Sudah hampir dua bulan aku mengikuti masa kuliah, aku masih sebagai Silva yang kaku dan tertutup termasuk kepada teman - temanku. Siang ini aku bersama ketiga temanku menikmati makan siang di kantin sekolah. Menikmati sepiring siomay ikan dan segelas es jeruk.
"Duh Jasson itu keren bangetlah pokoknya aku suka" cerita Vany dengan semangat sebenarnya aku bosan mendengar nama Jasson terus. Jantungku terasa tak menentu saat na Jasson masuk ke telingaku.
"Jasson tuh ke sini" ujar Hany membuatku reflek mengangkat kepala dan melihar Jasson bersama beberapa teman kuliah lainnya berjalan kearah kantin. Punggungku terasa merinding dan dingin, apa yang aku rasakan ini? Aku mengalihkan pandanganku kearah siomay ini walau sudah kehilangan selera makan karena dadaku berdebar tak karuan, lebih baik menatap siomay daripada harus berhadapan dengan Jasson
"Haii semua" sapa Jasson ramah. Sialnya Jasson malah duduk di depan tempatku duduk kebetulan kosong. Hastaga!! Cilaka 13 ini. Dadaku seperti sedang berlomba lari, berdebar kencang tak berirama.
"Hai Silva" aku mendongak saat namaku di sebutkan dengan nada lembut. Masa lembut? Silva kau terlalu drama! Eiits, tau dari mana dia dengan namaku?
"Tau dari mana namaku?" tanyaku berusaha bersikap biasa saja. Hei, akulah penakluk laki - laki, masa menghadapi pria begini saja aku seperti kehilangan arah. Seperti tidak berpengalaman?
"Aku kan koordinator kelas, jadi aku harus hapal lah nama teman - temanku. Kita kenalan dulu aja ya" aku mengernyitkan bingung, ini orang kan sudah tau namaku, kok kenalan ulang? Belum selesai aku berpikir, Jasson sudah mengulurkan tangannya
"Jasson Syahputra, bukan Jasson Miraz, soalnya aku gak suka minuman keras" dan dia tertaw cekikikan, mirip kuntilanak. Lucu emangnya? Gak biasa aja!
"Silva" ujarku datar, dia tersenyum dan melepas jabatan tangan kami. Duh, tadi tu udah anget banget tanganku. Stop GR Silva, memang dia ngajak kamu doang kenalan? Liat tuh, dia lagi kenalan sama semua cewe di sini. Mungkin dia termasuk player juga, tapi kan? Wajahnya tidak memadai. Selain sedikit Ndeso, dia juga seperti bloon gitu.
"Eh kamu makan apaan?" aku menoleh kearah piring di depanku
"Ini? Ini kan Siomay? Memangnya kenapa?"
"Siomay? Makanan jenis apa? Baru ya?" ish! Ini cowo beneran kagak tau Siomay, atau hanya dibuat - buat sih? Dia hidup di jaman apa? Jaman batu? Sampai gak tau gitu ini namanya Siomay?
"Kamu mau? Coba aja" tawarku sok ramah. Ralat, sok manis! Oh my God, seorang Silva manis sama cowo? Itu sebuah kemustahilan semata.
Jasson mengangguk dan meraih garpu di tanganku, memakannya seperti seorang yang belum makan sekitar 300 tahun. Lahap banget
"Enak ya?" ujarnya sembari memasukkan kentang rebus kedalam mulutnya mengunyahnya dengan mata terpejam, ibaratnya dia seperti sedang menikmati makanan ternikmat di dunia. Aih, lebaynya!
"Habisin aja" ujarku lagi mengamati caranya menikmati makanan. Apa dia tampan? Ah tidak dia biasa saja!
"Bener nih. Ya udah, aku habisin ya?" di tekekeh dan tertawa lebar. Saat asyik menikmati siomay ikan dari piringku, seorang wanit menepuk pundakknya. Rismi, itu lo cewe di part sebelumnya yang aku pilih menjadi koordinator kelas. Dia seorang cewe yang banyak omongnya, banyak gaya, banyak tingkah dan serasa paling oke lah. Rismi, atau panggilannya Mimi, bergaya ala rocker, seperti anak punk tapi gak miriplah ya. Dia belum tau saja, jan aku SMA aku adalah ketua genk cewe tomboy dan punk di sekolah. Dan dia bergaya ala anak punk? Bener - bener tidak sesuai. Jelas aku lebih tau!
"Jasson, lo dapet salam dari temen gue" ujarnya berbisik. Aku dapat mendengarnya dengan jelas.
"Siapa?"
"Tuh, cewe di ujung sana. Namanya Yunita" ujar Mimi lagi. Aku dengan reflek mengikuti arah pandang Mimi dan Jasson. Seorang wanita berambut panjang lurus, seperti sapu ijuk ehem, dia tidak cantik, tapi tawanya membuat dia sedikit manis. Sedikit loh ya, gak banyak! Dan dia Yunita, wanita itu menyukai Jasson? Kalau iya apa pedulimu Silva?? Bisik hati kecilku
"Weh cantik ya, bagi pin bbmnya donk" aku melirik malas Jasson. Apa maksudnya coba? Aku tak suka dengan situasi ini
"Silva" Vany berbisik "Balik yuk, kesel aku" ujarnya pelan aku mengangguk dan bangkit dari tempat dudukku. Jasson tak peduli, dia dan Mimi sibuk dengan perempuan berambut ijuk itu. Rambut kebanyakan setrika, dipikir baju apa? Licin kaku begitu!
Aku sepertinya membutuhkan pelampiasan, dengan siapa? Aku mengobrak abrik daftar kontak di ponselku dan aku menemukan satu nama. Pria ini masih berstatus pacarku, sepertinya aku lupa memutuskannya. Apa salahnya aku menelponnya?
"Halo, Rafi?" sapaku pada pria di sebrang
"Astaga, Silva? Kamu kemana aja sayang? Sudah hampir 2 minggu kamu susah di hubungi!" gerutunya aku menghela napas
"Persiapan ospek menyita waktuku, bagaimana jika malam nanti kita pergi nonton?" ajakku
Rafi terdiam sebentar "mendadak sekali Silva" jawabnya penuh penyesalan.
"Kamu gak bisa?"
"Bukan begitu, tapi aku ada..."
"Baiklah.." aku memotongnya dan hendak memutuskan panggilanku
"Tungguuu!!!"
"Ada apa?"
"Baiklah, aku bisa. Akan ku jemput kau jam 7 oke sayang" aku tersenyum tipis dan memutuskan panggilan paling tidak malam ini aku dapat hiburan.
Aku menstarter mobil kerenku dan pergi menuju rumah, terbayang - bayang akan senyum sok polos Jasson. Kenapa pikiranku menjadi kacau balau begini, dia hanya seorang Jasson bukan apa - apa? Jadi bersikaplah biasa saja. dia juga bukan TO (target operasi) ku kan?
Jasson
Jasson
Jasson Syahputra
Bukan Jasson Miraz
Kenapa jadi terngiang - ngiang dengan obrolanku bersama Jasson ya? Jasson, Jasson, dan Jasson. Sepertinya otakku terkontaminasi parah dengan pria bernama Jasson. Aku menginjak gas dan mengendarai mobilku diatas kecepatab rata - rata. Sepertinya aku harus berendam air dingin. Agar otakku tidak kacau lagi.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYGIRL TOBAT
HumorGimana jadinya, bila seorang wanita cantik, muda dan pandai memikat hati para pria kini jatuh cinta? Bahkan jatuh cinta dengan pria yang jauh dari kata tipe idamannya. Apa yang akan di perbuatnya, saat mengetahui sang pria tidak meresponnya sama sek...