Bagian 18

4.9K 168 8
                                    

Pov Jasson

25 april

Aku menghela napas saat lagi - lagi panggilanku di abaikan olehnya. Saat bertemu di kampuspun dia terlihat cuek, yang lebih parah dia malah gak kuliah selama seminggu. Membuatku semakin tak enak hati. Semua akun sosmed di bloknya, dan juga pertemanan di BBM pun sudah di hapus. Silva membuatku sedikit frustasi.

Salahku sih yang menolaknya begitu saja, habis sejujurnya aku memang tidak memiliki perasaan apa - apa padanya. Sama saat berpacaran dengan Yunita, terasa biasa saja bahkan hambar. Namun aku mau mencoba berpacaran dengan Yunita. Di bandingkan Yunita dan wanita lain yang dekat denganku, Silvalah yang memang cantik. Namun, aku lebih menyukai Weinda ketimbang dirinya. Lebih sesuai kriteria idamanku sih.

"Kenapa lo Bray?" sapa sahabat kakak sekaligus sahabatku, Willi.

"Gak kenapa, lo udah pesen?"

Dia tertawa "Lo kagak fokus Bray! Gue mah udah kelar makan keles, lo lagi kenapa?"

"Tau tuh boss cilik lagi banyak ngelamun" sambar temanku yang lain. Bayu. Aku hanya tersenyum tipis tak menanggapi omongan mereka yang seolah ingin tau apa yang ada menari - nari di kepalaku

"Kenapa ente? Galau? Gara - gara putus sama cewe itu?" tanya Bayu lagi. Aku tertawa dan menggeleng

"Gak lah"

"Terus?"

Aku menghela napas, berurusan dengan trio kwek - kwek ini akan menghabiskan waktu lama bila aku tak bercerita seolah mereka tau banget tentang apa yang melanda di pikiranku. Lebih baik berbagi bukan?

"Gue lagi deket sama cewe, deketnya sih udah lama sejak 4 bulan lalu"

"Berati waktu lo masih pacaran sama Yunita donk?" gue mengangguk mengiyakan

"Tu cewe kayanya ngebet sama gue, dia bahkan ga perduli status gue yang memang punya pacar. Sampe akhirnya gue putus sama Yunita karena salah panggil nama" sontak Bayu dan Wili menertawakanku dengan kehebohannya bahkan ada yang menoyor kepalaku

"Somplak! Pantes aja lo diputusin, parah lo" aku hanya menggaruk - garuk tengkukku yang mendadak gatal.

"Terus masalahnya apa bray?" tanya Wili menepuk pundakku

"Doi nembak gue"

"Lo ditembak cewe?" seru Bayu tak percaya. Aku mengangguk sebagai tanda pembenaran

"Lo terima?" akupun menggeleng

"Enggak"

"Kenaapa Bray?" tanya Wili lagi

"Gue gak punya perasaan apa - apa sama dia"

"Coba gue liat donk fotonya" ujar Bayu penasaran.  Aku membuka aplikasi Galeriku dan mencari satu foto cantiknya yang masih aku simpan

"Nih. Namanya Silva"

"E buset! Ini cewe bermobil keren itu bukan?" tanya Bayu. Aku mengangguk mengiyakan

"Gila cem kaya gini lo tolak? Sedeng otak lo!" ujar Wili menimpali

"Sialan lo berdua! Gue minder keles, apalah gue bersanding sama dia. Gue hanya anak seorang guru PNS, dan ibu gue hanya berdagang. Sementara dia? Dia jauh diatas sana. Minder gue" ungkapku jujur.

"Jadi karena ini lo murung?" tanya Bayu merangkul bahuku. Aku mengangguk

"Lo suka gak sama dia?" tanyanya lagi

Aku mengedikan bahu " entahlah. Terlalu dini mengakui ini cinta. Gue gak paham sama rasa cinta. Gue suka sih, secara doi cantik. Cuma gue lebih suka cewe lain"

PLAYGIRL TOBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang