Bagian 19

4.5K 184 0
                                    

"Mau aku jemput?" suara itu membuyarkan lamunanku.

"Gak deh, kita ketemu di kampus aja" jawabku

"Oke see you ya"

Akupun merapikan dandananku. Hari ini aku akan pergi berkencan dengan Jasson. Rencananya kita akan pergi ke hutan manggrove. Tempat sederhana tapi entah kenapa tempat itu yang menjadi tujuan kencan kami.

Hampir setengah jam aku menunggu dan motor Jasson terlihat di ujung jalan. Aku melirik kaca spion menatap dandananku yang sudah oke punya. Aku memoleskan lip balm pada bibirku yang sudah berwarna merah muda, agar tidak kering.

Aku turun dari mobil dan menghampirinya, dia tersenyum. Hebat juga dia, bolak - balik Jakarta - Bandung dengan menggunakan motornya. Siang - siang begini lagi.

"Ayo" aku menyodorkan kunci mobil padanya dia tersenyum

"Kita pake motor aja ya?" aku mengernyitkan keningku, naik motor?

"Aku ga bisa nyetir, dan malu rasanya jika wanita yang menyupiri" dia menyodorkanku sebuah helm mio berwarna hitam

"Ini aku sudah belikan helm untukmu, aku tau kamu pasti tak punya helm" ujarnya yanh semakin membuatku bungkam.

Jasson mengenakkan helm itu di kepalaku, pandanganku tak lepas menatap matanya. Jantungku berdetak begitu cepat. Aku dengan susah payah menelan air liurku. Dag dig dug berdebar rasa di dada. Hayati pingsan bang!

"Yok naik, kenapa bengong aja?" ujanya dengan tersenyum membuatku sadar bahwa aku sempat terpesona olehnya.

"Peluk donk, tar jatuh lo dari motor" ujarnya. Aku tersenyum sendiri, dan melingkarkan kedua tanganku dipinggangnya. For the First time ini forever aku menikmati sensasinya naik motor. Benar - benar seru, tidak ada jarak antara aku dan Jasson, kami menempel sambil sesekali bergurau. Rasa panas yang semula aku takutkan akan membakar kulitku tidak terasa sama sekali. Beginikah rasanya dimabuk cinta? Panas terasa dingin, dingin terasa hangat dan tai kucing rasanya... Belum pernah nyoba.

Aku dan Jasson tiba di hutan Manggrove dalam kurun waktu setengah jam perjalanan. Dia memarkirkan motor dan mengajakku berjalan ke dalam. Menggandeng tanganku dengan erat, asli! Aku mendadak kehilangan akal sehatku, aliran darahku mengalir deras dari jantungku. Seer... Gimana gitu rasanya.

Jasson mengajakku duduk di sebuah tempat yang cukup rindang lalu menyodorkan sebotol aqua dingin untukku "Makasi" ujarku dengan tersenyum

"Kamu pasti gak suka ya panas - panasan kaya gini?" tanyanya menyeka keringatku

"Gak kok, aku suka. Apalagi sama kamu" ciehh! Aku lagi gombal nihh.

Dia tertawa "Bagus deh" lalu menatap sekitar

"Jaket baru ya?" entah kenapa perhatianku tertuju pada sebuah jaket coklat yang baru aku lihat di pakai hari ini.

"Iya kemarin kan aku sudah bilang mau lihat jaket, ya ini jaket yang aku beli kemarin sama abangku" aku meneliti jaket yang dikenakannya, cukup baguslah ya.

"Bagus kok, selera kamu bagus" ujarku memujinya. Dia tersenyum sembari mengacak rambutku sekilas.

Kamipun mengobrol kesana kemari, tertawa bersama, saling menggelitik dan saat aku lelah aku merebahkan kepalaku di pundaknya, inikah rasanya jatuh cinta? Ada perasaan asing yang aku rasa saat berada sedekat ini dengan Jasson.

"Silva.." panggilnya aku mendongak dan mata kami saling bertemu, dadaku berdetak lebih cepat saat menatap matanya. Perlahan tapi pasti Jasson memajukan wajahnya dan menempellah bibir tipis itu pada bibirku. Awalnya hanya mengecup, namun perlahan kecupan itu menjadi hisapan - hisapan kecil, dan sedikit gigitan lembut pada bibirku. Ini mengejutkan, dan rasanya tak bisa di gambarkan dengan rangkaian kata atau puisi. Tangan Jasson menggenggam erat tanganku, menciumku semakin dalam. Matanya tertutup rapat menikmati cumbuan yang di lakukannya, sementara aku? Aku masih membuka mata, memeperhatikan pria yang sedang melumat bibirku mesra. Benarkah ini? Nyatakah Jasson? Aku menikmati cumbuannya, bahkan aku pun membalasnya. Cumbuan yang lembut tanpa menuntut pembalasan. Aku menikmatinya

PLAYGIRL TOBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang