Sejak kejadian keguguran itu, aku benar - benar menyesal dan merubah segala sikapku. Aku menata diriku lebih baik lagi. Terlebih aku melihat para mantan ku yang sudah menikah lalu memiliki anak. Di sanalah aku merasa terpukul, aku begitu banyak menyakiti hati orang dan kini aku mendapatkan karmanya. Aku bertekad untuk merubah diriku sendiri, demi aku dan Jasson. Aku gak mau Jasson ikut menanggung derita gara - gara karmaku.
Hingga setahun lewat usia pernikahanku dengan Jasson, aku mendapatkannya lagi. Aku hamil lagi, awalnya aku mengalami terlambat datang bulan sampai 1 minggu. Aku gak pernah terlambat datang bulan, aku termasuk teratur untuk mendapatkan tamu bulananku itu. Aku takut untuk melakukan tes kehamilan akhirnya aku dan Jasson ke dokter dan dinyatakan hamil usia sekitar 5 mingguan. Tandanya belum ada hanya penebalan dinding rahim. Tapi itu sudah membuatku dan Jasson bahagia. Seolah mengobati luka saat kehilangan janinku.
Aku dan Jasson berniat pindah rumah untuk sementara agar aku bisa lebih dekat dengan kantor. Jadi ga capai di jalan. Kandungan kedua ini aku nyaris tidak mengalami apa - apa kecuali banyaknya makan dan Jasson selalu memberinya. Seminggu setelah dinyatakan positif hamil aku sedikit ragu, aku memberanikan diri membeli alat tes kehamilan lalu mengetes sendiri dan hasilnya....
"Jas .." panggilku saat dia menonton televisi
"Kenapa sayang? Laper?"
"Kemarin waktu di dokter kamu lihat hasil tes kehamilannya?"
Dia mengangguk "Lihat. Hasilnya positif kenapa?"
"Aku ga sempat lihat" jawabku pelan
Dia mengelus rambutku "Garisnya dua merah kok, positif hamil" aku diam lalu menyerahkan sebuah alat tes kehamilan
"Apa ini?"
"Baru habis tes ulang" jawabku pelan. Jasson melihatnya sebentar lalu menoleh kearahku
"Hasilnya negatif Jas" jawabku dengan hati yang benar - benar tergores
"Pasti tes ini salah, kalau kamu negatif pasti kamu sudah datang bulan kan? Buktinya sekarang kamu ga datang bulan"
"Tes ini yang salah atau dokter kemarin yang salah?"
"Kamu mau gimana?"
"Cari dokter lain, kita tes di dokter lain" ajakku. Jasson berpikir sebentar
"Tapi sayang...?"
"Jas, aku takut berharap lagi aku takut jatuh"
"Kamu boleh putus asa, tapi jangan berhenti berharap sayang?" aku diam memalingkan wajah
"Ya sudah kita kedokter lain ya?" aku mengangguk pelan
Benar saja, seperti dugaanku. Hasil tes di dokter kedua menunjukkan bahwa aku tidak hamil
"Tapi katanya istri saya ada penebalan dinding rahim dok?"
"Benar, ini ada penebalan dinding rahim. Tapi itu bisa membuat 2 kemungkinan. Yang pertama mungkin ibu akan hamil, atau yang kedua persiapan untuk menstruasi. Karena keduanya memiliki ciri yang sama"
"Terus bagaimana dok?"
"Ini saya kasih asam folat, ibu minum 3x sehari 2 tablet ya. Kita tunggu perkembangannya sebulan lagi. Jika ada kantung rahim berarti ibu hamil" dadaku kembali mencelos
Jasson selalu menguatkan aku meskipun aku selalu ragu dan kehilangan harapan. Tapi Jasson selalu bilang bahwa aku sedang hamil dan terus menstimulasi aku dengan pikiran - pikiran positifnya. Sampai hari itu tiba aku mendapatkan menstruasiku. Benar - benar aku kehilangan semangat dan harapan.
Aku menghapus semua harapan itu, aku pasrahkan kepada Tuhan. Jika memang aku harus menjalani hukuman, aku akan menerimanya dengan baik tapi jangan suamiku. Kasihani dia, dia terlalu baik untuk menerima hukuman ini.
"Bapak ini spermanya sedikit bermasalah ya? Dari segi bentuk. Dan saat saya periksa tadi bapak ternyata Verikokel. Dan sebaiknya di operasi saja"
"Operasi dok?"
"Iya, karena spermanya gak akan kuat membuahi jika masih Verikokel"
"Tapi saya pernah hamil dok" jawabku
"Iya, sperma suami ibu bisa membuahi tapi hanya sementara. Jadi dia tidak bisa berkembang. Sebaiknya di operasi saja" aku melirik suamiku yang tersenyum mengangguk
Sepulang dari dokter aku memeluknya, aku menciumi semua wajahnya dia tersenyum. Sebesar apapun masalahnya dia selalu tersenyum. Dia bahkan yang membuatku tersenyum lagi saat aku menangisi kepergian buah hati pertamaku, walau aku tau dia sama sedihnya denganku
"Maafkan aku sayang, aku ga bisa memberimu keturunan" rintihnya yang membuat hatiku sakit berdenyut
"Kalau kamu mau kita bercerai aku akan kabulkan"
"Kamu gak sayang aku lagi?"
"Jangan tanya rasa sayang dan cintaku ke kamu Silva. Aku mencintaimu sangat, aku siap menceraikanmu agar kamu bisa memiliki keturuan dengan pria lain. Kamu subur kamu sehat dan kamu ingin memiliki anak bukan?"
Aku menggeleng "Aku mau anak tapi sama kamu Jasson. Jangan pernah berpikir untuk menceraikan aku!"
"Tapi aku gak bisa memberimu anak Silva.."
"Gak bisa? Kata siapa? Kehendak Tuhan siapa yang tau? Jangan mendahului Tuhan! Kita belom punya anak memang belum rejekinya sayang.. " aku memeluknya. Aku tau ini hal terberat dalam hidup Jasson.
"Aku mencintaimu Silva.. Jangan tinggalin aku dengan kekuranganku ini.. Aku butuh kamu"
Aku mengakup wajahnya mencium bibirnya lembut "Aku juga mencintaimu, aku gak akan pergi di saat masa terberatmu. Aku ada dalam suka dukamu karena aku istrimu sayang..."
The End
Selesai ya? Karena Jasson dan Silva yang asli belum di karuniai anak juga sampai sekarang jadi aku gak bisa menulis Silva hamil. Nanti kalau Silva sudah hamil dan punya baby, aku akan tulis extra part 3 nya.. Dan aku tulis bagaimana perjalanan selama Silva hamil sampai melahirkan
Doakan segera agar mereka memiliki momongan ya?
Terima kasih yang sudah membaca cerita ini. Yang selalu menunggu cerita ini berlanjut. Aku sebenarnya berniat menghapusnya tapi aku melihat banyak yang menunggu jadi aku lanjutkan. Aku menunggu sampai Silva dan Jasson benar - benar rujuk dan rukun di dunia nyata agar bisa lebih ngena lah ya...Salam sayang
Intan lestari
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYGIRL TOBAT
HumorGimana jadinya, bila seorang wanita cantik, muda dan pandai memikat hati para pria kini jatuh cinta? Bahkan jatuh cinta dengan pria yang jauh dari kata tipe idamannya. Apa yang akan di perbuatnya, saat mengetahui sang pria tidak meresponnya sama sek...