12 | Believes

7.5K 587 14
                                    

★★★★★★★★★★★★★★★★

"Wow Fiona, aku sangat menghkawatirkanmu!" Diego tiba-tiba datang memelukku setelah aku baru keluar dari mobil curianku.

Aku buru-buru melepaskan pelukannya. "Kita punya banyak hal yang harus kita bicarakan."

Dia sepertinya tak mengindahkan ucapanku. "Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" Dan demi Tuhan, dia mulai menangis cuma karena hal ini.

"Aku baik-baik saja," ucapku menyakinkan.

Sekarang kita berada di sebuah gudang tua tak terpakai. Kulihat di dalamnya ada dua kasur bekas dan beberapa peralatan yang bisa kita gunakan untuk bertahan hidup dan pemilik gudang ini berbaik hati untuk membiarkan kita bermalam di sini.

Hidup mereka berdua rumit. Mereka berdua berhutang banyak uang dan selalu lari dari tagihan. Hunter adalah serang penjudi serta pencuri dan pria yang bernama Diego ini sebenarnya pembunuh bayaran dan punya banyak musuh, tapi orang dungu ini belum menyadarinya. Saat perjalanan kemari, Hunter sudah menceritakan padaku tentang siapa mereka berdua ini walaupun tidak secara rinci.

"Jadi, kenapa namanya Diego?" tanyaku di luar pada Hunter disaat Diego sudah tertidur.

"Tentu saja untuk menyelamatkannya, dia memiliki hidup yang kelam. Dia kehilangan memori setelah kecelakaan."

Mataku membulat. " Kecelakaan apa?"

"Dia ditembak dan tubuhnya terjatuh tenggelam di laut," jawabnya sembari membuang napas berat. "Keajaibannya dia masih hidup dan segera dibawa ke rumah sakit. Beruntungnya aku mendapatkannya terlebih dahulu daripada pihak lain."

"Siapa yang menembaknya?"

"Kau pikir siapa?" tanyanya dengan nada monoton. Tentu saja musuhnya, bodoh.

"Saat dia tersadar dia langsung teriak histeris seperti dia bukan dirinya sendiri. Aku tak bisa menjelaskannya secara berdefinisi, but it was insane." Jantungku berdetak kencang mendengar ini. "Aku mulai berpikir dia sudah hilang akal, aku bahkan hampir saja mengirimnya ke rumah sakit jiwa. Tapi, aku memutuskan untuk merawat dan melindunginya. You know, dia kinda cute sekarang." Dia tertawa ringan tapi perlahan pudar. "Ini untuk yang terbaik kan?"

Aku menghargai keputusan Hunter yang tergolong sangat berani dan bertanggung jawab. Aku mungkin tak akan bisa melakukan apa yang Hunter lakukan sekarang. Jadi, yang bisa kubalas hanya mengangguk.

"Bisa kau ceritakan masa lalunya?" tanyaku.

"Hmm, kalau tentang itu mungkin kau harus tanyakan sendiri padanya."

Dia sekarang menaruh tangannya di dagunya sambil berdehem menatapku aneh.

"Kau tahu? Kau mengingatkanku olehnya dari caramu bicara dan lainnya. Aku selalu berpikir kau mungkin tertukar tubuh olehnya." Ada senyum kecil di mulutnya.

Me too.

"Maksudku, kau bicara sepertinya, bertarung sepertinya dan memiliki aura sepertinya. Saat pertama kali bertemu denganmu kukira kau adalah dia."

"Kau pikir aku sangat mirip dengannya?"

"Yeah. Mungkin dia tertarik denganmu karena ini? Aku baru bertemu lagi dengannya setelah sekian lamanya setelah kecelakaan itu. Aku juga tak percaya ia masih memiliki kartu identitasnya di sini." Ia lalu mengangguk yakin padaku. "Kau harus tanya dia setelah dia bangun nanti."

* * * *

Sejauh yang kutahu, Diego adalah Pedro dan aku adalah Pedro. Aku kembali mengingat banyak memoriku saat aku tertidur atau yang disebut dengan flashback. Mimpi itu kelanjutan dari sebelumnya, aku yang lari dari lubang gelap itu atau disebut penjara. Aku mungkin sudah hilang akal bisa bertahan di sana.

My Lost Soul | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang