Bagian 20

4.6K 175 5
                                    

Bukannya aku pelit atau gimana, cuma aku memang gak berani sama jarum. Liat aja ngeri, apalagi harus mendonorkan sedikit darahku. Jasson saja mendonorkan darah, sementara aku? Aku hanya sebagai penunggunya saja.

"Silva, makan yuk?" sapa salah satu temanku, Tari. Aku mengangguk saja dan tersenyum

"Aku udah makan nih" ujarku

"Nunggu Jasson ya?" tanya Tari. Ya setelah insiden makan siang itu, semua akhirnya tau bahwa akulah pemenang hati Jasson, bukan Redita. Dan tau bagaimana reaksi Redita? Dia musuhin aku, Ellysa dan Weinda, kekanakan banget kan? Tapi masa bodo lah, yang penting aku Happy saja.

Dan bagaimana mereka semua tau tentang hubunganku dengan Jasson, itu semua karena Ellysa. Dia mengintrogasiku dengan jelas, dan aku hanya berusaha jujur dengan keadaan hubunganku dengan Jasson. Ya beginilah.

Aku mengobrol ringan dengan Tari, obrolan singkat sambil sesekali tertawa. Menunggu datangnya Jasson yang masih berbaik hati menyumbanhkan darahnya. Mulia sekali ya? Patut di contoh.

"Tuh Jasson" ujar Tari membuatku menoleh dan menatap dengn penuh pesona pada Jasson. Ow, pacarku manis sekali.

"Lama nunggu?" tanyanya aku menggeleng. Melihat wajahnya yang sedikit pucat membuatku sedikit khawatir.

"Kamu gak apa - apa?" tanyaku. Dia menggeleng

"Sedikit pusinh, but i'm okey. Bentar ya aku ada urusan penting sebentar" ujarnya. Aku mengangguk

"Iya aku tunggu kok" walaupun aku sudah menunggunya selama sejam lebih, aku gak masalah jika harus menunggunya lagi. Jasson berjalan menjauhiku, akupun kembali ngobrol dengan Tari.

Beberapa menit kemudian setelah kepergian Jasson, entah mengapa aku berniat menoleh ke sebrang tempat dudukku. dan aku melihat adegan yang tidak perlu aku lihat. Jasson dan Yunita, sedang mengobrol sesekali bercanda bersama. Jadi dari tadi aku nunggu Jasson urusan penting itu nemuin mantan pacarnya? Ini seriusan? Gila!

"Gue pulang duluan ya Tari" ujarku pada Tari. Aku melirik Jasson yang masih asyik dengan Yunita. Gak perlulah berpamitan, dia tidak peduli ini denganku. Setelah lama menunggu, lalu memintaku kembali menunggu dengan alasan urusan penting. Jadi yang penting itu Yunita? Bravo!!

Aku mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, dadaku terasa bergemuruh. Inikah rasa cemburu itu? Gak enak banget.

Darwin bernyanyi riang dari ponselku, aku melirik nama si penelpon. Jasson Call. Rasanya malas mengangkat telpon darinya, jadi aku cueki saja. Beberapa menit bernyanyi akhirnya panggilannya mati juga. Aku kembali menjalankan mobilku dengan kecepatan sedang sampai Darwin kembali bernyanyi memecah lamunanku.

"Halo?" jawabku ketus

"Kamu dimana sayang?"

"Di jalan"

"Loh kamu sudah pulang? Kok gak bilang?"

"Buat apa aku bilang sama kamu?" ujarku dengan nada ketus

"Kok kamu gitu? Kamu dimana sekarang?" tanyanya tegas

"Di jalan"

"Iya jalan mana Silva?" tekannya

"Persimpangan dekat Caffe bebek" jawabku asal

"Kamu tunggu di sana, aku ke sana sekarang. Jangan kemana - mana, menepi sekarang" ujarnya tanpa bantahan

"Ck! Aku berhenti di depan hotel Nuansa Indah!!" ujarku

"Oke Wait"

10 menit kemudian Jasson sudah tiba ditempatku. Dia di bonceng temannya, aku tak tau siapa. Aku keluar dari mobil dan menghampirinya

"Kenapa?" tanyaku jutek

"Kamu kenapa sih? Kok mendadak marah?" tanyanya. Aku rasanya pengen pukul kepalanya dengan balok kayu deh, dasar pria gak ada peka - pekanya

"Loh kamu kan sibuk lagi ada urusan, aku cape nunggu kamu daritadi. Jadi lebih baik aku pulang" ujarku

"Kok ga bilang dulu sih?"

"Kan kamu sibuk sama Yunita, aku takut ganggu!!" ujarku dengan nada membentak. Jasson terdiam menatapku dengan seksama

"Oh yang tadi..??"

"Iya yang tadi!!!" jawabku kesal

"Ya ampun sayang, kamu jangan cemburu dulu, tadi si Yunita cuma manggil aku nanyaiin dimana lokasi donor darah aja kok"

"Iya tapi dia penting banget. Sampe ketawa - ketawa gitu sama dia" oke fix, ini keliatan banget aku cemburunya ya?

"Sayang maaf" Jasson mengenggam tanganku, amarahku seketika menguap menatap mata sipit meneduhkan hatiku. Jasson, kau sungguh tampan.

"Ya sudah, aku mau pulanh dulu ya. Kamu ga pulang?"

"Iya habis ini aku ambil motor langsung pulang, kamu hati - hati dijalan ya"

Cup!

Jasson mengecup keningku, dan perasaan dag dig dug itu hadir kembali membuat perutku sedikit mulas dan aku kesusahan menelan salivaku. Jasson, kau melumpuhkan kerja syarafku.

"I love you Silva" bisiknya aku tersenyum senang

" love you too" jawabku

Tbc

PLAYGIRL TOBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang