Bagian XIX

11.7K 924 122
                                    


Dua Cinta


Lilan buru-buru menepis tangan Jagad yang bergerak menjangkaunya, "Aku nggak mau." Ia berkata tegas dan singkat.

Jagad menghela napas panjang. Ia memutar tubuhnya dan menatap Lilan yang duduk di bangku penumpang mobilnya dengan tatapan lekat, "Sebentar aja, udah berapa lama kamu nunggu buat bisa ngeliat karya-karyanya Al? Nggak bakal ada orang lain di studionya Al,"

Lilan mengatupkan bibirnya rapat, masih menolak untuk dibujuk. Belakangan dia menghabiskan banyak waktunya bersama Jagad. Tetapi seringkali mereka hanya akan berdiam diri di apartemen karena memang tak mungkin bagi mereka untuk terlihat ada di luar bersama. Waktu-waktu kebersamaan mereka jelas dimanfaatkan dengan baik oleh Jagad untuk merangsek masuk ke dalam hati Lilan dengan melakukan semua hal yang ia bisa untuk menyenangkan Lilan. Namun Lilan sepertinya masih terlihat ragu dan lebih memilih untuk menghindar.

"Aku udah ngomong sama Al kalau hari ini kita akan datang. Aku juga udah minta dia mengeluarkan lukisan-lukisannya yang dia simpan. Aku nggak enak membatalkan begitu aja sementara aku yang buat janji."

Lilan membuang pandangan keluar. Jagad sudah dengan seenaknya membawanya ke sini tanpa sepengetahuannya sementara ia sudah jelas-jelas memperingatkan sang pengusaha itu bahwa ia tidak mau kalau sampai terlihat di luar bersama lelaki itu. Satu-satunya tempat yang bisa ia toleransi sebagai tempat kebersamaannya dengan Jagad hanyalah apartemen lelaki itu atau apartemennya sendiri. Itupun sekarang ia hanya bersedia masuk melewati pintu belakang gedung dengan mengendap-ngendap. Lilan merasa seperti seorang pencuri.

Akan tetapi Lilan tak lagi punya hak untuk menolak. Ia telah terlanjur berhutang dan menyanggupi persyaratan Jagad untuk menyerahkan dirinya pada lelaki itu selagi Jagad berjanji akan membuat foto-foto yang ada di tangan Julian tidak pernah bocor ke tangan media. Ia terpaksa mengikuti permainan yang telah Jagad mulai untuk dirinya. Sepuluh hari berlalu semenjak ia menyanggupi persyaratan Jagad tersebut, nyatanya Julian memang tak pernah lagi menampakkan diri di depan Lilan. Sebelumnya, ia selalu muncul setiap minggu dan meminta uang kepada Lilan.

Entah apa telah yang dilakukan Jagad pada Julian. Tetapi keesokan hari setelah Lilan menyanggupi persyaratan Jagad, ia meminta nomor ponsel Julian padanya. Setelah Jagad berjanji bahwa ia tidak akan menghubungi polisi dan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri, Lilan memberikan nomor ponsel Julian pada Jagad dengan hati yang was-was. Dan sepertinya Jagad berhasil menepati janjinya. Julian tak pernah mengganggunya lagi dan sampai saat ini tak ada satupun fotonya bersama Jagad yang bocor ke media.

Dengan Julian yang berhenti mengganggu mereka, bukan berarti Lilan sekarang bisa dengan bebas memperlihatkan kebersamaannya dengan Jagad. Dia masih ketakutan. Bisa saja Julian-Julian lain masih bersembunyi di suatu tempat dan menunggu kesempatan untuk mencari berita tentang mereka.

Jagad mengulurkan tangannya, mengusap lengan Lilan pelan, "Sayang... Minggu depan rencananya Al udah berangkat lagi keliling dunia. Dia masih bertahan di Indonesia karena ditahan sama keluarganya aja. Dia sebenarnya udah gatel pengen pergi. Kamu tahu kan gimana susahnya kalau mau ketemu dia lagi?"

Lilan mengerjapkan matanya. Masih menolak untuk menatap Jagad meski hatinya berdesir mendengar panggilan intim Jagad padanya. Jagad memperlakukannya seolah-olah mereka benar-benar adalah sepasang kekasih meski mereka juga tahu apa yang mereka jalin saat ini tak lebih dari sebuah affair.

Akhirnya karena Lilan masih diam, Jagad terpaksa menangkup wajah Lilan dan memaksa pemuda itu untuk menatapnya, "Dengar," Ia berkata tegas. Nada bicaranya berubah serius, "Nggak bakal ada lagi orang yang berani mengusik kamu selagi kamu denganku. Kamu belum tahu benar siapa aku, kan? Kalau aku mau, aku punya kekuasaan cukup untuk membungkam mulut media manapun. Kalaupun masih ada orang-orang seperti Julian yang mencoba mengancammu lagi, aku bisa membereskannya dengan mudah. Aku punya cukup uang untuk itu,"

THE WEDDING AFFAIRS [PO ke-2 22 Mei - 12 Juni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang