The Depth of a Heart
"He had been always quiet, but we thought it was just because his personality. We didn't put too many attention on him because we were too busy with our own life. Without we realized, he had been suffering alone,"
Lilan mendengarkan dengan penuh perhatian Stuart bercerita tentang mendiang adiknya yang juga seorang gay. Sesekali pemuda itu menyesap coffee latte-nya tanpa mengalihkan pandangan dari Stuart. Hatinya tersentuh mendengar kisah yang dituturkan Stuart karena melebihi siapapun, Lilan sangat tahu penderitaan semacam apa yang pernah dirasakan oleh adik Stuart sebagai seorang gay. Dia hanya sedikit lebih beruntung karena keluarganya akhirnya bersedia menerimanya sebelum ia berakhir dengan kematian seperti adik Stuart.
"It was really unfortunate for you all to end up losing him," Lilan berucap nyaris berbisik.
"Yeah, it was really too late for us to realize,"
Lilan menyesap lagi minuman dalam cangkirnya. Dia bukanlah orang yang pandai memberi kata-kata penghiburan, apalagi dengan hatinya yang juga diam-diam ikut merasa perih dengan semua penuturan dari Stuart. Mungkin jika Clara telah kembali dari toilet, suasana penuh kesedihan seperti saat ini bisa segera disudahi.
Diam-diam Lilan melayangkan pandangan ke arah toilet. Dia baru saja sadar bahwa Clara telah pergi cukup lama.
"Don't you think Clara is little bit too long in the toilet?" Tiba-tiba Stuart berujar menandakan bahwa lelaki itu juga memiliki pemikiran yang sama dengan Lilan.
"I'm thinking the same," Lilan bergumam.
Stuart berdiri dari tempat duduknya, "I'll go to check on her," katanya sebelum segera ikut menyusul Clara menuju toilet.
Beberapa saat Lilan hanya memandang ke luar di mana orang-orang yang hilir mudik di seluruh penjuru mall. Coffee shop yang memiliki dinding kaca transparan memungkinkan Lilan untuk mengamati keramaian yang ada di luar. Dia masih asik dalam keterdiaman sambil menyesap pelan-pelan cangkir di tangannya tanpa berniat menyentuh sama sekali makanan-makanan pesanan mereka yang telah diantarkan oleh pelayan beberapa saat lalu.
Lilan baru mengalihkan pandangannya kembali ketika ia menyadari kehadiran Clara dan Stuart kembali. Hanya saja... Kali ini ada orang lain yang membuntuti di belakang mereka.
Lilan terpaku. Tulang-tulang di tubuhnya seolah melemas dan matanya bahkan tak berkedip barang sedikitpun menatap sosok yang baru saja hadir itu.
"Jagad..." Bisiknya lirih dan terdengar tercekat. Lalu tatapannya kembali beranjak pada Clara dan ia menatap kakaknya itu dengan tatapan menuntut penjelasan.
Tetapi Clara justru berpura-pura tak mengerti dengan tatapan Lilan. Ia menghindari tatapan Lilan dan menggamit lengan Stuart yang masih berdiri di sampingnya, "Babe, take our stuff. I forgot that I still to look for something. Jagad will accompany Lilan here,"
Bola mata Lilan membola. Ia melotot melihat Stuart dan Clara yang tergesa-gesa mengumpulkan semua barang-barang belanjaan mereka dan berniat meninggalkannya sendirian dengan Jagad. Tetapi Clara tak peduli. Ia dan kekasihnya cepat-cepat meninggalkan tempat itu dengan sebuah kerlingan mata.
Saat Lilan masih menatap arah kepergian Clara dan Stuart dengan tatapan nyalang, Jagad mendudukkan dirinya dengan tenang di depan Lilan.
"Aku nggak tahu kalau hubunganmu dengan Clara udah membaik," Jagad membuka suara.
Satu tahun lalu, saat Lilan pergi begitu saja dengan sebuah pesan selamat tinggal, Jagad sempat berkali-kali mengingatkan dirinya agar ia menyerah saja. Ia berhasil menahan diri selama beberapa waktu, namun bukan berarti seketika ia bisa mengenyahkan Lilan dari dalam kepalanya. Ia mencoba mengalihkan haluan seksualitasnya pada gadis-gadis yang sekiranya ia anggap menarik, namun tak ada satupun yang menarik perhatian Jagad. Ketika ia duduk bersama seorang perempuan pun, pada akhirnya hanyalah Lilan yang ia ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WEDDING AFFAIRS [PO ke-2 22 Mei - 12 Juni]
RomanceJagad Winanta, pebisnis muda sukses yang tidak peduli pada apapun selain pada bisnis dan uang. Itulah alasan mengapa ia menyetujui pertunangannya dengan Clara Viona Daniell. Prospek keuntungan dari bisnis kerja sama dengan keluarga Daniell adalah se...