Bel pulang sudah berbunyi,bersamaan dengan bunyi bel sepertinya hatiku juga ikut berbunyi. Deg..deg...deg...
Aku tidak tau mengapa,tapi begitu mengingat bahwa Langit akan datang ke kelasku membuat ku sedikit gugup, bukan bukan sedikit gugup tapi sangat gugup.
Saat ini kelas sudah sepi,murid murid sudah bergegas pulang. Aku sudah diam di kelas ini hampir 10 menit. Bodohnya aku kenapa aku harus menunggunya.
Aku menghembuskan nafasku .. Entah untuk apa aku menghembuskan nafas seperti itu, apa untuk kelegaan karena ternyta ucapan Langit untuk ke kelasnya hanya bualan. Atau untuk kekecewaan karena ternyata Langit tidak benar benar datang.
Aku segera merapikan bukuku , aku harus segera ke arah parkiran.
"Nunggu gue ,heh??"
Suara itu, dia benar benar datang ternyata. Aku menatap ke arah pintu kelas dan benar dia disana.
Lihatlah penampilannya kalau jam pulang,bajunya berantakan sekali dan dia tidak membawa tas.
Aku memasukan bukuku dan beranjak keluar kelas melewatinya.
Entah kenapa aku merasa sangat kesal dengannya. Dia membuat aku menunggu dan berandai andai tadi.
"Hei..loe marah?? Gue tadi ada urusan bentar" ucapnya sambil mengikuti langkahku.
Aku tidak mempedulikan perkataannya aku tetap berjalan meninggalkan dia.
Langkahku terhenti saat dia memegang lenganku dan menarik ke arah tubuhnya,lagi.
"Lepasin ih"
"Kenapa loe marah??"
"Siapa yg marah??aku ga marah. Jangan ke GR an deh!!"
"Ohh ya..jadi loe ga marah?? Ok.. Ayo ikut gue" ucapnya sambil memegang tanganku.
"Ga mau...mau kemana??"
"Udah ikut aja..ga usah bawel deh loe"
Dia menarik ku menuju ke parkiran. Aku sama sekali ga tau mau di bawa kemana sama dia.
Aku berusaha memberontak,mana mungkin aku bisa ikut sama dia,aku udah ada janji sama Biru.
Dia membawa aku ke sebuah mobil. Mungkin itu mobilnya,tapi mobilnya ini bukan mobil sembarangan. Ini mobil yg aku tau harganya lebih dari ratusan juta.
Dia membukakan pintu untukku.
"Masuk" perintahnya.
Dan entah kenapa aku dengan bodohnya menuruti apa yg dia ucapkan.
Dia kemudian melajukan mobilnya meninggalkan sekolahan.
Di perjalanan,kamu berdua sama sama terdiam. Dia sepertinya sangat berkonsentrasi mengendarai mobilnya.
"Mau kemana sih??" Tanya ku akhirnya. Ga betah kalau harus diam seperti ini.
Dia tidak menjawab apa yg aku tanyakan. Aku melihat ke arahnya,dia hanya memandang lurus ke arah depan.
"Dasar aneh" gumamku.
Entahlah mungkin dia mendengarnya,sehingga dia memandang ke arahku sekilas.
Biar saja dia mendengarnya,udah di paksa ikut,tapi ujung ujungnya malah di cuekin.
Tiba tiba aku teringat sesuatu. Aku lupa memberi kabar Biru. Dia pasti udah nunggu aku di parkiran. Segera aku mengambil handphone ku dan mengetikan kata untuk Biru.
Jingga.Brahmantia
Biru,,maaf banget ya,hari ini aku ga bisa ketemu kamu. Aku ada urusan mendadak.Sekitar 5 menit aku menunggu balasan,tapi tak kunjung juga di balas. Aku menghela nafas berat. Jangan jangan dia marah sama aku.
Aduh bodoh banget,bagaimana aku bisa melupakan Biru.
"Yok turun"
Aku memandang ke arah Langit,dia tampak sedang membuka seatbelt nya.
"Cckk...apa aja sih yg loe pikirin di otak cantik loe" ucapnya seraya membukakan seatbelt ku.
Aku terkejut menerima perlakuannya, dia begitu dekat denganku,aku bisa mencium aroma tubuhnya seperti aroma sabun mandi. Tidak ada aroma parfum yg ku cium seperti saat dekat dengan Biru.
"Udah..ayo turun"
Aku membuka pintu mobil dan melihat sekeliling. Ini sebuah restaurant.
"Gue laper,temenin gue makan ya"
Tanpa menunggu balasanku,dia menggenggam tanganku dan mengiringku masuk ke arah restaurant.
Kami duduk di salah satu meja pojok. Tempatnya tidak terlalu dekat dengan pintu sehingga jarang ada yg berlalu lalang di depan kami.
"Loe mau makan apa??" Tanyanya tanpa memandangku dan fokus ke menu yg dia lihat.
Aku melihat menu yg berada di depanku. Begitu ku buka halaman pertama,aku sudah menemukan apa yg aku inginkan. Makanan favoritku.
"Aku mau yg ini.." Ucapku sambil menunjukan gambar sosis di sertai dengan kentang goreng dan saos. Entahlah aku tidak tau apa namanya.
Dia memandang ku sambil mengernyitkan dahinya. Seperti sedang berpikit keras.
Apa ada yg salah ya dengan yg aku pilih. Aku melihat kembali buku menu dan memperhatikan harganya. Harganya tidak mahal,kenapa ekspresinya seperti itu.
"Yakin loe pesen itu"
"Loh emangnya kenapa??" Tanya ku bingung.
"Cuma sosis doang??"
Aku menganggukan kepalaku.
"Loe diet??"
"Engga kok,,aku suka sosis" jawabku sambil tersenyum.
Kulihat dia tersenyum,dan mengacak rambutku pelan. Hatiku rasanya berdesir di perlakukan seperti itu.
"Ya udah..minumnya apa?"
"Ehmm aku mau milkshake coklat ya"
Dia menganggukan kepalanya,dan segera memanggil pelayan untuk memesan.
Setelah pelayan sudah selesai mencatat apa yg kami pesan,dia meninggalkan meja kami. Dan terjadilah suasana yg sangat ga aku suka.
Kami saling diam dan dia kulihat sedang sibuk dengan hanphone nya.
Aku melirik dia dan berpikir untuk menanyakan sesuatu tentang Ruby. Aku harus menolong Biru.
"Ehmm...Langit"
Dia mendongakan kepalanya dan memandangku seperti sedang menjawab "apa".
"Km kenal Ruby??"
••••••••
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Jingga Di Langit Biru
RomanceNamaku Jingga, Aku ingin bercerita tentang kisah perjalanan cintaku. Tentang arti cinta bagiku, Tentang sebuah makna pengorbanan dan juga persahabatan. Lewat buku ini kalian akan tau,bagaimana perasaanku selama ini. Jakarta,01 Oktober 2016