Rara POV.
Angin berhembus kencang menerpa mukaku, akhirnya aku sampai. Aku mengangkat kedua tanganku—meregangkan badan yang pegal karena duduk terlalu lama.
Aku memegang pipiku, "dingin," ujarku tak menujukan untuk siapapun. Tiba-tiba Joshua menghadap kearahku, ikut menempelkan tangannya diatas tanganku.
Deg. Deg. Deg.
Untung saja udara dinginnya membuat kulitku memerah, jadi ia tak tahu kalau sebenarnya aku merona. "Masih dingin?" tanyanya.
"Sedikit," jawabku, mulutku mengeluarkan uap karna dinginnya cuaca.
"Ehem," Jeonghan berdeham membuat Joshua salah tingkah dan melepaskan tangannya.
Dasar menyebalkan.
Joshua beralih padaku lagi, "kau akan tinggal dimana?"
Ah, benar, aku lupa memesan penginapan saking bersemangatnya kemarin. Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak tahu," jawabku lemas.
Jeonghan melemparkan tatapannya pada Joshua. "Jangan bilang kau berpikir apa yang sedang aku pikirkan, jangan berani-berani," katanya.
Joshua mengangkat bahunya, "mau menginap sementara di dorm kami?"
Jeonghan membuang mukanya sambil mengoceh tak jelas.
"Ide bagus hyung," kata Vernon.
"Hya!" Jeonghan memprotes, Vernon cuma mengangkat bahunya. "Kenapa tidak?" kata Vernon lalu melanjutkan game di ponselnya.Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal, "apa yang akan dikatakan member lain?" tanyaku.
"Tidak masalah, mereka pasti dengan senang hati menerimamu," jawab Joshua. Aku memberi Joshya senyuman penuh terima kasih, "terimakasih banyak." Ia balas tersenyum padaku.
"Dimana Mingyu? Lama sekali," protes Jeonghan.
"Tadi aku sudah menghubungi Mingyu hyung, sepertinya ia hampir sampai," jawab Vernon.
"Itu dia," ujar Joshua sambil menunjuk mobil yang datang menghampiri kami.
Kami mengangkat koper yang kami bawa dan memasukkannya kedalam bagasi. Jeonghan langsung berjalan menuju kursi penumpang disebelah kemudi, aku duduk dibelakang diantara Joshua dan Vernon.
"Woah, siapa ini?" tanya Mingyu memutar badannya dari balik kemudi saat aku masuk kedalam mobil.
"Annyeong, panggil saja Rara," jawabku.
Ia mengulurkan tangannya. "Mingyu," jawabnya. Aku membalas menjabat tangannya.
Aku terkikik dalam hati karena sebenarnya sudah tahu siapa namanya."Baiklah, mari kita berangkat," katanya.
"Kau yakin bisa mengemudikannya dengan benar?" tanya Jeonghan sinis.
"Hyung, kau kan juga ikut test drive waktu itu," jawabnya.
Aku tertawa mendengarnya, ia mengarahkan badannya padaku. "Kau juga sudah lihat videoclip 'Pretty U' kan? Hm aku mengemudi selama 4 detik—tidak, tepatnya 3,83 detik," tambahnya memperjelas. Aku hanya cekikikan mendengar ucapannya, yang lain tersenyum lebar sudah terbiasa mendengar Mingyu membanggakan dirinya sendiri.
"Dan kalau kau mau tahu, aku juga sudah punya kartu izin mengemudi," tambahnya sambil menepuk dadanya bangga.
"Ah sudah cukup, ayo cepat mengemudi, aku lelah sekali," Jeonghan memprotes. Mingyu memajukan bibirnya karena kesal.
Kami pergi meninggalkan bandara, mengarah kearah jalanan umum—dan menghambur menjadi satu dengan kendaraan lain.
A/n:
Jangan lupa Vote dan comment ya, biar aku tambah semangat lanjutin ff ini:')
/author yang kehilangan semangat/
Gomawo💖
KAMU SEDANG MEMBACA
I Married My Bias.
Fiksi RemajaApa yang kamu lakukan kalau ketemu bias? Minta selfie? Follback sosmed? Atau, nembak dia?! Mereka bertemu secara tidak sengaja di airport; lalu disinilah cerita dimulai. Saat fansnya mengetahui bahwa ia memiliki suatu rahasia yang fans lain belum k...