Bagian VIII

11.1K 1K 71
                                    

Airport Rush

Lexi sama Momnya, Misha

-

Drrrrt….

Ponsel Lilan yang diletakkan di atas tempat tidur bergetar halus. Di sudut atas ada notifikasi bahwa ia mendapatkan sebuah pesan LINE. Tetapi ia memilih untuk mengabaikannya dan melanjutkan kegiatannya melipat pakaian dan menyusunnya ke dalam travel bag. Besok dia akan kembali ke Manhattan.

Tidak banyak pakaian yang Lilan bawa karena sejak awal dia memang tak berniat untuk menetap lama di Indonesia. Jadi sebentar lagi ia akan selesai dan ia akan mengecek pesannya setelah ini.

Drrrtt…. Drrrttt….

Dahi Lilan berkernyit. Kali ini ponselnya bergetar lebih sering menandakan ada beberapa pesan lain yang masuk.

Pemuda itu akhirnya memutuskan untuk berhenti sebentar dan mengecek ponselnya. Dia menahan napas ketika sadar pesan-pesan tersebut berasal dari Jagad.

Jagad : We need to talk. Can we meet?

Jagad : Plis. Aku benar-benar butuh bicara sama kamu.

Jagad : Lilan, aku mohon.

Jagad : Kapan kamu ada waktu, hubungi aku, ya? Aku punya undangan buat pembukaan pamerannya Al. Kamu mau datang, kan?

Jagad : Lilan, aku minta maaf. Kita ketemu, ya?

Lilan melepaskan napas panjang. Ia penasaran dengan apa yang ada dalam pikiran Jagad. Seminggu lebih menghilang dan kini datang lagi meminta bertemu dengannya. Jika lelaki hanya ingin meminta maaf, mereka cukup melakukannya lewat telpon. Lilan tak ingin bertemu dengannya lagi. Tetapi jika ternyata Jagad menginginkan hal lain, misalnya ternyata Jagad rupanya masih penasaran dan ingin meniduri Lilan kembali, jangan pikir Lilan akan membiarkannya.

Mungkin saja Lilan sudah salah menilai Jagad. Dia mungkin sama saja dengan lelaki kebanyakan yang mencari kesenangan seksual semata.

Kalau seseorang bisa toleran tidur dengan laki-laki, tidak peduli mereka straight, bi atau gay, tidur dengan partner laki-laki memang lebih gampang, ketimbang dengan perempuan. Mau pakai kondom atau tidak, ya bebas. Mau tembak di dalam atau tembak di luar juga bebas. Toh, laki-laki tak akan hamil. Sehabis dipakai, gampang tinggal buang. Laki-laki tak seperti perempuan yang akan menangis setelah keperawanannya diambil atau mengamuk meminta pertanggung jawaban jika ternyata mereka hamil. Mungkin Jagad juga berpikiran demikian.

Merasa jengah, Lilan mengetik cepat sebuah balasan di ponselnya.

Lilan : It’s okay, there’s nothing happened between us, anyway. We don’t need to meet.

Setelah mengirim pesan tersebut, Lilan mematikan ponselnya dan kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

-

THE WEDDING AFFAIRS [PO ke-2 22 Mei - 12 Juni]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang