Bagian 21

5K 181 6
                                    

Kalau setiap harapan kita
Selalu berjalan sesuai rencana
Kita tak pernah belajar
Bahwa Kecewa itu Menguatkan

***

Sudah cukup lama aku dan Jasson berpacaran, hubungan kitapun semakin baik. Meski terkadang ada beberapa hal yang memicu pertengkaran kita. Seperti semalam, ada rasa kecewa saat Jasson marah padaku karena masalah kesucian.

Iya, ini memang bukan perkara enteng. Siapapun pria, walau dia brengsek sekalipun pilihannya tetap wanita suci yang baik - baik. Jaman gini cari yang begitu mah susah. Aku masih bersusah payah untuk membujuknya, meredamkan amarahnya. Entah mengapa, Jasson jadi suka ngambek sama aku.

"Apa masalah perawan ini masih mau terus di bahas?" tanyaku saat kami duduk di warung pojok depan kantin. Memandang wajah Jasson yang kini mulai lebih sering menampilkam ekspresi dingin

"Aku gak mau bahas" jawabnya singkat

"Lalu kenapa kamu seperti ini Jas?" tanyaku meraih tangannya, mengenggam erat jemarinya.

Jasson tersenyum miris "Sebrengsek apapun pria, tentu ingin memiliki pendamping hidup yang terbaik, begitupun denganku. Aku mengingingkan wanita yang sempurna"

Rasa sesak menjalar di seluruh penjuru dadaku, aku tidak habis pikir dengan pemikiran kolot ala Jasson ini, ya aku tau sih dia terlahir di dunia primitif, jadi sedikit wajar jika pemikirannya masih kolot. Lalu sekarang mau gimana? Haruskah aku pergi ke luar negeri terus melakukan serangkaian operasi selaput dara agar sedikitnya pantas bersanding dengan Seorang Jasson? Aku melepas kaitan tanganku, menatapnya sekilas lalu bangkit. Aku melihat Jasson mendongak kearahku.

"Mau kemana?" tanyanya, aku tersenyum tulus

"Pergi. Aku rasa tidak ada hal yang perlu di bahas lagi" jawabku tenang meski aku tau ada rasa sesak di dada yang membuatku kesulitan bernapas

"Oke hati - hati" tatapan Jasson masih dingin dan tak peduli, aku hanya menghela napas

"Terima kasih atas waktunya, maaf jika aku tidak bisa menjadi yang sempurna" ujarku getir. Jasson tak menoleh, pandangannya fokus kedepan dan mengangguk kecil. Okelah, inilah saatnya pergi.

Aku berjalan menyusuri jalan setapak di taman luas ini, tidak memperdulikan beberapa orang yang sedanh melakukan aktifitas olahraga sore disini. Langkah kakiku terasa hampa, bahkan pandanganku terasa lebih gelap. Inikah yang dirasakan saat kita mengalami putus cinta? Rasanya tidak enak banget. Aku memilih duduk di pinggir taman, di sebelah ibu - ibu yang sedang membakar jagung untuk para pembeli.

"Jagung neng?" sapanya aku menggeleng pelan dan tersenyum lalu kembali masuk ke dunia khayalku, melamun adalah hal yang tidak di larang, serta memiliki kebebasan untuk melamun berbagai hal.

Pikiranku kembali melayang pada pertanyaan Jasson malam itu, pertanyaan sederhana yang akhirnya merusak jalinan cinta yang baru seumur jagung. Tentang kesucian, sepenting itukah kesucian bagi kaum pria? Apakah mereka semua masih pada suci? Lalu bagaimana cara mengetahui kesucian kaum pria itu? Terkadang mereka selembut sutra, menenangkan, menyanjungkan. Namun sering kali mereka menjadi sosok menyebalkan, egois, pemarah dan mau menang sendiri. Itupun yang terjadi pada Jasson dan keraguan itu muncul di benakku 'Cintakah Jasson padaku?' pertanyaan simpel yang membutuhkan jawabam tidak lebih dari 5 huruf, Iya atau Tidak, namun aku sendiri tidak bisa menebak isi hati Jasson sesungguhnya.

"Ngelamun aja, tar di sambet setan jomblo lo!!" aku menoleh dan mendapatkan orang yang aku tunggu dari tadi

"Napa lo baru dateng sih? Gue udah lari 5 puteran" gerutuku. Dia tertawa

"Tumben lo ngajak gue jogging sore - sore gini, malah lari 5 puteran lagi, obat lo abis?"

Aku menggeleng dan bangkit dari tempat dudukku "Ayo kita cari keringat dulu" ajakku padanya. Dia tersenyum dan bangkit berlari mengikutiku dari arah belakang. Berlari mengelilingi taman yang juga sekaligus menjadi tempat olahraga gratisan bagi yang peduli akan kesehatan, dan membenci lemak di tubuhnya

"Cape gue!" ujarnya sembari duduk berselonjoran kaki di tepi taman

"Baru juga 3 kali puteran udah cape" ujarku sembari duduk di sebelahnya

"Gila lo udah 8 kali puteran belum cape juga?" aku menggeleng karena aku tidak merasa cape, berlari membuat rasa sakit di dadaku sedikit berkurang

"Lo lagi kenapa sih?" tanyanya kemudian

"Gak apa - apa" jawabku cuek sembari menepuk - nepuk betisku

"Lo gak bisa bohong sama gue! Lo tau gak, orang yang lari dalam keadaan emosi itu bisa bikin kenak serangan jantung. Lo mau mati karena serangan jantung sebelum merried?"

Aku mendengus mendengar perkataannya "Lo doain gue koit cepet hah?" dia hanya terkekeh "Gua cuma lagi bingung sama Jasson" jujurku kemudian

"Kenapa lagi sama doi?"

"Permasalahin soal perawan gue, marah gara - gara gue gak perawan" aku menundukkan kepalaku

"Sudahlah, lo kan udah daper pacaran sama dia, putusin aja keles terus cari yang baru kaya biasanya. Bosen buang cari baru deh"

Aku langsung melotot menatapnya "Enak aja nyuru gue putus, gak mau lah gue!!" ujarku keras. Aku merasakan lenganku ditarik

"Apa sih Ma?" tanyaku

"Lo bukannya cuma penasaran doang sama dia?" aku mengernyitkan keningku dan hanya diam tanpa menjawab

"Silva! Lo jatuh cinta beneran sama Jasson???"

Aku mengangguk pelan "Sepertinya begitu deh"

"Gila, hebat bener si Jasson ya bisa buat seorang Silva jatuh cinta plus tobat. Emejing banget" aku langsung menoyor kepalanya jengkel dengan jawabannya ngawur ke sana kemari

Ima menghela napas pelan "Kalau masalah perawan sih menurut gue jaman sekarang mana ada sih cewe yang perawan? Jasson terlalu berlebihan, kaya iya aja dia masih perjaka? Tau - taunya kencing dimana - mana kan?"

"Menurut pribadi gue, cinta itu sih kagak mengenal itu yang namanya perawan, atau janda. Buktinya aja Stevan William yang masih bujang tetep milih si Celine Evangelista yang Janda bukannya Natasha Wilona yang masih perawan, itu tandanya apa? Bahwa Cinta itu gak kenal yang begitu - gitu. Asal nyaman dan saling ngerti aja sudah lebih dari cukup"

Aku tertawa, dasar Ima dia mah ratunya gosip. Apalagi selebriti, sampe segitunya dia tau "Ya kalau bagi kita sih gitu, tapi kalau bagi Jasson yang punya komitmen mau punya istri yang perawan gimana?"

"Istri perawan? Noh, kuda tetangga gue masih perawan. Satu - satunya betina yang perawan!" ujar Ima yang berhasil membuatku tertawa

"Itu Jasson otaknya dimana sih? Emang dia masih perjaka apa? Sampe segala nuntut istri perawan. Lagian lo masih muda keles, masa baru pacaran kurang dari 2 bulan langsung nikah seh? Dan juga, mana lo tau lo bakal pacaran sama Jasson sekarang? Coba kalau lo tau kan, pasti lo bakal operasi segel baru"

"Gila lo! Makin stres gue ngomong sama lo" dia tertawa lalu memeluk pundakku

"Silva, kagak usah lo galau masalah Jasson. Kalau emang dia cinta sama lo, dia bakal nerima lo apa adanya lo. Nerima kekurangan lo juga bukan cuma kelebihan lo. Jodoh gak bakalan kemana deh, udah di atur Tuhan"

Aku melirik kearahnya dengan tatapan serius "Tumben otak lo lurus?"

"Sialan!!"

Tbc

PLAYGIRL TOBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang