★★★★★★★★★★★★★★★★Aku bertemu Fiona di salah satu hotel di Venesia. Aku sedang mengambil cutiku di sana, tidak, saat itu aku tengah menutupi diriku untuk rencanaku membunuh pria yang ternyata adik dari Lanzonni.
Sudah lama aku tak memanjakan diriku. Di sana aku memuaskan diriku meminum sebanyak mungkin dan melakukan banyak seks pula. Girls here really wild. Disaat seperti inilah yang mungkin semua pria dambakan, hidup kaya, dikelilingi wanita dan sukses, that's me. Aku bukan hanya pembunuh bayaran, aku juga memiliki usaha yang cukup sukses, ya untuk menutupi identitasku yaitu sebagai businessman trading.
I have double life. Pembawaanku tenang, reserved man tapi saat malam aku adalah anjing gila. Siapa aku sebenarnya? Aku tak tahu. Aku menikmati kedua sisiku dan aku juga terkenal di keduanya. Apa kekuranganku? Tak ada. Aku tak memikul keluarga di punggungku karena aku tak memiliki siapapun dan membuat hidupku bebas. Hati yang kosong? Itu aku. Aku heartless dan jatuh cinta bukanlah sebuah pilihan bagiku, karena tak ada di dalam kamus seorang Pedro Missoni.
Tapi semuanya hancur hanya karena satu perempuan.
Pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat pesta dansa di hotel milik salah satu klienku. Dia terlihat sangat stunning dengan open back red dress, rambut brunette bergelombang terjuntai indah di lekukan tubuhnya yang sempurna dan kulit madunya terlihat lezat seperti bibir ranumnya dan yang paling menarik perhatianku adalah matanya yang berwarna emerald yang cocok seperti kalung diamonnya berwarna hijau. Cara dia menggoyangkan tubuhnya saat berdansa membuatku terangsang, dan caranya melihatku fücking alluring me to the boner.
Tanpa kutahu aku berjalan kepadanya. Aku mulai berdansa dengannya. Dia terlihat cukup terkejut dan pipinya bersemu. Aku tersenyum miring, wanita ini surpsingly innocent dan mudah. Kurasa aku tak perlu bermain lebih lama dengannya, hanya satu malam dan kuyakin sensasi aneh ini akan segera berakhir.
* * * *
Ok, dia lihai. Dia ternyata masih virgin. Awalnya aku tidak percaya tapi saat kita melakukannya, ia terlihat takut. Aku sebenarnya masih ingin berlanjut tapi somehow aku merasa bersalah. Bersalah? Aku bukanlah serigala yang memakan young lady sepertinya. Aku masih menghormatinya dan aku bukan rapist.
Tapi ia perlahan menerimaku dan ia bilang bahwa ia menyukaiku, ia ingin bertemu denganku lagi. Aku tak bisa menolaknya disaat ia merayuku, aku tak bisa menyalahkannya sejak ia memiliki tubuh yang hot.
Baiklah, hanya sehari lagi.
Hari itu aku bisa menyimpulkan bahwa ia berbeda dari para wanita yang kutemui sebelumnya. Dia tidak tryhard, dia bahkan datang hanya dengan pakaian normalnya dan tanpa makeup. Ia tidak takut menjadi kotor dan ia berani makan banyak di depanku. Dia terus tersenyum saat kita berjalan bersama di pinggir pantai. Aku memang tak menyukai rasa manis tapi melihat senyumnya adalah rasa termanis. Dia perempuan pertama yang membuatku tersenyum setelahnya. Dan seperti itu, kita terus bertemu tiap harinya dan aku lupa akan prinsipku sebelumnya, begitupun rencana pertamaku saat aku datang kemari.
Aku sungguh menyesali keputusanku. Aku memutuskan untuk menjauh darinya dan pindah ke hotel lainnya karena dia selalu mengacaukan pikiranku. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku dan pergi jauh darinya dan melupakannya.
Namun, baru sehari aku jauh darinya terasa seperti bertahun-tahun. Tiap hari aku terus merindukannnya. Itulah kenapa aku menyesali keputusanku, bertemu dengannya bagaikan sebuah bencana.
Dia terus mengisi kepalaku bagaikan drugs. Aku sering melamun saat meeting hanya karena memikirkannya. Apa yang sedang ia lakukan sekarang, apa yang ia kenakan dan apapun yang berkaitan dengannya. Aku pasti sudah gila, dia hanya seorang wanita. Ya, wanita yang kebetulan menjadi titik tarikku. Dia beruntung.
* * * *
Fiona Hastings, freelance writer, 22 tahun. Itulah yang ia ceritakan tentangnya. Tapi ia tak bilang dari mana ia berasal. Dari wajahnya kutahu ia bukan orang Eropa. Saat aku memutuskan untuk kembali ke hotel tempat pertama kali kita bertemu, aku tak bertemu dia lagi. Kurasa ia sudah pergi. Well, whatever jadi artinya aku bisa melupakannya kan? Tidak.
Jadi aku melakukan pencarian. Dan yang kutemukan sangat mengejutkan. Dia bukanlah freelance writer ataupun warga Venesia karena ia bicara bahasa Italy dengan lancar. Ia juga tak memiliki keluarga di sini. Itu artinya dia berbohong.
That bïtch. Aku bahkan membiarkan dia mencuri uang begitupun jam milikku saat terakhir kita bertemu. Walaupun aku tak begitu peduli tapi ia terbukti sudah berbohong padaku dan aku sekarang punya alasan untuk mengejarnya. Kurasa ia remaja yang melarikan diri dari rumahnya, tunggu saat aku menangkapnya.
Lalu, beberapa hari kemudian aku akhirnya menemukannya di bar lokal kota sebelah. Kulihat ia sedang minum sendirian dengan ekspresi wajah depresinya. Aku tak pernah melihat ekspresi itu sebelumnya dan aku membencinya.
Tak lama seorang pria mencoba merayunya dan mencoba menariknya paksa ke tempat lebih sepi. Nampaknya ia tak memiliki tenaga untuk melawan. Walaupun ia melawan, tak membuahkan hasil, mungkin karena pengaruh alkohol yang bekerja untuknya.
Jadi sebagai gentleman, aku menyelamatkannya dari pecundang itu. Dia terlihat terkejut melihatku lagi di sini dan mencoba untuk lari dariku tapi aku berhasil menangkap pinggangnya terlebih dahulu dan tak tanggung-tanggung aku langsung cekik lehernya. Ia tak bisa bernapas dan wajahnya perlahan berubah menjadi biru, ia terlihat sangat hopeless.
Akhirnya kutarik tanganku, aku sadari ia tak memiliki niat untuk hidup saat aku mencekiknya. Kenapa?
Ia terperenyak di tanah. Ia terbatuk-batuk karena napasnya sempat tersedat dan mataku mendapati pergelangan tangannya yang terlihat banyak luka silet yang tak pernah kusadari, karena ia selalu mengenakan gelang. Apa ia mencoba untuk membunuh diri sebelumnya?
Awalnya aku tak peduli karena aku hanya menginginkan tubuhnya tapi sekarang aku mau tahu lebih banyak tentangnya. Apa cerita hidupnya?
Aku mengulurkan tanganku padanya, ia ragu-ragu untuk meraihnya disaat aku mencoba untuk membunuhnya sebelumnya. Jadi aku tarik tangannya dengan paksa dan mengancamnya akan membunuhnya jikalau ia berteriak karena kita sudah menjadi titik perhatian dan aku memutuskan untuk membawanya ke hotelku.
Aku ronggak tasnya dan tak kutemukan uang begitupun jamku yang dicuri. Tapi yang membuatku tercengang adalah saat aku melihat ID card miliknya. Ia ternyata masih berumur 17 tahun, seorang siswi SMA dan warga negara Kanada. Jadi aku benar, ia adalah remaja yang melarikan diri.
Dia terus meminta maaf dan memohon ampun supaya aku tak membunuhnya. Aku tertawa kencang, kenapa hal itu jadi masalah sekarang? Dia sudah mencoba membunuh dirinya sebelumnya, kenapa ia malah memohon seperti orang depresi?
Sudah kupastikan dia hebat dalam hal akting. Buktinya disaat aku yang tengah lengah ia mencoba menyerangku dengan panci dari dapurku yang entah sejak kapan ia dapatkan. Really?
Sejak pukulan konyolnya itu tak berpengaruh padaku, ia mencoba berlari keluar tapi tentu aku bisa mengangkapnya dengan mudah dan mengurung tubuhnya di dinding. Aku suka ini, dia feisty dan aku merubah pikiranku saat aku berpikir untuk mengirimnya kembali pulang, dia terlalu menghiburkan. Should I become a bad guy here?
"Mulai sekarang kau adalah tawananku," ucapku pada wajah kecil yang terlihat ketakutan ini.
★★★★★★★★★★★★★★★★
a/n: What do you think? :)
VOTE. COMMENT.
★★★★★★★★★★★★★★★★
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lost Soul | ✔
Mystery / ThrillerApa jadinya jika seorang gadis SMA berumur 17 tahun bertukar tubuh dengan seorang pria paling bahaya di dunia? Dia queenbee, semua orang sukai dan benci. Dia tak punya hati, semua orang segani dan benci. Dunia yang berbeda. Waktu yang berbeda. Tub...