Part 10 | Tidak Kusangka

223K 11.7K 341
                                    

Nata mengeliat, tangannya meraba-raba tempat di sebelahnya.. kosong. Dia membuka matanya seketika. Ednan tidak ada disana di sampingnya?

Dia meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Pukul tiga dini hari dan Ednan belum juga pulang. Dia mencari kontak di ponselnya dan segera menghubungi nomor Ednan setelah menemukannya. Namun, tidak ada jawaban dari seberang. Dia mengulanginya lagi namun kembali tidak ada jawaban. Tidak patah semangat Nata kembali menghubungi Ednan lagi dan lagi namun hasilnya tetap sama.

Dengan cemas Nata bangkit dari tidurnya dan berjalan ke dapur. Tenggorokannya terasa kering dan menyakitkan. Nata menuang air dari dispenser dan meneguknya hingga tandas.

Pikirannya kembali memikirkan Ednan. Kenapa Ednan belum pulang sampai selarut ini? Dan kenapa dia tidak menjawab telponnya? Pikiran-pikiran buruk pun mulai bermunculan di otaknya. Bagaimana jika terjadi hal buruk pada Ednan?

Tidak.. itu tidak mungkin. Nata menggelengkan kepala cepat. Menghalau pikiran buruk yang bersemayam di otaknya. Dia harus bisa berpikir dengan baik. Mungkin saja Ednan menginap di apartemen Ricky.

Ya.. mungkin Ednan menginap di apartemen Ricky. Dia harus memastikannya. Dia mencari-cari nomor Ricky. Belum sempat dia menekan tombol panggil. Nata segera mengurungkannya. Apakah dia tidak mengganggu Ricky jika menghubunginya selarut ini?

Tapi dia juga tidak memiliki pilihan lain. Ednan tidak menjawab panggilannya dan satu-satunya yang bisa membantu hanya Ricky. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya Nata memutuskan untuk menghungi Ricky.

Cukup lama Ricky menjawab panggilannya hingga suara, "Hallo." yang terdengar serak khas orang yang baru bangun tidur terdengar dari seberang.

"Hallo Ricky. Maaf aku mengganggumu malam-malam begini," ucap Nata merasa tidak enak.

Hening. Mungkin Ricky sedang memastikan siapa yang menelponnya. Nata menunggu jawaban dari Ricky yang tidak berselang lama.

"Oh.. tidak apa-apa, Nata. Memangnya ada apa?" jawabnya.

"Aku hanya ingin memastikan apakah Ednan masih di apartemenmu? Dia belum juga pulang sejak izin ke apartemenmu tadi. Aku takut terjadi sesuatu padanya," Tanya Nata cemas.

Hening kembali. Kali ini cukup lama Ricky terdiam membuat Nata semakin cemas. Apakah Ednan tidak ada disana? Pikiran buruk kembali menghampirinya membuatnya semakin merasa was-was.

"Hallo, Ricky?" panggil Nata, memastikan Ricky masih disana.

"Ah.. iya Nata. Kau tenang saja Nata, Ednan ada disini. Tadi aku memintanya untuk bermalam saja karena malam juga sudah terlalu larut. Kau tidak perlu mencemaskannya. Lebih baik kau segera istirahat. Tidak baik bila tidur terlalu larut untuk kesehatanmu juga kandunganmu," Jelas Ricky.

Akhirnya Nata bisa menghela napas lega, "Syukurlah kalau begitu. Terimakasih Ricky. Maaf sudah mengganggumu selarut ini. Kau pasti lelah dan sedang istirahat," Ucap Nata penuh sesal.

"Tidak apa-apa Nata. Aku memang sedang istirahat tapi kau kan temanku. Jadi, kau tidak perlu merasa sungkan. Sudah seharusnya sesama teman saling membantu."

"Baiklah kalau begitu. Selamat istirahat dan sekali lagi terimakasih banyak."

"Oke Nata, kau juga segeralah istirahat."

Nata pun mengakhiri panggilannya. Lagi, dia menghembuskan napas lega dan kembali ke kamarnya. Sekarang dia bisa tidur dengan nyenyak setelah mengetahui keadaan Ednan.

Disisi lain Ricky menatap ponselnya. Ednan tidak pulang, kemana dia? Ricky tadi terpaksa berbohong kepada Nata. Mengatakan jika Ednan ada di apartemennya. Padahal dia sendiri tidak tahu keberadaan Ednan sekarang.

Because Our Baby ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang