"Aku anterin km sampe ke kelas ya"
"Ga usah Langit,kelas km kan arahnya berbeda"
"Gapapa,aku harus mastiin kalo km baik baik aja"
"Kenapa dia jadi protective begitu" pikirku.
Dan akhirnya aku hanya dian saja saat Langit memaksa mengantarkan ku ke kelas ku.
"Jingga...!!!"
Kudengar seseorang memangg namaku,dan kulihat ada Biru sedang berdiri tidak jauh dari pintu kelasku.
"Eh Biru,km disini?" Tanyaku sambil memandang Langit dan melepaskan genggaman tangannya.
Dan bisa kulihat Langit tampak bingung dengan sikapku.
"Iyaa , aku tunggu kamu dateng" ucap Biru sambil berjalan mendekat ke arah ku dan Langit.
Biru tampak memandang Langit dengan tatapan yg sulit di artikan,sedangkan Langit terkesan cuek dan tidak terlalu memandang Biru.
"Bisa kita ngomong sebentar" kata Biru sambil tetap memandang Langit.
Aku memandang ke arak Langit seolah mengatakan padanya bahwa aku lagi ada urusan. Dan sepertinya dia tidak mengerti dan malah bersiul siul engga jelas sambil memandang ke arah lain.
Dasar ini anak,ga ngerti banget di kodein gitu.
"Ehm bentar ya Biru"
Aku segera menarik Langit sedikit menjauh dari tempat Biru berdiri.
"Kamu balik aja ke kelas km,kan aku udah di kelas"
"Kan km belum masuk kelas" katanya.
"Kan aku udah di depan kelas Langit" ucapku geram.
Dia tampak memandang ke arah Biru yg ada di belakangku.
"Ya udah aku balik ya,pulangnya jgn kemana mana sampe aku jemput" ucapnya sambil mengelus rambutku.
Dan bodohnya aku seperti anak anjing yg menganggukan kepalanya saat majikannya memerintahkan sesuatu.
"Good girl!!" Ucapnya yg langsung pergi menjauh dari kelasku.
Biru mulai berjalan mendekati ku. Aku menghadap ke arahnya.
"Siapa dia?" Tanya nya padaku langsung.
"Namanya Langit"
"Pacar kamu??"
"Ahh bukan ,, cuma temen aku aja kok"
Aku bisa melihat sorot mata tidak suka saat dia menatap aku dan Langit.
Sepertinya Bukan sekarang waktu yg tepat Biru tau apa hubungannya Langit dan Ruby.
"Oh ya km mau ngomong apa?" Tanya ku pada Biru.
"Hmm itu..aku mau bilang kalo di sekolah bakalan ada acara Pensi gitu. Aku mau ajak km berangkat bareng."
"Oh ya ?? Kapan acaranya??"
"Hmm lagi seminggu,nanti kayaknya bakalan di umumin di mading,OSIS juga lagi persiapin semuanya"
Aku menganggukan kepalaku tanda mengerti. Dan dia bilang apa tadi? Dia mengajakku berangkat bareng saat Pensi?.
"Gimana mau ga?" Tanya nya lagi padaku.
Aku sama sekali tidak menyangka kalau dia akan mengajakku. Aku tentu tidak akan menolaknya, ini adalah kesempatan yg bagus untuk bisa lebih dekat dengan Biru.
"Iyaa aku mau" ucapku padanya.
Dia tersenyum memandangku dan mengusap pucuk kepalaku lembut.
"Ya udah..aku balik ke kelas dulu ya"
"Iyaa...thanks ya"
Dia tersenyum memandangku dan kemudian berjalan menjauhi ku.
Aku masuk ke kelas dengan perasaan yg berbunga bunga. Seakan banyak kupu kupu yg berterbangan dalam perutku. Akhirnya aku bisa juga dekat dengan Biru tanpa embel embel Ruby.
Degh...!!!
Aku baru teringat dengan Ruby,teman macam apa aku ini yg mendekati pacar teman sendiri."Tapi kan Ruby sendiri yg menghilang tanpa memberi kabar pada Biru" gumam ku.
Apa aku yg salah,aku berpikir ini hanya rencana Tuhan yang memberikan ku jalan untuk dekat dengan Biru. Aku bisa kok lebih membhagiakan Biru.
Lalu bagaimana dengan Langit,aku juga merasa nyaman saat dekatnya. Perasaanku tidak karuan saat bersamanya,apa aku menyukainya??
Tidak mungkin,bagaimana mungkin aku menyukai dua orang sekaligus, yang aku sukai hanya Biru. Perasaaan ku pada Langit hanya rasa penasaranku tentang hubungan dia dan Ruby. Iyaa pasti seperti itu!!!
Aku benar benar sudah gila sekarang,memikirkan ini itu yang sama sekali tidak jelas.
"Auuu..." Aku meringis merasakan sakit pada perutku.
Kenapa aku sakit perut ya,apa ini sudah tanggalnya?. Perasaan ini masih terlalu awal untuk datang bulan.
••••••••••••••
Pelajaran terakhir telah berakhir. Aku merapikan buku buku pelajaranku dan memasukannya ke tas,hari ini badannku rasanya sakit semua,aku ingin cepat cepat pulang dan beristirahat.
"Hai...."
Aku sudah tau siapa yg mengucapkan salam padaku.
Tanpa menghiraukannya aku tetap melanjutkan memasukan buku buku ku.
Kulihat dia duduk di mejaku sambil memainkan handphonenya. Aku memandang ke arahnya dan kulihat dia sedang tersenyum sambil memandang ponselnya.
"Tuhkan...dia pasti chat sama cewek lain,sok sok an bilang cinta sama aku" pikirku.
"Dasar cowok..!!" Gumamku tanpa sadar.
"Km bilang apa??" Tanyanya.
Mungkin dia mendengar apa yg aku ucapkan. Aku hanya memandang dia kesal dan langsung berllu meninggalkannya.
Dia kulihat berjalan mengejarku dari belakang. Aku pun semakin mempercepat langkahku. Aku juga tidak mengerti kenapa aku merasa kesal saat melihatnya.
Aku berjalan cukup cepat,dan dia masih mengerjarku dari belakang,di depan aku melihat ada sekumpulan murid murid yg sepertinya sedang menunggu untuk menonton pertandingan basket.
"Jingga..km lagi datang bulan ya??"
Ada seorang teman kelasku yg kebetulan ada juga ada disana.
"Apa??"
"Itu rok kamu!! " ucapnya sekali lagi.
Aku melihat ke arah rok belakangku dan Ya Tuhan,ada noda merah disana.
"Bodoh banget aku,kenapa bisa ga sadar!!" Ucapku sambil menepuk jidatku.
Bisa kulihat murid murid yg berada di sekitarku berbisik sambil tertawa kecil.
Ini benar benar peristiwa yg sangat memalukan seumur hidupku.
"Apa yg harus aku lakukan,tasku ini adalah tipe tas gendong yg ga mungkin bisa di gunakan untuk menutup rok ku,jaket pun aku ga bawa " gumamku.
Tiba tiba aku rasakan,ada seseorang yg mendekat ke punggungku. Dan sepasang tangan sedang mengikatkan jaket pada pinggangku dari belakang.
Begitu aku membalikan badanku,aku melihat Langit sedang tersenyum disana.
"Aku udah lihat dari tadi,km aku panggil panggil malah lari"
Berarti Langit udah ngelihat itu dari tadi. Memalukan sekali!!! Aku menundukan kepalaku, mau dimana di taruh mukaku sekarang. Sialan!!!
"Ga usah nunduk gitu,ayo buruan pulang" ucapnya sambil merangkul pundakku melewati sekumpulan murid2.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Jingga Di Langit Biru
RomanceNamaku Jingga, Aku ingin bercerita tentang kisah perjalanan cintaku. Tentang arti cinta bagiku, Tentang sebuah makna pengorbanan dan juga persahabatan. Lewat buku ini kalian akan tau,bagaimana perasaanku selama ini. Jakarta,01 Oktober 2016