ini... tentang Luna yang tiba-tiba jadi dekat sama Rival... semua itu udah direncanain Serrivan buat ngejatuhin kita, Sir,"

"Maksud kamu?"

"Iya, Sir," jawab Shanita. "Zoe. Dia yang udah merencanakan ini semua,"

"Zoe?" tanya Sir Derek bingung.

Tapi Shanita di hadapannya kali ini mengangguk pasti.

***

"Baiklah," seru presenter cowok berambut klimis dari atas panggung. "Kedelapan belas grup telah menampilkan penampilan terbaik mereka hari ini. Sekarang tibalah saatnya kita mengetahui lima grup yang berhasil masuk ke babak final hari Jumat mendatang,"

"Gimana Lun?" Virgo menghampiri Luna yang duduk di depan bersama Alice, Corrine dan Shanita.

Luna menoleh, menggosok-gosok kedua telapak tangannya seperti orang kedinginan. "Aku tiba-tiba jadi gugup gini kak, nunggu hasilnya,"

Virgo tersenyum. "Yaa, semoga aja kita bisa masuk ya,"

"Kok kakak kayaknya pesimis gitu?" tengarai Luna.

"Ya gimana kakak nggak pesimis. Vinsha solonya biasa banget. Masih jagoan kamu," bisik Virgo.

"Ih kakak nggak boleh gitu," sikut Luna pelan, tapi Virgo hanya tertawa kecil.

GLANCE #1: Mr. Eagle & Ms. SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang