★★★★★★★★★★★★★★★★
Aku akhirnya menginjakkan kakiku di Venesia. Aku dan Lynn sudah check-in di hotel sesuai alamat dan nama yang ditulis oleh Fiona di dalam buku diary miliknya. Hotelnya persis seperti yang kuperkirakan, terlihat mewah dan seperti kata Lynn pemandangannya indah. Hotel ini dekat dengan pantai dan dekat dengan pusat kota, banyak juga turis di sini.
Aku sudah menyadari sesuatu sejak aku datang ke tempat ini. Di kota ini, aku merasa nyaman dan familier, apalagi saat aku pergi ke sebuah pantai. Hatiku terasa sangat tentram dan terasa pula seperti aku berada di 'rumah'.
"Finn!" Suara Lynn membangunkanku dari lamunan. Aku mengalihkan pandanganku dari tenangnya laut ke arah Lynn yang terlihat panik.
Dia berlari ke arahku dan mengatur napasnya saat berhenti di sebelahku. "Aku... mencarimu... daritadi!"
Aku memang tadi sengaja meninggalkan Lynn yang masih asik mencari pernak–pernik di toko aksesoris, aku tahu ini salahku yang meninggalkannya sendirian di tempat asing ini. Sedangkan aku? Seperti yang kubilang sebelumnya, seperti aku sudah sering kemari.
"Ayo kita kembali ke hotel." Aku berbalik untuk pergi, tak kusadari langit sudah gelap.
"Ada apa? Kau sakit?" tanya Lynn saat perjalanan kembali ke hotel. Aku sebenarnya menyadari sedari tadi Lynn memperhatikanku sepanjang perjalanan.
"Uhm... maksudmu?" Apa ada yang salah dengan wajahku?
"Tak ada, kau hanya terlihat pucat aja."
Aku hanya membalasnya dengan mengedikkan bahu, mungkin saja. Entah, aku tiba-tiba merasa melankolis saat aku pergi ke pantai tadi, aku bahkan ke sana tanpa kusadari. Sebenarnya bukan hanya di pantai saja aku merasa demikian, semuanya terasa penuh nostalgia.
Sekarang kembali ke topik, apa yang sebenarnya aku lakukan di sini? Sudah dua hari aku di kota Venesia ini tapi aku tak menemukan petunjuk apapun selain perasaan familier. Mungkin dikarenakan memori yang diingat tubuh ini, lagipula Fiona memang sering kema-
"Fücking shït! "
Seketika aku dan Lynn yang ada di belakangku terjongkal jatuh ke tanah dan menumpahkan isi belanjaan Lynn dan seorang pria yang menabrak kami. Ia baru kusadari keluar dari toko yang terletak di sebelahku dengan cepat, sehingga aku tak melihatnya atau memang dia yang tak melihatku.
Ia segera merapikan tas karton coklat yang ia bawa dan memasukan isinya dengan asal. Aku sempat melihat salah satu isinya yang terlihat seperti sebuah mainan, entah mungkin untuk anaknya dan tentu bukan urusanku.
"Maaf, Pak!" ucap Lynn dengan menunduk takut di belakangku.
Orang tersebut tak mengindahkan permintaan maaf Lynn dan bergegas pergi melewati kami, sebelumnya ia juga sempat memberikan kami tatapan sinis.
What's that old man problem anyway?
Aku lalu menoleh pada Lynn saat ia tiba-tiba berdeham.
"Jadi, sudah temukan petunjuk hari ini?" tanyanya.
Aku menggeleng.
"Hanya saja, bagaikan magnet tanpa kusadari aku selalu pergi ke pantai."
"Begitu ya? Mungkin kalau kau lebih lama di sini, ingatanmu akan kembali lagi?"
"Kuharap begitu."
* * * *
Sekarang sudah seminggu aku berada di Venesia, tapi aku tak menemukan petunjuk apapun, dan tentu aku tahu akan begini. Aku pergi tanpa petunjuk atau arah apapun, aku tahu aku terdengar bodoh, tapi apa yang bisa aku lakukan di situasiku sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lost Soul | ✔
Mystery / ThrillerApa jadinya jika seorang gadis SMA berumur 17 tahun bertukar tubuh dengan seorang pria paling bahaya di dunia? Dia queenbee, semua orang sukai dan benci. Dia tak punya hati, semua orang segani dan benci. Dunia yang berbeda. Waktu yang berbeda. Tub...