Di Balik Hati Para Lelaki
Lilan dan Rey duduk bersisian di atas hamparan pasir pantai. Keduanya memandang ke arah laut, memperhatikan tingkah pola Ry yang sedang bermain dengan ombak. Angin laut menyapu dan wajah mereka, membuat helaian rambut mereka tertiup acak ke segala arah.
Diam-diam Rey melirik lelaki di sampingnya, memperhatikannya sedikit menggigil diterpa angin malam. Tanpa berpikir panjang, Rey melepaskan jaketnya dan menyampirkannya ke bahu lelaki muda itu.
Lilan menoleh kaget pada Rey. Namun ia hanya tersenyum. “Kamu belum biasa kan sama angin pantai? Bisa sakit kalau nggak pakai jaket.”
Wajah Lilan memanas. Cepat-cepat ia melempar pandangan lagi pada Ry yang sedang bermain. Lilan tahu bahwa di pantai akan sangat dingin dan seharusnya ia membawa pakaian hangat, tetapi perjalanannya ke sini adalah perjalanan tiba-tiba. Dia hanya membeli pakaian seadanya di Surabaya dan ia juga tidak berniat untuk tinggal lama ketika memutuskan untuk mengunjungi tambak udang ini. Tapi siapa duga kemungkinan seperti ini akan terjadi.
Sudah dua hari ia berada di Wongsorejo. Sejauh ini, baik dia ataupun Rey belum ada yang berani memulai pembicaraan tentang kisah lama di antara mereka. Ry hampir selalu ada di antara mereka setiap waktu sehingga mereka tak bisa dengan leluasa untuk bicara. Atau jikapun Ry sedang tidak ada, keduanya masih diderap oleh rasa keragu-raguan untuk jadi yang pertama memulai. Maka selama dua hari ini, mereka hanya berusaha bersikap biasa selayaknya teman lama yang baru berjumpa. Meski sesekali Lilan menangkap Rey yang sedang diam-diam menatapnya lama, dia juga tetap memilih untuk tidak mengatakan apa-apa.
“Anakmu itu kayak setan kecil.” Lilan tiba-tiba saja memulai. “Tadi sore dia masukin lem kertas ke dalam sampoku.” Dia melanjutkan dengan nada menggerutu.
Rey tertawa. Meski terlihat kesal, dia tahu Lilan tak benar-benar marah pada Ry. Lilan masih sama dengan Lilan yang ia kenal dulu. Ia adalah pemuda yang lembut dan menyukai anak-anak. Rey bisa melihat, meski masih kerap saling mengusili satu sama lain, ada ikatan tak kasat mata yang terjalin di antara Lilan dan anaknya. Ry juga sama, berbeda dengan tingkahnya yang selalu ingin membuat orang lain kerepotan, terhadap Lilan sepertinya ia lebih senang mengusili karena ia ingin mendapatkan perhatian pemuda itu.
“Aku nggak kaget. Dia bahkan pernah numpahin lagi udang yang baru dipanen dan udah siap angkut ke dalam tambak. Abis itu dia sembunyi di atas pohon, bikin kita semua yang udah marah sama dia kelimpungan nyari dia seharian.”
Lilan ikut tertawa. Dia geli sendiri membayangkan cerita Rey itu. Meski dalam kondisi marah besar, mereka masih harus mencari bocah itu karena tiba-tiba menghilang. Namun Lilan mengerti benar. Ry hanya kesepian dan dia menginginkan perhatian dari semua orang.
“Dia… pernah nanyain soal ibunya?” Lilan bertanya hati-hati.
Rey menggeleng, “Walaupun kelakuannya begitu luar biasa, Ry lumayan sensitif. Kurasa dia mengerti kalau aku nggak begitu suka membahas tentang mamanya.”
Lilan terdiam.
“Aku tahu apa yang kamu pikirkan, Lan. Apa yang terjadi pada rumah tanggaku sama sekali bukan salahmu. Aku juga menginginkanmu saat itu. Jangan dengarkan kata-kata orang lain yang terus menyalahkanmu. Kalaupun harus ada orang yang meminta maaf di sini, itu adalah aku. Aku ninggalin kamu sendiri waktu itu.” Rey menghela napas berat. Akhirnya pembicaraan ini dimulai juga di antara mereka.
“Jujur, aku memang marah sama kamu selama ini. Tapi kemarin aku udah nanya sama Ry dan aku nggak lagi merasa semarah itu sama kamu. Istrimu… sedang hamil kan waktu itu? Justru kalau kamu benar-benar ninggalin istrimu untukku, aku malah bakal lebih nggak punya muka lagi.” Lilan berujar. Kepalanya kini tertunduk menatap butiran pasir yang berserakan di atas kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING AFFAIRS [PO ke-2 22 Mei - 12 Juni]
RomanceJagad Winanta, pebisnis muda sukses yang tidak peduli pada apapun selain pada bisnis dan uang. Itulah alasan mengapa ia menyetujui pertunangannya dengan Clara Viona Daniell. Prospek keuntungan dari bisnis kerja sama dengan keluarga Daniell adalah se...