Tangannya kembali bergerak ke dahiku,dia mendekatkan wajahnya ke arah ku. Dan kurasakan sesuatu yg lembut menyentuh keningku.
Aku yg awalnya menutup mata karena takut,memberanikan diri membuka mataku. Dan kulihat dia masih bertahan mencium keningku lembut. Satu yg bisa kurasakan saat ini adalah...cinta. Aku benar benar merasakan sebuah ketulusan,tanpa ada campur tangan nafsu.
Aku hanya bisa terdiam menerima perlakuannya. Setelah mencium keningku dia beralih menatapku. Aku menatap mata hazelnya dan yg bisa kulihat , disana ada tatapan terluka dan putus asa.
Dia beranjak bangkit dari posisinya yg tadi. Dia terduduk di pinggir kasur menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Kalau aku mau,aku bisa melakukan hal itu padamu Jingga,tapi aku bukan lelaki yg seperti itu. Mungkin aku berandalan dan urakan,tapi aku masih punya kendali untuk berfikir apa yg pantas dan tidak pantas aku lakukan."
"Aku juga punya saudara perempuan Jingga,aku akan berpikir ribuan kali untuk melakukan sesuatu yg bisa merusak perempuan. Aku tidak melakukan hal itu Jingga. Sungguh bukan aku"
"Biarkan aku menjelaskan semuanya padamu. Biarkan aku menceritakannya.!"
Aku menatap punggungnya bergetar,apa dia menangis?? Ya Tuhan kenapa melihat dia terluka seperti itu membuatku merasa terluka juga.
Tanpa sadar,aku mendekatinya dan memeluknya dari belakang. Entah apa yg aku pikirkan,aku hanya merasa kalau aku perlu melakukan itu.
Dia sepertinya kaget dengan apa yg aku lakukan. Karena kurasakan dia menegang. Sedetik kemudian dia membalikan badannya dan memelukku kembali.
Kami berpelukan,seperti sama sama mencari kenyamanan. Dia memelukku benar benar erat seperti aku akan pergi meninggalkannya.
"Aku ga bisa nahhfahhss!!"
"Ehh maafin aku." Ucapnya sambil menggaruk kepalanya.
"Tunggu sebentar.." Ucapnya sambil berlalu meninggalkan aku.
Aku melihat dia membuka lemari,mungkin lemari pakaiannya. Setelah berkutat cukup lama disana dia kembali ke arahku sambil membawa baju.
"Maaf ya aku ngerobek baju km,km pake ini aja. Di aku kekecilan tapi sepertinya kalo km pake bakalan pas"
Aku mengambil pakaian yg dia berikan,iyaa aku baru ingat kalau lengan bajuku sobek.
"Aku tunggu di luar ya,,nanti kalo udah selesai langsung aja keluar.
Dia berjalan keluar dan menutup pintunya.
Flashback end.
"Mau aku ceritain sekarang apa km makan dulu?"
"Aku belum terlalu lapar,ohh ya bunga bunga ini siapa yg nanam?? Tanyaku padanya. Iyaa sekarang kami berdua ada di taman belakang rumahnya. Disini banyak sekali bunga bunga yg bermekaran. Sepertinya memang sengaja di buat seperti taman bunga.
"Mamaku... Tapi dulu!" Ekspresi wajahnya berubah. Seperti ada kemarahan dan kekecewaan.
"Kenapa dulu???"
Dia menghembuskan nafasnya lagi. Seperti sangat susah sekali untuk menceritakannya.
"Kalau km ga mau cerita ga kenapa kok."
"Dulu mamaku menyukai bunga,setiap harinya dia habiskan disini. Tapi setelah papaku selingkuh,mama berubah dia mulai menjadi orang lain. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di salon dan berbelanja. Entah mungkin itu adalah bentuk kekecewaan mama atas sikap papa yg telah menduakannya sehingga dia ingin tampil lebih dibanding dengan selingkuhan papa. Dan yah seperti itu jadinya. Papa sibuk dengan bisnisnya,mungkin juga dengan perempuan perempuan simpanannya dan mama sibuk dengan dunianya."
Aku menepuk pundaknya pelan,dan dia memandang ke arahku.
"Apa km kesepian??" Tanyaku. Aku jadi mengingat perkataan Ruby yg mengatakan bahwa Langit juga sama seperti dirinya. Sama sama kekurangan kasih sayang orang tua.
"Selalu...!" Jawabnya singkat.
"Km sekarang punya aku,buat km ajak cerita. Dan km juga punya aku untuk selalu nemenin km setiap km kesepian." Ucapku tulus.
Dia tersenyum memandangku.
"Km udah ga takut sama aku??"
"Hmm...belum tau..coba km ceritain dulu kejadiannya sama aku"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Jingga Di Langit Biru
RomanceNamaku Jingga, Aku ingin bercerita tentang kisah perjalanan cintaku. Tentang arti cinta bagiku, Tentang sebuah makna pengorbanan dan juga persahabatan. Lewat buku ini kalian akan tau,bagaimana perasaanku selama ini. Jakarta,01 Oktober 2016