08 | Ring Any Bell?

8K 719 18
                                    

★★★★★★★★★★★★★★★★

Entah jika memang ini takdirku atau bukan, aku selalu bangun di tempat yang aneh tapi sekarang lebih aneh lagi karena sekarang tanganku diikat di kursi dan mulutku di plaster. Jangan bilang... aku diculik? What the actual fück?

Aku terus berontak untuk lepas, namun idiotnya aku terjatuh ke lantai. Great. Apalagi panggilan alam sudah menunggu sejak lama.

Di mana tempat ini? Tempat ini seperti di penjara karena aku ada di dalam pagar besi dan percaya padaku sesepinya penjara pasti tak sesunyi ini. Aku tak mendengar suara apapun di sini atau merasakan kehadiran seseorang.

Apa ini karena kelakuan orang–orang aneh kemarin malam yang menyerangku tanpa jelas? Apa tujuan mereka? Aku tak mengingat mencuri apapun dari mereka.

Mungkin karena disebabkan suara kursi terjatuh ini, aku sekarang mendengar suara langkah kaki cepat mengarah padaku dan semakin besar suaranya.

Sekarang aku bisa lihat seorang pria berbadan tinggi besar dan menggunakan jas berantakan berdiri di balik pagar besi ini yang melihatku dengan tatapan datar.

"Sudah bangun rupanya, huh?" ucapnya.

Aku jawab dengan anggukan dengan tatapan heran padanya, tentu aku ingin bertanya di mana sekarang dan pertanyaan pasti lainnya kepadanya.

Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan menelepon seseorang dengan suara pelan, yang mungkin sengaja. Aku tak mendengar dengan jelas, tapi aku bisa dengar ia bilang kalimat 'bos'.

Ia mengangguk dalam telepon dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam kantong celananya dan kemudian ia membuka pintu besi ini yang ternyata tak digembok. Ia lalu membuka taliku dan membuka plaster di mulutku lalu menarikku paksa untuk berjalan tapi tanganku langsung diikat sebelum aku berhasil berontak.

"Bos ingin bertemu."

Aku terpaksa mengikutinya naik ke atas tangga tempat ini sampai aku disuruh berhenti di dalam ruang tamu rumah mewah. Aku melihat seorang pria duduk di sofa sambil membaca koran yang mungkin ia adalah bosnya, banyak orang berjas seperti kemarin malam berdiri di manapun dalam ruangan ini.

Orang yang menarikku berdehem untuk menarik perhatian orang di depan kami. Seketika orang yang dimaksud menurunkan korannya.

Hmm, orang ini kurasa aku kenal?

"Hai, bagaimana tidurmu?" Ia bertanya dengan nada sarkastik padaku.

"Nyenyak," jawabku tak kalah sarkastik. Aku baru ingat dia siapa saat aku lihat wajahnya dengan jelas yang memiliki luka di wajahnya, seperti luka pisau. Dia terlihat masih muda, kira–kira empat tahun di atas Fiona.

"Kau tahu kenapa kau di sini kan?"

Aku melihat sekeliling, semua orang melihatku dengan tatapan awas. Kenapa dengan orang–orang ini? Setelah apa yang terjadi kemarin, kurasa orang–orang ini bukanlah orang biasa atau tebakanku mereka adalah bagian dari geng dan orang di depannya ini adalah bos besarnya.

"Kurasa kau salah menangkap orang. Aku tak tahu menahu kalian siapa," tuturku.

Dia menaikkan kedua alisnya seperti ia tak percaya ucapanku. Ia kemudian menarik ujung telunjuknya untuk memanggil salah satu anak buahnya kemari dan orang yang dimaksud segera datang dan memberikan sebuah amplop dokumen coklat yang setelah dibuka olehnya berisi foto–foto.

Dia kini menyuruhku untuk duduk di depannya, dan saat aku duduk di depannya dia langsung lemparkan foto-foto tersebut di meja depanku ini. Mataku melebar saat menyadari foto siapa yang diambil. Aku?

My Lost Soul | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang