"Bunda....bunda...!"
Suara teriakan nyaring itu membuatku kaget...segera ku tutup buku coklatku. Ku letakan pada rak kecil di samping tempat dudukku.
Aku tersenyum memandang bocah lelaki kecilku berlarian ke arahku.
"Kenapa sayang??"
"Bunda...ayah mau ajak adek maen ola"
Ini anakku....
Raijendra Gautama...
Umurnya 4tahun... Dia anak yg sangat tampan dan lembut."Kakak mau maen dimana sama ayah??"
"Kata ayah di lapangan deket taman Bunda, kakak di suruh ajak Bunda..ayo Bunda ayoo..."
"Iyaa kakak iyaa...ayoo..!!"
Aku menggendongnya dan membawanya keluar,begitu kami sampai di teras rumah, aku melihat seorang lelaki tampan sedang memakai sepatu olahraganya.
Begitu melihat aku dan Raijendra,dia tersenyum sangat manis, langsung dia berjalan ke arah kami berdua. Mengambil alih Raijendra,mencium pipi chubbynya yg sangat menggemaskan.
Beralih kemudian dia menatap ku lekat,kembali memberikan senyum manisnya, dan mencium keningku lembut.
"Ihhh ayah bunda...!!"
Aku dan dia segera sadar bahwa ada buah hati kami sedang menutup mata.
Iyaaa....dia lelaki yg sudah 4 tahun menemani hariku. Lelaki pilihan terbaik ku.
"Ayoo ayah katanya mau maen bola" Raijendra sepertinya sudah tidak sabar. Terus terusan dia merengek agar segera kami ajak bermain.
Akhirnya kami segera bergegas menuju lapangan.
Di dalam perjalanan, Raijendra terlihat sangat antusias sekali, dia berbicara ini itu tanpa henti. Aku dan dia hanya tertawa saja melihat buah hati kami.
Setibanya di lapangan,mereka berdua seger bergegas mempersiapkan bola yg akan mereka mainkan. Sementara aku memilih duduk di kursi panjang.
"Bunda ga ikut maen??"
"Engga sayang,Kakak sama ayah aja ya mainnya,bunda lihatin"
Dia mengangguk dan segera berlari ke arah ayahnya.
Mereka bergerak dan berlarian kesana kemari,tak jarang mereka tertawa riang.
Jika sudah melihat kebahagiaan mereka yg seperti ini membuat ku merasa sangat bersyukur dengan apa yg telah terjadi di masa lalu ku.
Tuhan ternyata begitu adil padaku, dia tidak memberikan aku apa yg aku inginkan,tapi dia memberiku apa yg aku butuhkan.
Jika dulu aku begitu kecewa dan membenci takdir,hari ini dengan mantap aku mengatakan bahwa aku bahagia dengan takdirku,bahagia dengan apa yg terjadi dan akibat yg di sebabkan.
Aku sangat sangat bersyukur saat melihat kedua kehidupanku. Menatap lekat pria yg sangat aku cintai membuatku kembali mengingat kenangan masa lampau,lagi.
JINGGA
BALI, 12 Oktober 2016
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Jingga Di Langit Biru
RomanceNamaku Jingga, Aku ingin bercerita tentang kisah perjalanan cintaku. Tentang arti cinta bagiku, Tentang sebuah makna pengorbanan dan juga persahabatan. Lewat buku ini kalian akan tau,bagaimana perasaanku selama ini. Jakarta,01 Oktober 2016