Hari ketiga (21++)

20.3K 374 3
                                    

Aku menatap diriku sekali lagi di depan cermin, cantik. Aku sempurna. Aku sexy dan aku menarik, gak salah jika aku menjadi idola dari dulu. Menjadi incaran banyak lelaki. Kecantikanku ini membuatku menjadi lebih sombong dengan mulai memainkan banyak pria. Tapi aku menyukainya. Bagiku, jatuh cinta bukan tipeku.

"Silva mau kemana?" sapa mamaku aku tersenyum

"Jalan ma, kunci aja pintunya ya Silva pulangnya agak malam"

"Itu siapa? Sepertinya itu bukan Adam deh" aku hanya tersenyum. Mamaku ini bukan kali pertama melihat deretan pacarku yang berganti - ganti ke rumah pesan mama itu cuma satu

"Setia donk Sil, nanti kalau kamu hamil jadi bingung anaknya siapa"

Aku jadi garuk - garuk kepala sendiri setiap kali mama dan papa bicara seperti itu. Aku cuma bisa menjawab santai "Santai ma, aku bakalan hamil kalau udah kerja kok" dan mama hanya menyentil kepalaku.

"Haii cantik sayang, wow! Kamu sexy banget beb" gombalan pria tampan di depanku. Aku hanya bisa tersenyum tipis menggandeng lengannya dan meremasnya erat. Membawanya ke dalam mobilnya

"Kemana malam ini beb? Nonton? Makan atau ke club?" aku menggeleng

"Aku lelah, gimana kalau di apartemen kamu aja say"

"Waah..apartemen? Berduaan donk sayang? Kamu gak takut?" aku tertawa keras

"Kamu kali yang takut, kamu takut aku bakalan perkosa kamu ya?"

"Mana mungkin aku takut, aku akan berika kamu pelayanan ekstra maniis sayang" gombalannya

"Buktiin aja deh say. Yuk jalaniin mobilmu, aku sudah gak kuat nih" aku menggerakan kedua pahaku bergesekan. Aku memakai dress mini sehingga paha mulusku terlihat sempurna di sinari lampu temaram. Aku meliriknya, dia sempat menelan ludah. Kita liat aja deh, kamu kuat tanpa bantuan tissu magic ku atau tidak.

Sampai apartemen

"Ssshh aahhh.." aku mendesah pelan saat ciuman hangat Bryan turun keleherku. Dia menghisap lembut berusaha membangkitkan nafsuku. Aku tak perlu berbasa - basi dengannya untuk melakukan ritual percintaan, langsung tancap gas aja. Bertele - tele bukan tipeku.

Tangan Bryan mulai bergerilya menjamah setiap inci tubuhku yang membuatku semakin bernafsu. Aku ingin buru - buru mengeluarkan pelepasanku. Aku meraih gasper di celana Bryan membukanya dengan lihai dan memerosotkannya kebawah. Aku menarik boxernya dan membiarkan 'kebanggan para pria' terbebas. Bryan menahanku agar aku tidak buru - buru melakukan penyatuan. Aku menatapnya dengan tatapan memelas. Oh ayolah, aku sudah di ubun - ubun banget! Gila aja kalau dia mau berhentiin ini.

"Sabar donk sayang" ujar Bryan

"Ayolah say, aku gak kuat niih" aku merengek. Bryan hanya tersenyum dan memulai aksinya mengekploitasi tubuhku. Setiap incinya, dibagian senstifnya.

"Oohh aahh.." aku hanya bisa mendesah dengan semua perlakuan Bryan. Lembut dan menghanyutkan. Akupun berusaha bertindak aktif tak mau kalah dengan Bryan

"Biar aku memuaskanmu honey" ujarnya. Aku hanya bisa menatapnya dengan tatapan nanar yang sudah tertutupi kabut nafsu. Sumpah! Aku sudah tak tahan lagi, aku hanya bisa menahan dengan meremas sprai.

Beberapa menit aku menikmati cumbuan dan belaian manja dari Bryan tapi rasanya seperti biasa saja. Seperti mantan - mantanku sebelumnya, aku belum merasakan orgasme lagi. Walaupun rangsangannya begitu membuatku bergelora, tapi aku tidak merasakan tanda - tanda orgasme.

"Akuuu keluuaarr aahh.." aku meracau asal agar dia menyudahi aktifitas yang mulai membosankan bagiku walau terasa geli dan terkadang nikmat.

"Kamu sudah keluar? Tapi aku gak melihat ada cairan keluar" ujarnya

"Masa sih? Udah ah sayang kita lanjutin tahap berikutnya sayang" rengekku berharap semua ini segera selesai dan mendapat pelepasan masing - masing. Dia tersenyum tapi sebelum dia memposisikan diri, aku bangkit dan mengolesinya dengan tissue magicku lalu memasangkan pengaman.

"Tadi itu apa?" tanyanya. Astaga? Dia gak tau tissu magic?

"Biar bersih aja" jawabku asal lalu kembali merebahkan tubuhku dengan membuka pahaku lebar - lebar.

"Aaahhh ...." aku mendesah berusaha menikmati permainan surga ini. Meski terasa membosankan bagiku

Bryan berusaha sekuat tenaga membuat kami sama - sama terpuaskan terlihat Wajahnya memerah mendesah sesuai irama yang dilakukannya. Aku hanya bisa meremas sprei berusaha menikmati dan mengimbangi permainannya.
Aku hanya bisa ber'ah uh ria saja.

Pengaruh tissu magic memang Top, sudah lebih dari setengah jam kita bercinta dan Bryan belum menunjukkan tanda akan 'keluar' berbagai gaya telah kami lakukan, aku diputar - putar seperti oreo lalu berulang kali di celup - celupkan.

Ahh.. Aku tergelepar kelelaha, Keringat membasahi tubuh kami berdua. Namun sekian lama bercinta, aku belum mendapatkan orgasme itu. Bagaimana sih ini? Apa yang kurang? Apa aku memang tidak bisa merasakan orgasme seperti flm - flm blue yang aku tonton? Atau teman - teman SMA ku? Lama - lama aku merasa menyesal telah mengolesi Tissue Magic itu.

"Sayang aku akan keluar... Ahhh." desah Bryan sepertinya akan mendapatkan pelepslasannya. Tidak ingin membuatnya kecewa aku pun mengeratkan kakiku di pinggangnya memeluknya erat.

"Aku juga mau keluaaar sayy.. Aahh" desahku dan Bryan menekan pinggulnya semakin dalam. Aku tidak takut karena Bryan sudah memakai pengaman yang aku belikan tadi.

Bryan mengecup pipiku dan terbaring lemas di sebelahku "Gila! Aku bisa tahan segitu lama hampir 50 menit loh kita bercinta" aku hanya tersenyum tipis dan beranjak menuju kamar mandi

"Sayang. Kamu puas?" tanyanya dan aku mengangguk tanpa menjawab masuk ke kamar mandi membersihkan diriku untuk segera pulang kerumah tidur beristirahat.

"Kamu mau balik sekarang Silva?" tanya Bryan yang melihatku menyisir rambutku. Dia masih telanjang di bawah selimut tebal itu. Aku hanya melirik malas

"Ya aku lelah" jawabku asal

"Tapi aku mau lagi sayang, aku masih rindu" ujarnya manja

"Udahlah, besok aku ada acara ospek dan tak mau terlambat lagi. Kalau kamu cape aku pulang sama taxi aja" aku meraih tasku namun Bryan meloncat mencegahku

"Biar aku antar sayang?" aku menggeleng

"Gak usah, kamu belum bersih - bersih badan. Aku lelah. Aku pulang duluan" aku mengecup bibir manisnya sekilas. Bibir yang tak akan pernah aku cium lagi. Ciuman terkahir dari playgirl cantik.

Tbc

PLAYGIRL TOBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang