13 | Little Mouse

6.8K 561 32
                                    


★★★★★★★★★★★★★★★★

"Kenapa aku harus ke sana, bodoh!" ucapku sambil menarik kerahnya.

"Lalu siapa lagi yang bisa berbuat hal demikian ini padamu?!" Hunter melempar tangannya ke udara.

"Aku punya banyak musuh, Hunter." Aku menggertakkan gigiku. Dia harusnya tahu betul untuk tak menyebutkan namanya di depan wajahku, ia harus beruntung karena ada Fiona di sampingku. "Apa yang membuatmu berpikir Lanzonni melakukan hal ini padaku? Untuk tujuan apa?" tanyaku tak habis pikir. Setahuku Lanzonni tak pernah menganggapku ada sampai aku membunuhnya.

Hunter melepas tanganku dengan paksa.

"Who know. Memangnya kau pernah tahu apa jalan pikirannya? C'mon think about it. Dia memiliki beberapa perusahaan besar dan dia juga melakukan investasi besar pada para ilmuwan. Bukankah kau sudah cukup lama hidup dengannya untuk tahu apa yang ia kerjakan selama hidupnya? Torturing people dan menimbalnya, siapa tahu kau salah satunya."

Ucapannya hit me like a rock, kalau memang lanzonni pelakunya... Kenapa aku bisa berada dalam dekapan tangannya?

Aku terduduk dan memegang kepalaku dengan kedua tanganku, mencoba mengingat paksa apa yang terjadi sebelumnya.

"Hey kau kenapa, Finn?" Diego bertanya padaku, khawatir.

Aku menggeleng padanya dengan senyum tipis lalu aku kembali menghadap Hunter. "Kau bilang kau bertemu denganku terakhir kali di rumah sakit, apa kau bertanya di mana aku ditemukan?"

"Seingatku, mereka hanya bilang, mereka menemukanmu di pinggir pantai dengan pakaian penuh darah," jawabnya. Ia lalu menjetikkan jarinya. "Tapi tak ada luka apapun di tubuhmu."

Aku melebarkan mataku dan bangkit berdiri saat tiba-tiba kepalaku mengingat sedikit memori itu setelah mendengar lontaran dari Huter. Memang terlihat blur, tapi aku lihat image Lanzonni tertembak di dalam memoriku.

"Kenapa? Kau mengingat sesuatu?" tanya Hunter heran.

"Wait, bukankah Lanzonni sudah mati?" tanyaku.

Hunter mengerutkan kening. "Maksudmu?"

"Kuyakin betul sebelum aku gugur, aku sempat menembak jantungnya."

Hunter menaikkan pundakknya. "Mungkin yang kau lihat hanyalah ilusi. Setelah apa yang terjadi denganmu, bisa saja mungkin kan?" Hunter lalu memberikan koran yang sedari ia pegang kepadaku. "Lucky, orang yang dimaksud ada di kota ini sekarang."

Di dalamnya, aku lihat foto Lanzonni tersenyum lebar sambil berjabat tangan entah dengan siapa, sepertinya untuk peresmian sebuah gedung. Tanggal peresmiannya belum jauh dari hari ini.

"Jadi, apa rencana kita?" tanya Diego, menepuk pundakku.

"Kita tak punya pilihan lain kan?"

* * * *

Sekarang kita sudah berdiri di depan gedung baru Lanzonni, laboratorium terbesar di negara ini. Gedung ini memang terlihat sangat besar dan terisolasi. Good thing, aku pernah masuk ke dalam lab ini walaupun hanya sekali tapi aku tahu letak-letak dalam tempat ini saat dibangun dulu. Dulu, aku pernah bekerja di bawah Lanzonni dan aku tak terlalu memperdulikkan tempat ini dan sekarang aku cukup menyesal.

Aku lihat banyak penjaga berdiri berkeliaran di dalam perkarangan gedung tersebut. Tapi, tanpa pikir panjang, aku memanjat pagar gedung ini yang tak terlalu tinggi.

"Pedro. Seriously?!" desis Hunter di luar.

Aku tak peduli ucapan Hunter dan melanjutkan aksi nekatku.

My Lost Soul | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang