Dukungan

75 1 1
                                    

Pagi harinya,Langit memutuskan untuk menjemput Jingga. Langit sadar semua permasalahan ini harus segera dia bereskan. Tidak akan bisa selamanya dia dan Ruby berputar dalam lingkaran salah paham. Dia akan mengajak Jingga ke Jakarta.

Langit menunggu Jingga di seberang jalan,dia masih ingat kata kata Jingga bahwa kakaknya sedang tidak dalam mood yg bagus.

Jingga terlihat keluar dari rumahnya diikuti oleh Abi di belakangnya.

"Dek..."

"Aku mau sekolah Bi," ucap Jingga datar dan dingin.

"Dek maafin aku,aku janji bakalan selesain semua."

"Bi bisa balikan semua yg hilang dari diri Ruby?." Jingga menatap tajam Abi.

Abi terdiam.

"Tentu tidak bisa kan?? Dan Abi tau,Abi juga udah buat orang lain terkena imbas karena perbuatan km!"

"Aku tau...aku salah...akuu tau!!" Abi tampak sangat frustasi dengan semua masalah ini.

"Apa aku ga berhak punya kesempatan kedua???? Apa km ga bisa tetap berdiri di samping aku dan mencoba mengerti posisi aku??? " ucap Abi lagi,kali ini dengan suara yg sedikit meninggi.

Langit melihat ada perdebatan antara 2 saudara. Ada keinginan untuk mendekat sekedar untuk melihat keadaan Jingga,tapi dia tidak ingin membuat masalah menjadi semakin runyam jadi dia memutuskan untuk menunggu.

"Apa aku ga boleh buat salah dek?? "

Jingga tersentak mendengar perkataan Abi,dia tersadar memang tidak seharusnya dia melakukan hal ini pada Abi. Seharusnya dia ada di sampingnya untuk memberi dukungan bukan malah semakin memojokannya.

Jingga ingat,,masih sangat ingat bagaimana Abi selalu menjaganya,selalu berusaha melindungi dia dari apapun yg mencoba menjatuhkannya. Abi selalu menyayangi Jingga bahkan melebihu kedua orang tua Jingga.

"Bii...!" Jingga memeluk Abi. Dia tau dia benar benar saudara yg jahat.

"Maafin aku Bi,,ga seharusnya aku kayak gitu sama km,seharusnya aku berdiri di samping km untuk menyelesaikan semua masalah ini."

Abi tersenyum lega mendengar kata kata adeknya,dia senang karena setidaknya sekarang akan ada orang yg mau mendukung dia dan membantu dia mengungkap semuanya.

"Terimakasih adek,makasih karena selalu ada buat aku,"

Langit tersenyum melihat mereka berpelukan ,dia tidak tau apa yg mereka ributkan tapi setidaknya sekarang masalah antara mereka audah selesai.

"Aku sekolah dulu ya Bi,ntr telat!"

"Aku anter ya,,"

"Engga Bi,,ga usah..aku entar naik taksi aja atau ojek,kan km kuliah.. Nanti pulang sekolah kita bicarain ya semuanya."

"Bawa Ruby ke rumah ya "

Jingga menatap Abi terkejut.

"Buat apa Bi?"

"Aku mau menyelesaikan semua,ajak Langit juga ya"

Jingga mengangguk mengerti,dia setuju untuk segera menyelesaikan semuanya hari ini juga.

"Ya udah aku berangkat ya Bi."

Langit melihat Jingga yang sepertinya akan berangkat,dia bergegas meenghampiri Jingga.

"Jingga....."

"Langit...?? Kok km disini?? Sejak kapan??"

"Nanya nya satu satu kenapa" ucap Langit sambil mengacak rambut Jingga.

"Ihhh jangan di acak,berantakan tau!!"

"Biarinnn!! Berangkat bareng aku yaa"

"Naik apa coba??"

"Tuh!!!" Langit menunjuk ke arah motornya.

"Naik motor gpp ya???" Tanya Langit lagi.

Jingga tersenyum menanggapinya.
Motor Langit melaju dengan kecepatan normal menuju ke arah sekolah.

Dalam perjalanan Jingga masih sibuk dengan pemikirannya. Ingin rasanya dia memberitahu Langit tentang semuanya,tapi dia takut jika Langit marah dan justru akan membenci dia dan Abi karena telah membuat dia menjadi tersangka ataa perbuatan yg sebenarnya sama sekali tidak dia lakukan.

"Langit..."

"Hemmm..." Jawab Langit sambil konsentrasi menyetir.

"Ga jadi deh ntr aja di sekolah."

••••••••

Motor Langit berhenti di parkiran sekolah,Jingga segera turun dan berdiiri di samping Langit.

Langit yg melihat ada kegugupan dan kebingungan dari tingkah Jingga merasa bahwa ada sesuatu yg tidak beres.

"Kenapa??"

"Hmmm..Langit...anu..!"

"Anu apa!?"

"Hmm aku..."

"Km suka sama aku??" Langit menatap Jingga sambil menggigit bibir bawahnya.

"Aku juga suka km,eh bukan.. Bukan suka!! Tapi aku cinta sama km!!" Ucap Langit Lagi.

"Ihh apaan sih,,bukan itu!!!"

"Hahaha terus apa??dari tadi ngomongnya anu anu terus! Mau anu anuan?heh??!"

Pipi Jingga terasa memanas mendengar godaan Langit. Langit yg satu ini rasa rasanya sangat panas,hingga membuat Jingga selalu merasa gerah.

"Tau ah,,ihh jorok otaknya. Aku ke kelas aja!!" Ucap Jingga sambil berlari meninggalkan Langit. Jingga sadar dia tidak bisa terus terusan berada di dekat Langit,dia takut Meleleh!!

Langit terkekeh melihat tingkah laku Jingga,sangat lucu pikirnya.

Dari kejauhan tanpa mereka tau,Biru menatap mereka berdua dengan pandangan tidak suka.

"Sebentar lagi km akan merasakan apa yang Ruby rasakan."

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Sep 08, 2016 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Jingga Di Langit BiruHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin