Bargain
Tangan Lilan yang terhalang oleh meja terkepal di kedua sisi tubuhnya. Matanya menatap nyalang lelaki yang duduk di kursi di hadapannya. Namun seakan tak melihat kekesalan Lilan, lelaki itu masih tetap menyeringai bahagia.
"Aku bisa menghubungi polisi!" Tukas Lilan dengan gigi-gigi yang nyaris bergemeletuk.
"Oh?" Lelaki itu menaikkan alisnya, senyum licik itu makin mengembang di wajahnya. "Tak masalah. Paling maksimal aku akan ditahan selama beberapa malam, tapi apa itu sebanding dengan resiko yang akan kamu tanggung setelahnya? Kau tak bisa memenjarakanku hanya karena aku menyebarkan beberapa berita skandal yang kudapat atas jerih payahku sendiri. Kaum pers juga memiliki kebebasan,"
Kepalan tangan Lilan semakin mengerat. Matanya tak lepas mengikuti setiap pergerakan lelaki bertopi di hadapannya. Lilan seharusnya tak pernah mengenal lelaki yang mengaku sebagai seorang wartawan lepas ini. Jika saja ia tak mendapatkan amplop coklat sialan yang terbubuhi sebuah nomor ponsel itu.
Lilan tentu saja tak ingin mengambil resiko foto-foto dirinya dengan Jagad yang jelas akan bisa menimbulkan skandal besar jika sampai terpapar ke khalayak umum. Ketika ia menghubungi nomor tersebut, ia terhubung dengan seorang lelaki yang mengaku bernama Julian; lelaki yang ada di hadapannya kini.
Sejak pertemuan pertama mereka, Julian memang selalu memasang seringaian licik di wajahnya. Dia bertingkah seperti seekor binatang buas yang baru saja berhasil menangkap mangsa besar. Dari situasi yang ada sekarang, memang benar Julian telah menangkap mangsa yang besar. Dia berniat membuat Lilan sebagai sumber uang. Sudah dua kali Lilan harus mentransfer uang ke rekening lelaki itu hanya agar ia bersedia untuk tidak membocorkan foto-foto Jagad dan Lilan yang telah ia dapatkan. Ini kali ketiga mereka bertemu dan Julian sepertinya masih menginginkan lebih banyak uang lagi.
Lilan tak ada henti-hentinya bertanya mengapa semua ini harus menimpa dirinya? Dosa apa yang ia perbuat hingga ia harus menanggung semua ini? Apa benar karena dirinya adalah gay maka ia harus dihukum seperti ini? Dia memang seharusnya tak pernah pulang ke Indonesia.
Setiap kali Julian meminta uang padanya, jumlahnya bukanlah sedikit. Lilan harus mengorek tabungannya selama bertahun-tahun dan sekarang lelaki sialan masih ingin meminta lebih padanya. Sampai kapan? Terus terang saja Lilan tak memiliki uang sebanyak itu. Bisnis toko bukunya memang berjalan lancar di Manhattan, tapi apa yang ia punya sebagian besar adalah dalam bentuk aset. Tokonya bukanlah sesuatu yang ia bisa eksploitasi sesuka hati karena ada keterlibatan sponsor dan pihak ketiga. Aliran dana ke kantong pribadinya sama saja artinya ia ingin mencebloskan dirinya sendiri ke penjara dan kehancuran bagi usaha yang telah ia rintis. Aset lain yang ia punya hanyalah apartemennya. Apa ia harus menjual apartemen tersebut hanya untuk memenuhi permintaan lelaki ini?
"Tolonglah, aku mohon, Julian. Aku tak punya uang sebanyak itu." Lilan berkata gusar dan nyaris memohon. Matanya mulai terasa memanas. Sebagai lelaki, kenapa ia begitu lemah? Bayangan-bayangan skandal beberapa tahun silam terus bermain dalam kepalanya.
Julian mengedarkan pandangan ke sekeliling kedai kopi yang sedang sepi sebelum kembali menatap ke arah Lilan. Seringaiannya makin lebar. "Melihat ekspresi memelasmu, pantas saja Jagad Winanta tergoda. Pasti menyenangkan sekali melihat wajah manismu menangis memohon padanya saat di ranjang."
Wajah Lilan mengeras seketika mendengar selorohan lancang Julian. Ingin sekali ia membunuh lelaki itu dengan tangannya sendiri.
"Kau adalah anak Darian Daniell. Kekasihmu adalah Jagad Winanta. Dua nama orang itu bahkan betah sekali bertengger di daftar prestisius majalah Forbes. Jelaskan bagaimana aku akan percaya bahwa kau tak memiliki uang, hm? Kalaupun kau tak mau meminta pada Darian Daniell karena tak ingin keluargamu tahu, kenapa tidak minta pada Jagad Winanta saja? Senangkan saja dia di ranjangnya dan kurasa berapapun jumlah yang kau minta tak akan masalah baginya. Lagi pula ini menyangkut nama baiknya juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING AFFAIRS [PO ke-2 22 Mei - 12 Juni]
RomanceJagad Winanta, pebisnis muda sukses yang tidak peduli pada apapun selain pada bisnis dan uang. Itulah alasan mengapa ia menyetujui pertunangannya dengan Clara Viona Daniell. Prospek keuntungan dari bisnis kerja sama dengan keluarga Daniell adalah se...