Bagian XVI

9.9K 913 46
                                    

Amplop Cokelat


Mobil yang Jagad naiki berhenti tepat di depan pelataran gedung Winanta Group. Ia merapikan jasnya sekilas sebelum merangsek turun dan membiarkan sopirnya memarkirkan kendaraan tersebut di basement. Mata sang pengusaha muda luput memperhatikan sekelompok wartawan yang berkerumun di sisi gedung yang segera berlarian menghampirinya ketika mata mereka menangkap kehadiran sosok Jagad.

"Pak Jagad! Pak Jagad! Apa benar tentang semua yang telah dikatakan Clara tentang Anda?"

"Bagaimana tanggapan Anda atas pernyataan Clara Daniell, Pak Jagad?"

"Pak Jagad, apa benar Daniell Group adalah alasan berniat menikahi Clara Daniell?"

"Apa benar Winanta Group sedang diambang kebangkrutan, Pak? Makanya Anda menginginkan Daniell Group untuk memberikan suntikan dana?"

Bertubi-tubi pertanyaan diajukan oleh para wartawan tersebut. Mereka mengerubungi Jagad seperti seekor lalat mengerubungi makanan yang telah membusuk. Tatapan mereka memburu dan seketika membuat Jagad bergidik sendiri. Jepretan-jepretan blitz kamera yang silih berganti membuat mata sang pengusaha muda mengernyit ngeri.

Lagi pula di mana para sekuriti perusahaan di saat dibutuhkan saat ini? Mengapa mereka membiarkan begitu saja para wartawan berkeliaran dengan bebas di sekitar gedung perusahaan? Jagad bersumpah dia akan memecat semua sekuriti Winanta Group jika dalam waktu dua menit tidak ada satupun dari mereka yang bisa menjauhkan semua wartawan ini darinya.

Seakaan merasakan bos besar mereka yang sedang berada di ambang kemurkaan, barulah beberapa orang petugas keamanan berlarian keluar dari dalam gedung. Sebagian dari mereka menahan para wartawan tersebut. Sementara sisanya segera menuntun Jagad untuk memasuki gedung.

Saat ia telah aman berada di dalam gedung perusahaan, Jagad memandangi satu persatu pegawai keamanannya dengan tatapan tajam. "Jangan sampai hal seperti ini terulang lagi atau kalian semua akan saya pecat!" Ia memperingatkan dengan dingin. Para sekuriti di hadapannya hanya mampu tertunduk takut. Ini pertama kalinya mereka melihat bos mereka begitu murka.

Tanpa membuang-buang waktu, Jagad berbalik dan memasuki lift privat menuju ruangannya di lantai atas sambil melonggarkan sedikit dasinya yang mulai terasa mencekik. Ia sebenarnya bukan tipikal atasan yang sering marah membabi buta dan melemparkan kekesalan pada anak buahnya, tetapi hari ini emosinya seperti sedang benar-benar diuji.

Tadi malam, sebuah konferensi pers yang dinanti-nanti untuk mengumumkan pembatalan pertunangan antara ia dan Clara akhirnya benar-benar terjadi. Sesuai permintaan Clara, ia mengijinkan gadis itu untuk mengatakan apapun yang dia mau tentang pertunangan mereka yang kandas. Bahkan ia juga menuruti permintaan Clara agar dirinya tak ikut menghadiri konferensi pers tersebut.

Barulah saat Jagad menonton siaran langsung konferensi pers tersebut yang ditayangkan di sebuah saluran televisi lokal, barulah Jagad nyaris mencaci maki penuh kekesalan. Clara Daniell... gadis itu sepertinya benar-benar berniat membuat namanya hancur di mata publik.

Lift berhenti di lantai yang ia tuju. Jagad segera berjalan menuju ruangannya. Namun lelaki itu seketika mengerang kesal saat menemukan Andre sedang duduk nyaman di sofa dengan sebungkus keripik kentang dan televisi di ruangannya menyala menayangkan siaran ulang konferensi pers tadi malam. Sepupunya itu bertingkah seolah dirinya sedang menonton sebuah film box office di bioskop.

Andre hanya menoleh sekilas pada Jagad yang telah melangkah masuk dan meletakkan tas kerjanya di atas meja. Berpura-pura tak peduli, meski ia tahu sepupunya itu sedang kesal setengah mati.

THE WEDDING AFFAIRS [PO ke-2 22 Mei - 12 Juni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang