I Married My Bias.

18

Rara POV.

Tok. Tok.

"Hyun Rim, bukakan pintunya."

Hyun Rim?

"Oppa? Buka saja, pintunya tidak dikunci."

Aku terkejut mendengar suara perempuan yang menjawab dari balik pintu.

                                         -----

Hyun Rim?

Siapa dia? Adik Joshua? Tidak mungkin. Saat di perjalanan ia sudah bilang kalau ia anak tunggal, tapi kenapa sekarang ada perempuan lain dalam rumahnya?!

Joshua membuka pintu coklat besar itu, memperlebar menampakan isi didalamnya. Satu kata yang bisa menjelaskan isi didalamnya adalah, mewah. Rasanya satu kata itu mampu menjelaskan seisi rumah.

"Oppa!? Kenapa tak bilang kalau mau pulang? Aku kan bisa mengadakan perayaan!"

Perempuan yang tingginya tak lebih dariku itu terlihat menggemaskan, kulitnya terlihat kuning pucat dibandingkan warna seharusnya orang Korea biasa miliki. Matanya juga terlihat pas dengan warna cokelat almond berpadu dengan kulitnya. Suara yang keluar lebih kental dengan aksen Amerika dibanding Korea.

"Hai sister, bahasa Korea mu lumayan juga. Ah perkenalkan, ini Rara temanku dari Indonesia. Rara, ini Hyun Rim,"

Sebelum Joshua usai memperkenalkan, Hyun Rim bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kearahku.

"Annyeong eonni, namaku Hong Hyun Rim."

Hong!?

Aku menengok kearah Joshua, rasanya kali ini ia tidak bisa mengelak. Tatapan mataku menyipit, aku ragu ia bisa berbohong dihadapan, adiknya?

"Apa? Ayolah, aku kan hanya bergurau."

"Ada apa? oppa berbohong lagi kalau ia tidak punya adik?"

Kali ini aku menatap adiknya, kalau dilihat dengan seksama memang mereka terlihat mirip. Hanya saja, adiknya lebih berparas feminin.

"Annyeong Hyun Rim, namaku Rara."

Aku mengulurkan tanganku hendak menjabat tangannya mengajak berkenalan, Hyun Rim menyambutnya dan menggerakannya keatas dan bawah.

Senyumnya mirip Joshua, jelas saja, ia adiknya. Aku merasa menanyakan umurnya bukanlah hal penting, tapi pasti dia lebih muda dariku—aku mengetahuinya dari seragam yang tergeletak diatas kasurnya.

"Kau sudah masuk sekolah hari ini?"

Joshua bertanya pada Hyun Rim seperti tau isi dalam kepalaku saat ini.

"Tidak, aku hanya ingin mencobanya lagi. Aku tak sabar ingin segera masuk sekolah besok, ah," Hyun Rim berjalan kearah seragamnya lalu menempelkannya ke tubuh mencoba menunjukan pada kami seperti apa ia saat baju itu terpasang.

"Cantik, kau pasti terlihat menawan," pujiku pada Hyun Rim. Ia memang terlihat cantik dengan seragamnya, aku iri pada mereka yang punya kulit putih yang menawan.