14 | The Genius

5.2K 519 14
                                    

★★★★★★★★★★★★★★★★

Genova mengajak kita menuju ke stasiun kereta bawah tanah yang sudah terlihat tua serta tak terpakai lagi. Saat ia menempelkan sebuah kartu di tempat tiket, otomatis sebuah kereta muncul dari bawah rel kereta. Hunter dan aku sudah pasti cukup terkesima atas apa yang kita saksikan.

Ia lalu mengajak kami masuk ke dalam kereta tersebut yang sebelumnya ia menggunakan sensor sidik jarinya yang membuat salah satu pintu terbuka secara otomatis.

Kami kembali dikejutkan dengan isi dalam kereta ini yang menyerupai sebuah lab, sepertinya hal yang kita lihat semua ini hasil ciptaannya yang cukup menakjubkan.

Ia lalu menunjukkan bagaimana tabung merah yang berisi sebuah cairan yang tak kutahu apa ini bekerja. Sebagai sampel, ia coba presentasikan ke tikus yang terluka yang sempat ia bawa entah dari mana. Ketika diinjeksikan ke tubuh tikus tersebut, tikus itu tidak mati tapi lantas membuat lukanya bergenerasi sendiri. 

"Apa ada efek samping oleh cairan ini?" tanyaku.

Genova berdehem. "Tentu saja tidak. Aku tidak memiliki kelemahan! Ha ha!" balasnya bangga.

Ok, jadi dia tak ingin memberitahu kita.

Ia juga menunjukkan pada kami ciptaan lainya di dalam lab ini yang membuat kami makin terpukau, dan tak meragukan bahwa pria tua ini sangat jenius. Sangat aneh ia bisa berakhir di sini, seolah ia terbuang.

"Kenapa kau menunjukkan semua ini terhadap kami? Apa kau bahkan tahu siapa kami ini?" tanya Hunter. Pertanyaan yang sedari tadi ingin kuajukan pada pria tua ini.

"Aku tahu kalian berdua bukan orang jahat," jawabnya yakin.

"Tapi kenapa kau bisa berakhir di sini?" tanyaku kini.

Ia tak membalas, hanya tersenyum seduh. Orang ini sungguh misterius.

Aku teringat perkataannya sebelumnya. "Jadi, kau bilang kaulah orang yang menciptakan alat itu? Di mana alat yang kau maksud berada?" tanyaku lagi. Aku masih tak yakin harus menyebut alat 'itu' apa, alat yang membuatku mengalami pertaka ini.

Ia menghela napas berat. "Alat original tersebut hancur saat labku dihancurkan," jawabnya setengah berbisik.

"Kenapa?" tanyaku balik, kurasa ia berbohong.

Dan tentu, lagi-lagi ia tak menjawab.

"Bagaimana cara kerjanya?"

Ia melirik Hunter yang ada di belakangku, dan Hunter langsung merespon,

"Just tell him! Dia orang yang mungkin paling ditakuti dari yang lainnya," ujar Hunter sembari mengudikkan dagunya ke arahku.

"Money first," ucap Genova sambil menggesekan kedua jari tangannya.

Aku tahu ini akan terjadi. "Catat saja."

Ia tiba-tiba tertawa. "Umm. Kalian sangat desperate, huh? Alat tersebut dibuat dengan teknologi tercanggih. Materialnya bukan berasal dari planet atau dunia ini. Alat tersebut diciptakan oleh si jenius yang tak lain yaitu diriku sendiri yang bisa membangkitkan orang mati sesuai dengan perintahnya. Alat atau mesin tersebut ada operator robot yang mengoperasikannya, dan mesin itu berbentuk seperti kapsu-"

"Tinggal bilang di mana tempat itu!" selakku, tak ingin mendengarkan hal-hal tak penting.

"Jeez, okay. Jadi, seperti yang kubilang mesin originalnya hancur dan mesin itu tak diproduksi lagi sebab pemerintah mengetahuinya karena pembuatannya ilegal. Tapi, pada akhirnya satu sisanya malah mereka curi dariku," ucapnya. Ia lalu mendekati kupingku. "Ini sebenarnya rahasia. Tapi kudengar alat itu sekarang dipakai untuk keperluan militer. Kusarankan coba pergi ke HQ rahasia militer negara ini."

"Lalu kenapa kau di sini? Bukankah dari ceritamu, orang-orang pasti membutuhkanmu?" tanyaku lagi.

"Aku hanya menyelamatkan diriku." Ia berdeham kecil.

"Biar kutebak, dari Lanzonni Kan?"

Ia terdiam, dan ekspresinya berubah menjadi sedikit panik.

"Kenapa? Apa yang telah kau lakukan terhadapnya?"

"Aku," Ia menelan ludahnya. "membuat kesalahan besar," lanjutnya.

Kesalahan? Pasti masalah yang cukup besar atau karena... "Kenapa kau tak buat cairan itu baru saja kepadanya?" usulku.

"Bagaimana kau tahu tentang itu? Tunggu.... jangan bilang ternyata kau yang mencurinya dari Lanzonni?" tebaknya. "Tapi bagaimana? Kuyakin betul keamanan tempatnya sangat ketat. Akupun tak bisa menembusnya."

Really? Menurutku sangat mudah untuk mencurinya, atau memang diriku saja?

"Memang kau tak bisa membuatnya lagi?"

Ia melotot padaku. "Itu bukan sembarang cairan. Seperti yang kubilang sebelumnya, cairan itu bukan berasal dari dunia ini dan aku menemukannya dengan susah payah selama bertahun-tahun lamanya."

Apa dia barusan membual?

Tapi sebelum aku membalas lontaran konyolnya itu, tiba-tiba saja dari arah luar kereta ini terdengar suara gaduh seperti banyak orang berjalan dan tak beberapa lamanya mereka mulai mendobrak-dobrak pintu kereta ini.

"Apa kalian membawa orang lain?!" tanya Genova panik. Kita tak bisa melihat keluar karena semua jendela kereta ini tertutupi semua dengan kardus.

"Ummm, Pedro... Jangan-jangan?" .

"Pedro?! Kau pedro?" samber Genova, ia berkelit padaku saat mendengar namaku disebut oleh Hunter.

"Uhmm..." Aku tak tahu harus membalas apa, disaat Genova menatapku seperti ia melihat setan. Apa ia mengenalku sebelumnya?

"Aku mengerti sekarang! Ikut aku!" ajaknya dan menuntun kami keluar lewat pintu belakang yang tersembunyi. Tapi sebelum kita keluar, Genova sempat mengetik sesuatu di komputernya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Hunter.

Genova tak menjawab sampai aku menyadari bahwa ia berencana akan menghancurkan kereta beserta stasiun ini. Tapi aku mengerti kenapa ia melakukan ini, pasti ia tak mau hasil karyanya kembali dicuri.

Aku, Hunter beserta Genova menyaksikan stasiun tersebut hancur lebur begitupun orang-orang yang mengikuti kami dari luar stasiun itu.

"Kira-kira siapa mereka?" tanyaku yang akhirnya membuka suara.

Hunter mengedik. "Entah, suruhan Barzinni?" tebaknya.

"Kurasa perang akan dimulai."

Aku harus bergerak cepat dan harus mencari tahu apa yang akan Lazonni lakukan. Sesuatu besar pasti akan terjadi nantinya, olehnya.

Kenapa aku peduli? Aku tak akan hidup tenang sebelum ia mati. Walaupun aku tahu aku tak mungkin bisa kembali menjalani hidupku yang normal, dan lagi aku tak mengerti maksud arti kata 'normal' tersebut.

* * * *

Akhirnya kita sampai ke tempat tujuan yang dimaksud oleh Genova, setelah menghabiskan semalam kemarin di kediamanku. Terimakasih atas kecerdikkan Hunter, kita bisa dengan mudah memasuki HQ tersebut dan tentu untuk memasukinya kita harus menyamar karena semua penjagaan di sini sangat ketat, dan Hunter harus kembali membajak tempat ini.

"Ini dia!" seru Genova. Ia mengajakku dan Diego yang kini ikut, masuk ke dalam ruangan yang berisi mesin yang dimaksud, yang berada di tengah ruangan kosong ini.

Genova menyentuh mesin yang cukup besar itu untuk mempersembahkan kami. "Inilah mesin yang kumaksud, salah satu penemuan terhebatku. Untunglah mereka tak memindahkannya."

Diego otomatis mengunci lenganku, tapi kubiarkan. Karena kita sudah menemukan mesin yang menyebabkan jiwa raga kita tertukar.


★★★★★★★★★★★★★★★★

VOTE. COMMENT.

★★★★★★★★★★★★★★★★

My Lost Soul | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang