Pertengkaran

35 0 0
                                    

Akhirnya setelah aku malu malu kucing  dengan Langit,dia mengantarku pulang ke rumah. Dalam perjalanan pun rasa malu ku masih terasa sedangkan dia hanya tersenyum yg tidak aku mengerti apa maksudnya.

"Besok aku jemput ya..." Ucapnya saat kami sudah tiba di rumahku.

"Iyaa ..." Jawabku singkat.

"Kok udah pulang dek??" Abi menampakan wajahnya dari balik pintu sambil mengenakan kaos oblong dan celana pendek.

"Emm itu Bi...apa...eh..." Susah sekali rasanya mengeluarkan kalimat kalimat kebohongan yg sudah aku persiapkan dari tadi.

"Ngomong apa deh!! Ae...ae...!"

"Hari ini pulang lebih awal bang, guru guru lagi ada rapat." Mungkin Langit mengerti kegelisahanku jadi dia membantuku menjawab.

"Ohh gitu...." Abi berlalu meninggalkan kami berdua. Tumben tumbenan dia tidak cerewet. Biasanya dia akan menanyakan ini itu yg membuat aku pusing.

"Ya udah aku balik dulu ya...km masih punya baju seragam kan?? Kalau ga biar aku beliin buat km besok."

"Aku masih ada kok,oh ya ini jaket km aku pake dulu ya...biar ga kelihatan sama Abi"

Langit hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.

"Jingga...." Suara serak aku dengar dari balik tubuh Langit. Aku dan Langit sama sama menoleh.

"Biru....." Panggilku.

Biru menatap ku sekilas kemudian beralih menatap Langit. Dari sorot matanya aku bisa melihat ada rasa kebencian yg besar.

"Jadi km....!!! Km yg namanya Langit hah??!!!!" Biru mendekat ke arah Langit dan memegang kerah baju yg Langit kenakan.

"Apa apaan sih lo!!!!" Langit terlihat marah dan mendorong tubuh Biru hingga dia terjatuh.

"Cowok sialan?!!!! Brengsek,,,, km apain Ruby hah??!!!"

Aku benar benar terkejut , jangan jangan Biru sudah mengetahui tentang Ruby. Ya Tuhan...!!!! Masalahnya semakin pelik saja.

"Lo kalo ga tau apa...mending diem..."

Biru maju menerjang Langit,dia memukul wajah Langit sehingga Langit terhuyung ke arahku.

Langit hendak membalas perbuatan Biru,tapi aku segera menahannya.

"Cukup Langit...Cukup! Biru...kita bisa bicarain ini semua.. Km yg tenang,aku akan jelasin semuanya.. Tapi..."

"Stop Jingga!! Aku punya urusan tersendiri dengan cowok brengsek ini. Lebih baik km tidak ikut campur."

"Cuihhh..... Sini lo!!!" Langit dengan segera melepaskan tanganku yg sedang menahannya. Mereka berdua saling baku hantam,aku berusaha melerai dan berteriak agar mereka berhenti tapi sepertinya mereka sama sama tidak mempedulikan sekitarnya.

"APA APAAN INI!!!!"

Suara Abi terdengar begitu memekik di telinga ku. Aku benar benar bersyukur dia datang di saat yg tepat.

"Kalian kalo mau berantem jangan di rumah gue!!! Pergi sekarang juga! Dan satu hal lagi, gue mau kalian berdua jauhin adek gue!!!! Gue ga mau lihat muka kalian berdua!!"

"Bi...ini tuh....."

"Cukup...masuk kedalam!!" Abi berucap padaku.

"Bi...ini....."

"Aku bilang masuk Jingga!!!" Abi berteriak padaku.

Sepertinya dia benar benar marah,akhirnya aku memutuskan untuk segera masuk kedalam.

"Lindungi Langit Ya Tuhan!!" Batinku.

"Dan kalian berdua!!pergi dari sini sekarang juga...!! Pergi!!"

Aku masih bisa mendengar suara melengking milik Abi. Ingin aku kembali kesana,tapi rasanya bukan waktu yg tepat.

Aku berjalan lesu menuju ke kamarku, sepertinya akan sangat susah untuk kembali menormal kan keadaan. Abi seperti nya sangat marah,apa yg membuat dia begitu marah. Apa karena mereka berkelahi di rumah. Tapi seharusnya dia tidak semarah itu. Apalagi sampai menyuruh mereka menjauhi ku.

Jingga Di Langit BiruHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin