Sebuah Ciuman
"Tunanganmu itu gay."
Lilan menoleh sekilas ke arah sumber suara. Tepat di beranda belakang rumah keluarga Daniell, ia melihat Clara—kakaknya, sedang berkumpul bersama beberapa orang teman perempuannya. Lelaki berambut hitam legam itu tidak mengenali satupun nama dari teman-teman perempuan Clara dan dia memang tidak berniat untuk tahu. Dia hanya akan berada di sini untuk sementara waktu, jadi untuk apa mengenal mereka?
"Jagad itu..." Teman Clara berbicara lagi, membiarkan kalimatnya menggantung sementara ia menyelipkan helaian rambut ikalnya di belakang daun telinga sebelum kemudian menoleh sekilas pada lelaki yang menjadi topik perbincangan mereka yang saat itu berdiri di tengah ruangan.
Nama lelaki yang menjadi topik pembicaraan teman-teman Clara itu adalah Jagad Winanta, seorang konglomerat muda yang baru saja meresmikan statusnya menjadi tunangan Clara beberapa jam yang lalu. Lelaki itu tampak kalem dengan setelan jas hitamnya dan masih tampak sibuk berbicara pada para kolega bisnis yang ia undang malam ini. "Dia tidak pernah pacaran, asal kalian tahu aja. Alasan kenapa dia tidak pernah pacaran katanya adalah karena dia punya pacar rahasia," Gadis itu berhenti sejenak sebelum melanjutkan dengan nada yang lebih kecil seperti sebuah bisikan, "—Seorang lelaki!"
Terdengar Clara dan teman-temannya yang lain menjerit kecil mendengar apa yang baru saja dikatakan teman mereka. Tetapi sesaat kemudian mereka mulai terkikik geli, seakan apa yang baru saja mereka dengar hanyalah sebuah lelucon.
Mata Lilan seketika memicing. Para gadis ini terlihat mulai kehilangan sebagian akal sehatnya. Namun ketika mata lelaki ini menangkap gelas-gelas wine yang telah kosong di atas meja beranda, seketika ia tahu apa alasannya.
"No way!" Seru Clara. Ia melotot pada temannya yang telah menuduh tunangannya adalah seorang gay. "Jika tunanganku beneran gay, adikku pasti sudah mengatakannya dari awal. Dia nggak akan melewat kesempatan emas untuk menggoda lelaki seperti Jagad."
"Huh?" Teman-teman gadis itu tampak bingung dengan apa yang baru saja dikatakan Clara.
Rahang Lilan seketika mengeras. Ia memalingkan wajahnya dari para gadis itu dan kembali memusatkan perhatiannya pada gelas koktail yang sejenak sempat terlupakan di hadapannya. Ada rasa sesak yang tiba-tiba memenuhi rongga dadanya. Mungkin memang tidak seharusnya dia pulang saat dia tahu persis akan banyak orang di sini yang akan terus mencari kesempatan untuk menghinanya.
"Kalian tidak tahu?!" Clara menjerit kaget. "Adikku gay. It was all over the news back then. Dia menggoda seorang aktor terkenal yang telah beristri dan kepergok sedang berciuman dengan aktor itu."
"Ah, kalau itu tentu saja kami tahu. Sayang sekali, padahal adikmu itu kan cakep." Mereka berbicara seolah Lilan tidak sedang duduk beberapa meter dari mereka dan tidak mendengar dengan jelas obrolan mereka.
"Tapi apa hubungannya antara adikmu gay dengan tunanganmu gay atau nggak?"
"Kalian nggak tahu ya, para gay itu memiliki 'gaydar', semacam radar yang untuk mendeteksi mana yang gay dan mana yang bukan. Jika adikku masih belum melakukan apapun sampai saat ini setelah bertemu dengan lelaki sesempurna Jagad, itu artinya gaydar-nya nggak aktif saat dia di dekat Jagad. My fiancé is straight."
Mereka terlihat terus berdebat untuk beberapa saat sementara Lilan memejamkan matanya erat-erat. Tangannya terkepal tanpa sadar, menahan emosi yang mulai meluap dan mencoba menghiraukan ceracauan para gadis itu. Tetapi usahanya berakhir sia-sia saat ia menyadari para gadis itu seketika bergerombol mendekat padanya. Heels dari sepatu belasan senti mereka yang runcing berbunyi nyaring beradu dengan permukaan lantai saat mereka melangkah cepat datang mendekatinya. Para gadis itu seketika mengelilingi Lilan dan menatap lelaki itu dengan raut penasaran. Clara langsung mengambil tempat di samping Lilan dan melingkarkan lengannya di lengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING AFFAIRS [PO ke-2 22 Mei - 12 Juni]
RomanceJagad Winanta, pebisnis muda sukses yang tidak peduli pada apapun selain pada bisnis dan uang. Itulah alasan mengapa ia menyetujui pertunangannya dengan Clara Viona Daniell. Prospek keuntungan dari bisnis kerja sama dengan keluarga Daniell adalah se...