Delapan Belas

36 7 0
                                    

Ibu Grace tak henti menangis di rumah sakit kala menunggu sang anak diobati. Luna duduk di sebelah nya berusaha menenangkannya. Tio hanya bisa berdiri di depan pintu sambil memandang ke arah mereka.

"Tante, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa papanya Rival mukulin Rival?" tanya Luna.

"Maaf sebelumnya Nak, kamu ini siapanya Rival? Sepertinya perhatian sekali,"

Luna tercekat sekaligus malu. Dia memang masih sangat memperhatikan Rival. "Saya Luna, tan. Emm temannya Rival," jawabnya tersenyum ragu.

"Ohh," gumam Bu Grace mengangguk, mengusap kedua pipinya yang basah dengan kedua belah tangannya. "Papanya Rival emang kasar Nak. Dia tidak ingin Rival tinggal dengan tante,"

"Kenapa tan?" tanya Luna lagi makin penasaran.

"Dia memanfaatkan Rival untuk balas dendam dengan seseorang yang sangat dia benci,"

"Balas dendam? Sama siapa ya tan?"

"Seorang bernama Derek Christian,"

"Derek Christian?" tanya Luna memperjelas. Ibu Grace mengangguk. Luna kaget. Selama ini coach Glance ternyata mengenal papa Rival.

"Derek itu dulunya personil Glance yang cukup melambung. Glance cukup berprestasi selama dia bergabung. Ada seorang wanita yang sangat mencintainya, seorang Serrivan. Namun Derek terus menolaknya hingga wanita itu akhirnya bunuh diri. Papa Rival yang dulu adalah leader Serrivan mencintai wanita itu dan akhirnya menjadi dendam pada Derek. Mulai sejak saat itulah hubungan Serrivan dan Glance menjadi memanas dan selalu tak pernah akur,"

"Lalu Rival.."

"Iya. Rival pun dimasukkan papanya ke Serrivan untuk menjatuhkan pria itu. Rival dididik dengan keras dan Rival pun tumbuh jadi anak yang keras dan kejam seperti papanya. Rival juga berulang kali meneror Derek. Antek-antek Papanya yang kemudian bertindak untuk mencelakakan pria itu. Tapi dasar Derek itu orang baik, jadi Tuhan selalu melindunginya,"

"Jadi karena itu ya tan, Rival jadi dingin dan keras begitu?"

"Iya. Tante sudah berulang kali berusaha untuk mengambil Rival tapi gagal. Papanya mengancam akan menyiksa nya kalau tante bersikeras untuk menemui apalagi mengambil Rival," ujar Ibu Grace teringat akan masa-masa kelam itu. Dia merasa ingin menangis lagi "Tante menghilang dari kehidupan Rival dan Rival jadi benci sama tante. Saat tante kesini dia marah-marah dan tidak mau memaafkan tante. Tapi untunglah sekarang dia sudah bisa memaafkan tante,"

"Tante yang sabar ya. Yang penting sekarang kan papanya Rival udah ditindak," ujar Luna. "Dan Rival anak tante sebenernya aslinya baik kok Bu,"

"Iya. Kamu sepertinya sangat mengenal anak tante ya,"

"Iya tan. Emm sejujurnya saya pernah pacaran sama Rival," ujar Luna ragu.

"Oh ya?" ujar Ibu Grace nampak antusias "Pantes kamu begitu mengenal Rival. Rival memang anak baik, tapi namanya juga anak kalo salah didik pasti bandel. Tante bener-bener merasa berdosa karena udah membuat Rival jadi begini,"

"Tante jangan nyalahin diri sendiri gitu dong,"

Bu Grace hanya mengangguk sambil tertawa sendu. "Iya. Terus hubungan kamu sama Rival masih jalan?"

"Emm udah enggak lagi sih tan,"

"Loh kenapa?"

Luna bingung untuk menjawab. Belum sempat dia berkata-kata, dokter datang menghampiri mereka mengatakan bahwa Rival sudah sadar dan bisa ditengok sekarang. Mereka pun segera masuk kamar dan menengok Rival yang terbaring lemah di atas tempat tidur.

GLANCE #1: Mr. Eagle & Ms. SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang