Lima Belas

37 6 0
                                    

"Rival! Tunggu!" panggil cewek itu sambil berlari mengejar Rival yang berjalan tergesa-gesa menuju parkiran.

Rival pun menoleh dan mendapati Natra yang kini tengah menghampirinya. "Ada apa?"

"Jalan lo cepat banget sih! Capek gue ngejer-ngejer lo tau nggak?!" ujar Natra ngos-ngosan.

Rival hanya tersenyum kecut. "Lagian lo ngapain coba ngejer-ngejer gue? Gue lagi buru-buru ini mau meeting sama Edo,"

"Ya elah gaya lo," ujar Natra menyikut Rival. "Lo kenapa pergi kemarin itu?"

Awalnya Rival bingung dengan apa yang dikatakan Natra, lalu dia ingat pagi-pagi di rumah cewek itu. "Gue nggak mau bokap nyokap lo mergokin gue disitu. Ntar kalo ketauan kan jadi brabeh,"

Natra hanya mengangguk-angguk pelan. "Padahal lo kan belum cerita tentang masalah lo, kenapa lo sampe kabur dari rumah,"

Rival menghela nafas berat. "Ya, lo tau lah. Masih masalah yang sama dengan kemarin-kemarin,"

"Lo mending cari kos-kosan aja deh, Val. Entar gue bantuin. Kebetulan ada-"

"-gue nggak apa-apa kok, Nat," potong Rival. "Gue janji gue nggak bakalan ngerepotin lo lagi. Itu yang terakhir,"

"Bukan gitu maksud gue, Val. Tapi-"

"-Nat," Rival menggenggam bahu Natra. "Gue tau kok niat lo tulus, tapi beneran, gue bisa handle ini semua sendiri. Lo udah berbuat banyak sama gue. Gue takut gue nggak bisa ngebales itu semua,"

"Semua itu udah terbalas kok,"

Alis Rival mengerut. "Maksud lo?"

Natra tersenyum. "Misi kita berhasil,"

Rival menarik tangannya perlahan dari bahu Natra. Kebingungan masih mewarnai wajahnya.

"Luna udah dikeluarin dari Glance," sambung Natra.

"Apa?"

Natra mengangguk pasti. "Emang belum pasti sih, bakalan dikeluarin permanen atau nggak. Tapi yang jelas, solo dia udah dicabut,"

"Dicabut?"

Natra menggenggam tangan Rival. "Ini semua berkat lo. Peluang kita menang sekarang udah lebih besar. Pokoknya, lo sekarang nggak usah khawatir lagi. Kita bakalan menang dan kita bakalan dapetin kontrak buat lo supaya lo bisa bebas dari bokap lo, oke?"

Rival hanya terpelongo di tempatnya berdiri. Natra pergi setelah memeluknya.

***

Sementara itu di sekolah, Bu Mayang tak kunjung datang untuk menjemput. Luna mulai tak sabar lalu mengambil handphone nya dan menelepon mamanya namun tak dijawab. Beberapa saat kemudian, datang sms dari mamanya mengatakan Luna harus pulang sendiri karena tiba-tiba ada meeting. Luna pun dengan malas berjalan keluar sekolah namun sebuah mobil menyusul dan menghampirinya. Luna pun berhenti dan kaca mobil diturunkan. Virgo menawarkannya tumpangan.

"Aku naik taksi aja kak," tolak Luna lembut.

"Kamu ini gimana sih? Ada tumpangan gratis masa' lebih milih yang bayar?" ujar Virgo berseloroh. Luna tersenyum.

"Kenapa? Kamu takut Rival ngeliat trus cemburu?" goda Virgo.

"Eng-enggak kak, tapi-"

"-ya udah masuk sini. Tenang aja enggak kakak apa-apain kok," ujar Virgo tersenyum. Luna pun akhirnya berjalan ke sisi mobil dan masuk ke dalam.

"Kita makan dulu enggak apa-apa kan?" tanya Virgo.

"Emm enggak apa-apa kak," jawab Luna. Mobil pun melaju menuju sebuah restoran di pusat kota.

GLANCE #1: Mr. Eagle & Ms. SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang