10 | First Clue

7K 631 17
                                    


★★★★★★★★★★★★★★★★

"Tidak, itu tak akan terjadi girlie! " Hunter bergeleng-geleng padaku setelah ia berhasil menggigit tangan Diego darinya.

"Awh c'mon, ini akan seru!" seru Diego sambil mengibaskan tangannya yang sepertinya masih perih, tapi ia langsung bungkam saat Hunter menatapnya tajam.

"Nope, itu tidak akan terjadi dan aku akan menurunkanmu sekarang!"

Pria ini sangat keras kepala. Aku juga tak mau di sini jika aku tak mencurigai siapa Diego ini, bisa jadi ternyata dia yang mengirimiku pesan.

"Aku tak punya rumah." Kompak mereka berdua berhenti berdebat dan menengok padaku, kusadari itu dan melanjutkan kalimatku, "mereka mengusirku." Aku langsung pura-pura menangis. Semoga akting jelekku ini berhasil.

Kulihat dari kaca spion, ekspresi Diego terlihat memelas sedangkan Hunter memutar bola matanya.

"Awh, jangan menangis kau bisa tinggal dengan kami berdua untuk sementara," ucap Diego sambil mengelus rambutku.

Hunter terperanjat. "Are you crazy?  Kau bahkan tak mengenal gadis ini! Bagaimana kalau dia-" Diego langsung menaruh telunjukknya di bibir Hunter sambil menggeleng. Ugh, pemandangan yang menjijikan.

"Hanya sementara, sampai dia menemukan tempat tinggal baru. Please! " Diego mengerjapkan matanya beberapa kali pada Hunter.

"Please." Aku juga ikut-ikutan memohon dengan puppy eyes milikku.

Hunter menggerutu sampai ia melempar tangannya ke udara, menyerah. "Damn, fine!  Hanya sehari saja!"

Orang ini sangat stingy, whatever. Aku akan temukan jalan lain untuk merujuknya. Lagipula, Max Barzinni tak akan membiarkanku lama berlari, dia seolah posesif denganku atau memang benar.

* * * *

Kami akhirnya sampai di sebuah motel yang terletak pinggir kota yang tentu aku tak tahu di mana ini, aku hanya menyetir tanpa arah sampai digantikan oleh Hunter saat kami berhenti untuk isi bensin. Kusadari motel ini berada di tempat sepi, sepi pengunjung, dan hanya ada beberapa kedai di sini. Haripun juga sudah gelap karena perjalanan panjang.

"Listen here girlie, apapun yang terjadi padamu bukan urusanku, ok?" ucap Hunter setelah kami check in.

Aku mengangguk, tak masalah aku bisa menjaga diriku sendiri.

Selama dua hari ini aku mengenal Diego, aku langsung bisa mengenal kalau pria ini orang yang sangat ceria dan sedikit... entah, cute? Aku tak percaya mengatakan kata-kata aneh ini pada seseorang apalagi pada seorang pria. Dilihat dari postur tubuhnya, seperti yang kubilang sebelumnya dia terlihat seperti tipe pria yang sering melatih tubuhnya dan ia memiliki banyak tatto di sekujur tubuhnya dan lagi sifat serta kelakuannya tak sesuai dengan tampangnya.

"Hai Fiona, kenapa kau berdiri saja di depan pintu? Ayo kita nonton film bareng!" Ia sekarang malah nonton film Disney di TV.

Aku hanya tersenyum kecil dan memintanya meneruskannya sendiri. Bukannya tak mau, aku hanya tak mau ambil resiko tidur atau duduk di antara mereka berdua yang kini asik tiduran di kasur, Hunter sudah terlelap duluan dan hanya ada satu kasur di kamar motel kecil ini.

Sebenarnya mereka berdua duo yang menarik. Mereka berdua menjaga punggung mereka satu sama lain, aku sedikit iri? Iri? Entah aku langsung merasa nyaman dengan mereka berdua. Lihat saja sekarang tanpa sadar aku sudah duduk di sebelah Diego seolah dia bukan orang asing yang baru kemarin kukenal.

My Lost Soul | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang