Kebenaran

58 2 0
                                    

"Ruby... Km disini???" Aku berjalan mendekatinya. Rasa penasaran semakin mendominasiku.
Ada hubungan apa dia dengan Langit.

"Km sendiri kenapa disini?? Ada hubungan apa km sama Langit?" Aku bisa melihat amarah di tatapan matanya. Bukan tatapan ramah seperti yg dia perlihatkan padaku dulu.

"Mau apa dia disini dan apa hubungannya dia denganku itu bukan urusanmu By,sebaiknya km pulang!!" Usir Langit.

"Km ngusir aku??" Teriak Ruby. Langit hanya menoleh sekilas ke arah Ruby lalu memalingkan wajahnya. Dingin!!

"Engga...km ga bisa kayak gini sama aku Langit,,ga bisa...!! Km udah ngerusak masa depan aku dan sekarang km ngebuang aku!!"

Dia bilang apa barusan?ngerusak masa depan?? Apa jangan jangan...???

"Lo gila Ruby,,,gue ga ada hubungannya sama semua ini,gue udah coba sabar ya sama lo...tapi lo makin ngelunjak!!! Keluar lo dari rumah gue!!!"

"Km jahat Langit,!!!" Teriak Ruby.

Ruby menatap ke arahku,aku tidak mengerti apa arti dari tatapannya itu. Dia berjalan ke arahku dan memegang lenganku.

"Jauhin dia kalau km ga mau hidupmu rusak seperti aku" katanya penuh air mata dan amarah.

Aku yang tidak menyangka dia mengatakan hal seperti itu padaku,hanya bisa terdiam.

Ruby menghapus air matanya dan pergi meninggalkan aku dan Langit berdua.

"Jingga..." Panggil Langit parau.

Langit berjalan mendekatiku. " ini ga yg kayak km pikirin Jingga,aku..."

"Aku mau pulang Ngit,udah sore"

Aku pergi tanpa mendengar jawabannya. Sungguh saat ini aku benar benar harus mencari tau semua.

"Ruby ....tunggu." Aku berlari menuju ke arah Ruby yg masih berdiri di pagar.

"Kenapa?" Ucapnya ketus sambil mengusap air matanya. Terlihat sekali kalau dia terluka.

"Aku mau tau apa yg sebenarnya terjadi" ucapku mantap. Di hanya menatapku dengan pandangan datar.

••••••••

Dan disini kami berdua. Menatap langit senja di hamparan pantai.

Ya...!! Kami ada di salah satu pantai yg ada di Bali. Pantai Padang Padang namanya, kami duduk di pasir menatap ke arah matahari terbenam.

"Malam itu,adalah malam kehancuranku." Ujar Ruby tanpa memandang ke arahku. Pandangannya tetap lurus ke arah matahari terbenam.

"Waktu smp aku termasuk anak yg bebas,kedua orang tuaku sibuk dengan urusan mereka masing masing."

"Papaku mengurus perusahaan keluarga kami yg mempunyai banyak cabang di dalam maupun di luar negeri, sedangkan mamaku sibuk dengan arisannya dan teman teman sosialitanya"

"Saat itu kami memutuskan untuk pindah ke Jakarta karena papa sedang berkonsentrasi dengan cabang usahanya disana.Dan saat itulah aku bertemu dengan Langit"

"Langit bisa dikatakan sama denganku,kehidupan yg berkecukupan tapi sangat kekurangan perhatian orang tua, kami berteman dan sering menghabiskan waktu untuk bersenang senang"

"Kami suka pergi clubbing,kebetulan teman Langit adalah pemiliknya sehingga kami tetap bisa masuk tanpa perlu khawatir belum cukup umur"

"Dan di suatu malam itu, kami berdua sama sama penat dengan aktifitas belajar yg sangat ketat untuk menhadapai ujian nasional,,kami berdua pergi bersenang senang dan entah apa yg terjadi..kami berdua sama sama mabuk sehingga kehilangan kendali dan......."

Ruby tidak melanjutkan kata katanya,tapi aku sudah mengerti apa yg terjadi sebenarnya disana.

Kulihat dia menangis,dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Dia meninggalkan aku sendirian pagi harinya,aku benar benar terkejut melihat kondisi ku. Aku terpuruk selama beberapa minggu,sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencari Langit dan meminta dia untuk tidak meninggalkanku. Coba km pikir apa yg bisa aku harapkan lagi,aku masih smp dan aku sudah kehilangan mahkotaku.!!"

"Aku berusaha menghubunginya tapi sama sekali tidak ada jawaban,nomer nya tidak aktif. Aku mencari kerumahnya tapi tidak pernah aku menemukannya. Bahkan di sekolahpun dia sama sekali tidak terlihat,entahlah apa dia mengikuti ujian atau tidak,aku tidak tau"

"Sampai akhirnya aku lulus dan orang tuaku mengajak kembali lagi kesini, dan aku benar benar kehilangan kabar darinya"

"Lalu kemana km beberapa minggu ini? Tanyaku padanya.

Kulihat dia menghela nafasnya lagi, " aku hamil"

Aku menutup mulutku tidak percaya. Kami baru kelas satu SMA dan dia sudah....!!

"Aku menggugurkannya" ucapnya lagi.

Aku menggeleng gelengkan kepalaku semakin tidak percaya.

"A..a..aborsi???" Tanyaku

"Iyaa...km ingat saat di perpustakaan aku memintamu menemaniku menemui seseorang?? Tanya nya dan aku hanya menganggukan kepalaku.

"Aku bertemu dengan Langit disana,aku mengatakan bahwa aku hamil,tapi dia berkata bahwa bukan dia yg bertanggung jawab atas semuanya, dia bilang itu bukan anaknya."

"Aku sudah tidak punya jalan lain saat itu,hingga aku memutuskan untuk melakukan aborsi. "

Aku tertegun mendengar cerita Ruby. Sekarang aku benar benar muak dengan manusia yg bernama Langit itu. Dia bahkan tadi mengusir Ruby seperti tidak terjadi apa apa.

"Biru bagaimana??" Tanyaku saat aku mengingat nya.

"Biru....ya??? " dia menghela nafas beratnya.

"Biru adalah sosok pelarian yg aku temukan beberapa bulan lalu.."

"Sosok pelarian??!!" Ucapku memastikan apa yg aku dengar.

"Bagaimana bisa km jadiin dia cuma sebagai sosok pelarian???" Tanya ku lagi saat dia hanya terdiam bisu.

"Dia yg paling terpukul saat km menghilang Ruby,dia mencari mu kemana mana." Teriakku tidak terima,bagaimana bisa dia cuma menjadikan Orang yg aku sayangi hanya sebagai sosok pelarian.

"Kenapa km semarah itu? Km menyukainya , eh??? Tanyanya sambil tersenyum sinis.

"Ambillah,,aku hanya menjadikan dia pengganti Langit,sekarang setelah Langit kembali aku tidak membutuhkannya lagi"

"Dia bukan barang Ruby,bagaimana bisa km memperlakukannya seperti itu." Aku bangkit dari dudukku dan menatapnya tajam.

Dia memandangku sekilas,lalu ikut beranjak dari duduknya.

"Dia yg paling khawatir denganmu saat km hilang Ruby,kenapa km ga kasi dia kabar."

"Aku sudah bilang!! Aku tidak membutuhkannya lagi!!!!" Ucapnya keras.

"Dan kalau km menyukainya ambil saja," katanya lagi.

Aku benar benar tidak mengerti dengan gadis di hadapanku ini,dia memperlakukan Biru seperti barang. Yg saat dia butuh akan di sayang,tapi setelah tidak di butuhkan di buang begitu saja.

"Dan satu lagi..." Ucapnya saat dia akan pergi.

"Apapun hubungan km sama Langit,apapun urusan km dengan dia...jauhi dia!! Dia milikku!! Setelah semua yg terjadi di antara kami berdua aku tidak akan pernah melepaskannya."

Kulihat punggungnya beranjak menjauh dari tatapanku.

Baiklah sekarang aku sudah mengetahui semua apa yg ingin aku tau. Benar benar tidak aku sangka bahwa Langit akan seperti itu. Lalu bagaimana dengan semua gombalannya, dia bilang menyukainya dan bla bla bla.... Bulshit semua!!! Aku benar benar merasa bersyukur karena aku belum terjerumus terlalu jauh dalam permainannya.

Jingga Di Langit BiruHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin