Suara Adzan Maghrib baru saja berkumandang. Yuki yang memang tidak memiliki kegiatan apapun memilih melaksanakan kewajibannya untuk beribadah. Yuki termasuk orang yang rajin dalam melaksanakan kewajibannya itu walaupun kadang-kadang ia juga melewatinya saat memiliki jadwal yang padat hingga lupa atau karena capek.
Saat ini di apartemen hanya ada mereka berdua, Yuki dan Al.
Ily?
Dia sedang ada pekerjaan, itu alasan yang ia katakan pada Yuki.Setelah selesai beribadah, Yuki bersiap-siap untuk pergi ketempat yang sudah ia rencanakan bersama keluarga kecilnya.
Makan malam bersama dan tentunya bersama Al.
Pacar barunya." Al, lo udah siap? "
Yuki yang sudah siap berteriak pada Al yang ia kira masih berdandan." Gue udah selesai dari tadi, lo aja yang kelamaan! " jawabnya tak acuh,
Al ke luar dari kamar Ily dengan memakai setelan kaos putih polos dengan luaran blazer yang ia kancing bagian atasnya dan celana jeans panjang.
Rambut ia biarkan sedikit berantakan namun masih tetap terlihat bagus serta kacamata bertengger manis di atas hidung mancungnya.
Kumis tipis diatas bibir imutnya serta aksen brewok di bagian muka.
Dengan style seperti ini, sudah dipastikan jika kedua orang tua Yuki akan setuju bahkan tidak akan curiga sedikitpun tentang kebenaran mereka.Lagi-lagi Yuki terpesona, Al sungguh tampan dengan pakaian casual seperti itu.
melihat penampilan Al kali ini membuatnya kehilangan fokus. Andai saja ini bukan pura-pura, ia yakin tak akan membiarkan lelaki di hadapannya ini akan terbebas dari jangkauannya barang sedikitpun." Lo ngapain masih di situ? Lo mau kita kemaleman? " suara Al menyadarkan Yuki dan membuatnya segera membuang pikiran-pikiran anehnya itu.
[•••]
" Kita pake' mobil ini? " Al bertanya saat Yuki mengeluarkan sebuah kunci dan menyerahkan padanya,
" Selama lo jadi cowok gue, lo harus pakek mobil ini. Gue suka dan lo juga lebih cocok pakek mobil ini " jelas Yuki enteng.
" Gue suka mobilnya, tapi kenapa harus ping? "
Komplainnya saat melihat dengan jelas bahwa mobil keluaran Inggris di depannya ini berwarna ping. Warna cewek dan ia merasa aneh jika berhubungan dengan warna manis itu." Al, yang bayar sewa mobil ini gue, jadi gue berhak nentuin warnanya apa. ".
Jika sudah begini, Al bisa apa? Bukankah dalam perjanjian, ia harus menuruti semua yang Yuki inginkan?
Ok, do it now.Selama di perjalanan, mereka sama-sama terdiam,menikamati keadaan jalan yang ramai akan lalu lalang pengemudi lain. Dan itu memang menjadi pemandangan biasa di kota besar ini, jadi tidak heran jika waktu akan menjadi hal yang sangat diperhitungkan.
" Eh, ntar pas di traffic lights , kita belok kanan. Lurus aja sampe ada perumahan dan kita masuk ke sana. "
Yuki menjelaskan letak rumah yang pernah menjadi tempat tinggalnya sebelum ia tinggal di apartemen bersama Ily, rumah di mana ia dibesarkan dan tinggal bersama kedua orangtuanya dan sang adik tercinta." Yes Madam "
Eh??
Yuki menoleh, madam?Al terkekeh geli melihat ekspressi Yuki yang menaikkan sebelah alisnya,
" Gue berasa jadi sopir lo daripada pacar lo "" Emang lo pacar gue? "
Yuki bertanya" Iya "
" Sejak kapan? "
" Sejak gue tanda tangan kontrak " jawab Al masih fokus pada kemudinya.
" Bagus kalo lo mikir kita pacaran, berarti lo tau apa yang harus lo lakuin di depan orang tua gue. Pastiin mereka setuju sama lo, dan ubah pemikiran mereka buat nggak bikin gue cepet-cepet kawin. " jelas Yuki panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar sewaan? (✔)
FanfictionGara-gara dituntut untuk segera memiliki suami, seorang aktris muda keturunan Jepang harus menyewa seseorang untuk menjadi pacarnya. Namun seiring waktu, perasaan itu berkembang menjadi hal yang nyata. Hingga takdir membawa mereka pada kehidupan ma...