Part 8 : Merajuk

2.4K 286 9
                                    

Malam semakin larut saat sepasang kekasih yang baru memperkenalkan status mereka pada kedua orang tua sang gadis itu keluar dari sebuah daerah perumahan elit.
Dengan Mini Cooper ping, mereka membelah jalanan yang semula ramai menjadi sedikit sepi dengan kecepatan sedang.

"  Papa gue nanya apa aja sama lo? " Yuki memulai obrolan dengan mengeluarkan pertanyaan yang mengusik pikirannya sedari tadi, ia bahkan tak berhenti melirik kearah Sang Papa yang membawa 'kekasihnya' untuk berbicara setelah makan malam selesai secara empat mata.

" Diihh kepo. itu urusan lelaki, dan lo nggak termasuk di dalamnya! " jawab Al santai.  Baginya, apa yang disampaikan papa Yuki  terhadapnya adalah hal yang biasa orang tua seorang gadis tanyakan pada kekasih anaknya.

Bibit, bebet, bobot. Tiga hal yang biasa bukan?
Tentu saja, dan Al juga mengerti apa penyebab orang tua bertanya hal seperti itu. Terlebih kedua orang tua Yuki yang menganggap hubungan mereka terjalin serius.

Al ingat saat papa Yuki mengajaknya bicara setelah makan malam selesai,
Pertanyaan standar seorang calon mertua terhadap calon menantunya,
Bertanya mengenai keluarga, pekerjaan, apa saja hal yang ia ketahui tentang Yuki hingga apa alasan ia menyukai Yuki dan memutuskan untuk menjadikannya kekasih.
Sebenarnya hal itu agak berlebihan melihat situasi sekarang yabg mana mereka baru saja dipertemukan, bukankah pertanyaan sedetail itu akan ditanyakan jika sang Pria berniat meminang, tapi kenyataannya sang papa tetap mempertanyakan hal itu terhadapnya.

Al merasa ada satu harapan besar terhadapnya yang diberikan papa Yuki saat pertanyaan-pertanyaan itu keluar. Entahlah itu benar atau tidak, namun untuk memenuhi tuntutan kewajibannya sampai Yuki yang membuatnya harus berhenti berpura-pura serta tujuan utamanya tuntas. Ia bertekat akan melanjutkan misi ini.

Sempat terbesit rasa tidak enak saat pertama kali bertatap muka dengan kedua orang tua Yuki, ia sadar jika apa yang ia lakukan pasti berujung tidak baik. Namun keadaan yang membuatnya melakukan hal ini, ia pun sadar apa yang terjadi adalah takdir yang Tuhan gariskan dan pasti akan ada hikmah dibalik itu semua.

Dan untung saja, Al orang yang cepat tanggap. Ia dengan mudah menjawab walau agak sedikit gugup terlebih saat melihat raut muka lawan bicaranya yang terlihat sangat serius.
Tidak semua jawaban yang ia lontarkan adalah kebohongan, contohnya saja ia bercerita bahwa orangtuanya tinggal di Surabaya.
Itu jujur bukan?

[•••]

" Gue udah siapin tempat tinggal buat lo, dan besok lo harus pindah "
Yuki berjalan kearah Pantry apartemennya dan meraih segelas air yang sudah ia isi dengan air mineral dari lemari es di sana.

Mereka baru saja sampai, duduk lama di dalam mobil membuatnya haus, terlebih debat yang terjadi setelah pertanyaan menuntutnya tidak digubris oleh sang kekasih.
Yuki typecal orang yang mudah kesal jika apa yang ia ingin tidak ia dapat,dan  terkadang luapan emosinya membuat ia tidak dapat berpikir jernih-sering mengambil keputusan yang salah, dan mengakibatkan penyesalan baginya.

Al bergeming, bahkan terkesan mengabaikan tingkah Yuki yang kelihatannya sedang kumat.

" Besok pagi lo harus langsung ke sana,  kalo perlu subuh. Gue nggak mau ada orang lain yang liat lo keliaran di apartemen ini.
"
Yuki berlalu dan segera masuk kamarnya berniat meredakan kekesalannya dengan mandi agar otaknya dingin kembali.
Kemarahan memang selalu membuatnya panas, gerah dan itu sangat ia benci.

Braakkk

Suara keras bersumber dari pintu yang  Yuki hempaskan kasar sebagai luapan emosi membuat Al terperanjat kaget dan langsung menoleh ke sumber suara.  Al hanya menggelengkan kepala dan mengelus bagian dada di mana letak jantungnya berada.
Untung kaget itu tidak menyebabkan jantungnya lepas, sungguh tingkah gadis itu selalu sukses membuat pikirannya kacau, bagaimana bisa mood seseorang dengan mudah berganti-ganti.
Wanita memang makhluk special, lembut dan penuh kasih namun juga sulit dimengerti.

[•••]

Subuh menjelang saat suara Alarm dari Handphone berisik membangunkan tidur malamnya. Meraih benda persegi itu lalu melihat waktu yang tertera pada layar datarnya.
Pukul empat lewat duapuluh menit. Waktu yang cukup untuk ia bersiap menjalankan perintah Yuki.

Pergi ke tempat di mana ia akan tinggal dan mungkin dari sana pula tujuan utamanya akan ia rencanakan.

Enggan rasanya memasuki kamar mandi untuk membasuh tubuhnya disaat mata yang masih sangat mengantuk itu, namun harus ia paksakan agar tidak membuang waktu dengan percuma dan mendapat resiko setelah ini.

Selesai dengan ritual mandi, Al bergegas mengambil beberapa helai pakaian yang ia beli bersama Yuki tempo hari,  lalu  memasukkan nya ke dalam ransel.
Kenapa bukan koper?
Itu karena Ransel sudah cukup menampung barang-barang yang akan ia bawa yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Keluar dari kamar Ily dan mendapati ruang tengah yang masih gelap,  pertanda penghuni di apartemen itu belum kembali dari alam mimpi alias masih tidur.

Al meraih Handphone dari dalam sakunya dan kembali Membaca pesan yang Yuki kirim semalam dengan berisikan alamat apartemen barunya, Al kemudian meraih knop pintu dan membukanya agar ia bisa keluar dari sana.

Belum sepenuhnya kaki itu keluar, suara tak asing terdengar dari belakang tubuhnya.

" Eh, lo mau kemana? "

Ily menghampiri Al yang sudah terlihat rapi walau penerangan di tempat itu minim.
Wangi sabun menyeruak dan merangsek masuk ke indera penciuman Ily pertanda bahwa lelaki di depannya ini baru selesai mandi, berbanding terbalik dengan keadaannya yang masih awut-awutan karena baru bangun tidur.

" Gue tinggal di tempat yang baru. Apa sahabat lo belum cerita? "

" Nggak,,, maksud gue belum. Gue pulang larut, dan saat gue pulang pun Yuki udah tidur. Tapi lo mau tinggal di mana? "

" Lo tanya dia aja, gue cabut."
Pamit Al,  ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti namun sejenak ia berbalik lagi,

" Temen lo ngambek sama gue, jutek.  Tapi tetep cantik! "

Al tersenyum penuh arti dan melanjutkan kembali langkahnya.

Ily bertingkah tak acuh dan menutup pintu apartemen lalu kembali masuk ke dalam kamar.
Malanjutkan mimpi yang belum selesai.

[•••]

" Berita terbaru datang dari selebritis muda keturunan Jepang yang diketahui tengah menjalin hubungan serius dengan seorang pria tampan,
sekian lama menyandang status jomblo, pada akhirnya artis cantik yang bernama Yuki Kato ini menunjukkan pesonanya dengan menggandeng seorang pria yang belakangan diketahui bernama Ali. Foto yang tersebar diberbagai media sosial seperti Twitter dan Instagram para fans yang didapat dari sumber terpercaya, ternyata cukup membuat berita ini menjadi topik hangat minggu ini.
Tak hanya itu, para fans sangat mendukung hubungan idolanya. Bahkan ada yang menginginkan mereka bermain dalam satu film. "

Berita terhangat minggu ini setelah Yuki memutuskan memublikasikan hubungannya di depan awak media berbuah manis. Ia tak menyangka jika akan banyak tawaran menguntungkan yang datang padanya.
Dari iklan, film bahkan sinetron.
Namun dengan Al sebagai partner.
Menurut banyak orang,mereka adalah pasangan ideal, di mana sang gadis cantik dan pria tampan dengan karisma yang mampu membuat gadis lain terpikat.

Yuki tertarik namun tidak dengan Al, ia seolah enggan dengan kegiatan keartisan yang membuatnya sedikit tidak nyaman. Terlebih saat ini ia dalam penyamaran. Bagaimana jika identitas aslinya diketahui sebelum tujuannya tercapai?
Semua akan sia-sia.

Tapi ternyata semua yang terjadi tidak sesuai dengan pemikirannya, apa yang ia dapat setelah Yuki berhasil membujuknya justru membuat ia sangat bahagia.

Ini sangat membuatnya bahagia, amat sangat. Seperti orang yang baru saja menang lotre, Al selalu menggumamkan ucapan Syukur pada sang pencipta karena dengan ini ia berharap tujuannya akan terealisasi dengan waktu yang singkat.

Bertemu dengan seseorang yang akan membawanya pada sang pemilik rindunya, Bunda.

Tbc

Pacar sewaan? (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang