Pintu dengan warna dominan putih itu terbuka lebar,
Sebuah kursi roda beserta seorang lelaki yang Yuki amat kenal duduk dengan nyaman di sana.
Seorang wanita yang juga Yuki kenal, dengan setia dan sabar mendorong kursi roda yang diduduki suaminya.Yuki menarik napas pelan, mencoba tersenyum menyambut kedua orangtuanya,
" Sayang,! "
Yuki menghampiri kedua orang tuanya dengan berjalan pelan.
Lalu tubuh itu ia bawa untuk jongkok menyamai tinggi papanya." Papa apa kabar? " tanyanya perhatian
" Sudah lebih baik. Tapi sepertinya, mama kamu harus menambah kesabaran untuk menunggu kaki ini berjalan normal! "
Yuki tersenyum kembali, menatap mamanya yang kini ikut jongkok." Mama akan tetap seperti ini Pa, tidak peduli Papa seperti apa. Papa tau?
Waktu Papa koma, Mama hampir tidak pernah keluar bahkan untuk makan.! " adu Yuki bersemangat, kalimat seperti inilah yang membuat papanya tetap kuat dengan keadaan seperti ini.Mama Yuki meraih tangan suaminya, digenggam dengan erat dan diciumnya mesra.
" Bagaimanapun kamu, aku tidak akan pernah berubah! "ucapnya mantap.
Yuki bahagia, dalam keadaan apapun, mereka tetap menjaga keharmonisan keluarga.
" Baiklah, ceritakan pada Papa apa yang membuatmu begitu galau saat ini? "
Topik yang berubah langsung membuat Yuki berpikir untuk menceritakan atau memendam saja beban pikirannya.Mau mengelak rasanya tidak mungkin,
" Apa ini menyangkut Al? " papanya bertanya,
Ah, ini yang tidak Yuki sukai, papanya akan dengan mudah menebak apa yang ada di pikirannya.
Yuki terlihat sedikit salah tingkah, itu membuat mamanya yakin jika yang suaminya katakan adalah benar.
" Ayo ceritakan! "
Kini mamanya memaksa." Yuki nggak tau ini waktunya tepat atau nggak, tapi udah tiga hari Yuki pikirin dan nggak tau apa jawabannya! "
" Tiga hari? " tanya sang Papa penasaran.
Yuki mengangguk.Ini semua bermula dari lamaran Al.
kenapa bisa?
Tentu saja,Setelah Al sadar, dan diperbolehkan untuk istirahat di rumah, Yuki dengan sabar merawat Al yang masih sangat membutuhkan istirahat.
Kebersamaan mereka dalam beberapa waktu menyebabkan perasaan mereka sama-sama besar, bahkan Al tidak malu-malu lagi untuk mengakui bahwa ia sangat mencintai Yuki.Dan yang paling membuat Yuki syok adalah saat Al melamarnya.
Di usia semuda ini?
Duapuluh satu tahun bukan usia yang matang, ya walaupun papa Yuki pernah sangat menganjurkan untuk membuat Yuki menikah di usia muda.Tapi kini yang jadi masalah adalah jika mereka menikah secepat ini, bagaimana hubungannya akan berjalan baik?
Sedangkan Al belum bekerja.
Bukan masalah uang, keduanya bahkan sadar jika papa mama mereka orang berada, tapi Yuki tidak akan meminta hal yang tidak seharusnya ia dapat lagi dari orangtuanya." Al - ee - itu "
Yuki menjawab dengan gagap., ia merasa malu. Pipinya kini merah walau belum menceritakan apapun.Kedua orang tuanya menunggu dengan sabar,
" Al ngelamar Yuki! "
Jawab Yuki sambil menunduk.Papa dan mama Yuki saling melihat satu sama lain, mereka tersenyum.
" Papa memang pernah menyuruh kamu untuk menikah muda, tapi itu sebelum Sharine tertangkap.
Apa kamu tau alasannya? "Yuki menggeleng,
" Baiklah, Papa akan ceritakan alasannya! "
" Papa sering mendapat teror dari seseorang, dia selalu mengatakan bahwa dia akan mencelakakan Papa, dan karena itulah Papa ingin kamu segera menikah. Papa ingin ada yang menjaga kalian jika Papa benar-benar celaka akibat peneror itu. Tapi setelah tau siapa pelakunya dan kini pelakunya sudah ditangkap, Papa sudah lega! "
" Jadi maksud Papa, Papa nggak setuju Yuki nikah muda? "
Papa Yuki melirik ke atas seolah berpikir, itu membuat Yuki tidak sabar.
" Pa! "
" Tidak, maksud Papa, kamu boleh menikah. Tapi ada syarat yang harus kalian penuhi! "
" Syarat? Apa Al harus mapan dulu? "
" Tentu, itu wajib. Dan ada satu lagi. "
Yuki dan mamanya saling berpandangan,
" Al harus lolos ujian dari Papa? "
" Ujian? Papa mau nguji Al? "
" Tentu saja,! "
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar sewaan? (✔)
FanfictionGara-gara dituntut untuk segera memiliki suami, seorang aktris muda keturunan Jepang harus menyewa seseorang untuk menjadi pacarnya. Namun seiring waktu, perasaan itu berkembang menjadi hal yang nyata. Hingga takdir membawa mereka pada kehidupan ma...